Network
Dengan demikian, Rhenald menilai masih banyak pihak yang tidak memahami dan tidak ada juga pihak yang melakukan sosialisasi ketentuan penggunaan gas air mata dalam sebuah pertandingan sepak bola sesuai aturan FIFA.
Dengan adanya kejadian ini, diakui Rhenald TGIPF akan memberikan perhatian untuk ikut mentransformasi sepak bola Indonesia.
Baca Juga: Cuaca Ekstrem Landa Sejumlah Wilatah, BMKG Jelaskan Penyebab Hujan Diserta Angin Kencang
“Maka perhatian TGIPF ini adalah mengubah peradaban dan memperbaiki peradaban budaya sepak bola supaya nyaman aman dan menyenangkan bagi penonton,” tuturnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari YouTube Kemenko Polhukam.
Sebelumnya, kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu 1 Oktober 2022 yang dimenangkan tim tamu dengan skor 2-3.
Aremania, julukan suporter Arema FC lantas meluapkan kekecewaan tim kesayangannya yang kalah dengan memasuki lapangan selepas peluit akhir pertandingan berbunyi.
Pihak kepolisian kemudian menembakkan gas air mata karena menilai suporter melakukan kerusuhan dan mengancam keselamatan para pemain dan ofisial.
Akibatnya, 131 suporter yang berada di dalam stadion meninggal dunia karena terinjak-injak dan kekurangan oksigen setelah berdesakan berebut keluar stadion.
Dalam perkara ini, Polri telah menetapkan enam tersangka yang terdiri dari pihak sipil dan unsur kepolisian.
Discalimer: Artikel ini sebelumnya tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "TGIPF: Panpel Sudah Ingatkan Petugas Keamanan Jangan Bawa Gas Air Mata di Laga Arema FC vs Persebaya".***
