Disampaikan Jumali, pihaknya selalu menganggarkan setiap tahunnya, untuk eksistensi pagelaran Pathol Sarang.
Baca Juga: Pemberkasan Sertifikasi Triwulan II 2023 Dimulai, Ini Jadwal Pencairan TPG Triwulan II
“Pemerintah Desa Karangmangu setiap tahun menganggarkan untuk warisan budaya ini, agar terus dilestarikan,” imbuhnya.
Ketua Panitia Pathol Sarang, Yanto mengungkapkan, Pathol Sarang dahulunya digunakan untuk mencari prajurit pada zaman kerajaan Majapahit.
Karena Rembang terkenal dengan daerah pesisirnya, maka mayoritas peserta Pathol Sarang diikuti oleh para nelayan.
“Pathol itu untuk mencari prajurit. Lalu lama kelamaan, saat penjajahan itu digunakan untuk adu domba, dari daerah satu dengan daerah lain dijadikan satu untuk diadu. Kemudian pada saat merdeka, itu digunakan untuk ajang perjudian,” imbuhnya.
Peserta Pathol Sarang, Khoirul Amin, mengaku sudah sejak kecil dirinya mengikuti pertandingan Pathol Sarang.
“Ini untuk menjalankan tradisi turun temurun sejak zaman nenek moyang kita, sudah ada Pathol. Jadi jangan sampai kita memusnahkanlah istilahnya,” tandasnya.*