Mengenal Ciri Gunung Akan Meletus dan Bagaimana Proses Hingga Terjadinya Gunung Api

- 23 Januari 2022, 05:22 WIB
Gunung Merapi luncurkan awan panas guguran sejauh 2.500 meter sore ini ke arah Barat Daya.
Gunung Merapi luncurkan awan panas guguran sejauh 2.500 meter sore ini ke arah Barat Daya. /Foto : Twitter @BPPTKG/


PORTAL SULUT - Berdasarkan data hasil pemantauan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Indonesia, negara kita memiliki sekitar 127 Gunung berapi aktif.

Di sini semua tipe Gunung berapi sudah lengkap, mulai dari Gunung berapi strato yang memiliki bentuk tinggi dan kerucut.

Baca Juga: Waduh! Ternyata Gunung Slamet Bakal Meletus Tahun Ini, Pakar Spritual Ki Dharma: Lahar Mencapai 3 Kilometer

Gunung berapi perisai yang memiliki bentuk seperti kubah, sampai Gunung berapi maar yang memiliki kawah.

Dengan jumlah dan juga jenis yang beragam cukup wajar kalau Indonesia sering memberitakan tentang peristiwa meletusnya Gunung berapi.

Dilansir portal.sulut.pikiran-rakyat.com, unggahan dari kanal YouTube Daftar Populer.

Sedikitnya akan membahas tentang bagaimana proses berapi akan meletus.

Seperti yang kita tahu kondisi geologis Indonesia yang berada di cincin api Pasific.

Membuat negara kita ini ramai dengan keberadaan Gunung berapi.

Makannya soal gempa maupun Gunung meletus sudah menjadi hal yang lumrah untuk kita warga Indonesia atau sudah menjadi langganan yang tetap.

Berdasarkan aktivitasnya Gunung berapi di bagi menjadi 3 klasifikasi oleh para ilmuwan.

1. Gunung api aktif
Untuk Gunung api yang masih bekerja.

2. Gunung api mati
Untuk Gunung api yang tidak memiliki catatan erupsi sejak tahun 1600.

Baca Juga: Beri Pesan Mengerikan, Ahli Spritual Ini Mengaku Didatangi Eyang Lawu Penunggu Gunung Lawu, Akankah Tanda Ba

3. Gunung api istirahat
Yaitu Gunung api yang sewaktu-waktu meletus lalu istirahat panjang.

Namun meskipun berbeda klasifikasi, proses letusan gunung berapi tetap melibatkan faktor-faktor yang sama.

Membicarakan faktor Gunung api meletus sepertinya kita harus mulai dulu dari 3 istilah penting dalam peristiwa ini.

Tekanan litostatik
Tekanan litostatik adalah sebuah tekanan vertikal yang di sebabkan oleh berat sedimen yang di atasnya.

Simpelnya, tekanan litostatik ini adalah tekanan yang di berikan oleh permukaan bumi pada tiap lapisan.

Contohnya saja Gunung, makin besar gunungnya maka semakin berat juga gunungnya.
Jadi tekanan likostatiknya juga semakin besar.

Tekanan magmastatik
Sementara tekanan magnastatik adalah tekanan yang di sebabkan oleh magma.

Karena magma ini berbentuk dari berbagai senyawa dan juga material yang sangat panas.
Jadi magma membentuk gelembung panas, akibat sifat gelembung yang ke atas maka tekanan magmastatik ini bukan turun ke bawah melainkan naik ke atas.

Setelah mendapatkan tekanan dari atas dan mendapatkan tekanan likostatik dan tekanan magmastatik atau tekanan dari bawah.

Makannya timbulah kekuatan batuan yang berada di tengah-tangah.

Fenomena ini bisa kita miripkan dengan keadaan manusia dan juga tekanan hidup.

Kalau seorang banyak tekanan, hasilnya akan ada dua makin kuat kalau tekanannya bisa di atasi , atau makin lemah kalau tekanan nya berat.

Baca Juga: Peringatan! Arti Tangisan Anak Indigo, Hard Gumay : Gunung Meletus Hingga Ombak Besar Menyapu Daratan

Di kekuatan batuan ini juga sama kalau tekanannya Masi bisa di tahan maka batuan yang akan di tengah akan menjadi semakin kuat.

Namun kalau tekanannya sangat kuat maka batuannya akan menjadi lembek dan bertextur kayak lumpur.

Nah sekarang kita akan membahas tentang proses meletusnya Gunung berapi.
Proses Gunung api meletus di sebabkan oleh satu hal yaitu berkurangnya tekanan likostatik yang artinya tidak bisa menahan tekanan magmastatik.

Biasanya proses dari gunung api meletus berawal dari inti bumi, yang suhunya mencapai 5,504 °c.

Dengan suhu yang nyaris sampai enam ribu derajat ini, beberapa batuan yang berada di dekat inti bumi akan mulai mencair.

Batuan mencair ini ni yang kemudian kita kenal dengan nama magma.

Karena magma ini lebih ringan ketimbang batuan lainnya maknnya dia akan berjalan naik dan menuju ke lapisan kerak bumi.

Di sini magma yang baru terbentuk di sekitar inti bumi akan bertemu dengan magma lainnya yang merupakan tekanan magmastatik semakin besar.

Makin banyak magma yang di hasilkan maka semakin besar juga tekanan magmastatiknya.
Suatu saat tekanan ini yang akan sangat kuat dan berhasil mendobrak dinding batuan yang menahan magma ini keluar dari kerak bumi.

Hal ini kita kenal dengan nama Erupsi.

Biasanya kejadian ini yang membuat gunung api memuntahkan api lahar berbahayanya.

Mulai dari abu vulkanik, lava panas, hingga batuan batuan besar.

Baca Juga: Mustahil Terbelah! Ternyata Gunung ini Menjadi Paku Bumi yang Ditancapkan Para Dewa di Tanah Jawa

Di beberapa kejadian terutama letusan gunung berapi bawah laut.
Terkadang di ikuti oleh pola-pola baru.

Biasanya ini di sebabkan oleh aliran lava yang menyembur lalu mendingin dan mengeras.

Namun dalam tahap awal pulau-pulau ini sering kali tidak stabil.

Beberapa pulau yang terbentuk dari proses ini adalah Pulau hingga tongga di Pasific selatan.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah