7 Tradisi Unik Hari Raya Idul Adha di Indonesia, Apakah Daerahmu Ada?

16 Juni 2024, 06:20 WIB
Tradisi upacara sekaten yang diselenggarakan masyarakat Yogyakarta. /tangkapan layar laman kemdikbud.go.id/

PORTAL SULUT - Pemerintah telah menetapkan hari raya Idul Adha 10 Zulhijah 1445 Hijriah jatuh pada Senin 17 Juni 2024.

Idul Adha adalah hari raya atau hari besar kedua bagi umat Islam setelah hari raya Idul Fitri. Hari raya Idul Adha jatuh setiap tanggal 10 Dzulhijjah menurut kalender Hijriah atau 70 hari setelah hari raya Idul Fitri.

Hari raya Idul Adha merupakan puncak ibadah haji, dimana jutaan umat Islam dari seluruh dunia berkumpul di Mekkah untuk melakukan rangkaian ibadah yang menjadi rukun Islam kelima ini.

Bagi Anda yang belum mampu mengerjakan ibadah haji, maka berkurban menjadi salah satu cara mendekatkan diri kepada-Nya saat hari raya Idul Adha. Berkurban menjadi amalan utama Idul Adha dengan cara melakukan penyembelihan hewan kurban.

Baca Juga: Daerah Mana yang Cair Sertifikasi Guru Triwulan II dan THR TPG 100 Persen? Ini Data Per 16 Juni 2024

Nah, berikut ini 7 tradisi unik saat hari raya Idul Adha yang dirangkum dari berbagai sumber.

1. Tradisi Grebeg Gunungan

Dalam memperingati hari raya Idul Adha, umat Islam di Yogyakarta akan menggelar tradisi Grebeg Gunungan.

Mirip seperti tradisi yang dilakukan masyarakat Semarang, masyarakat Yogyakarta juga mengarak hasil bumi dari halaman Keraton sampai masjid Gedhe Kauman.

Ada tiga gunungan yang diarak terdiri dari rangkaian sayur-mayur dan buah.

Tak hanya saat Idul Adha, di Yogyakarta tradisi ini juga digelar setiap hari besar agama Islam lainnya.

Misalnya saja, saat Idul Fitri ada acara Grebeg Syawal.

2. Tradisi Meugang

Aceh punya tradisi Meugang saat hari raya Idul Adha yang sudah ada sejak zaman kerajaan dan masih terus dilakukan hingga sekarang.

Meugang atau Magmeugang adalah tradisi menyembelih kurban seperti kambing atau sapi yang dilakukan saat bulan Ramadhan, Idul Adha, dan Idul Fitri.

Daging yang disembelih itu nantinya akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat.

Tradisi ini digelar sebagai ungkapan syukur atas kemakmuran tanah Aceh.

Selain membagikan daging secara gratis, umat Islam di Aceh juga akan mengolah daging yang ada menjadi hidangan untuk dimakan bersama keluarga.

Baca Juga: 30 Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha 2024 Dalam 2 Bahasa

3. Tradisi Toron atau Mudik

Menjelang Idul Adha, umat Islam di Madura Jawa Timur akan melakukan tradisi Toron.

Sama seperti mudik saat Idul Fitri, warga Madura dari perantauan akan kembali pulang ke kampung halaman masing-masing.

Sesampainya di kampung halaman, masyarakat Madura akan melakukan silaturahmi ke sanak saudara maupun tetangga.

Silaturahmi adalah puncak dari perayaan tradisi Toron.

4. Tadisi Gamelan Sekaten

Ada sebuah tradisi perayaan Idul Adha di Cirebon yang berasal dari Sunan Gunungjati namanya Gamelan Sekaten.

Tradisi ini dipercaya merupakan salah satu cara Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam di tanah Cirebon.

Sesuai namanya, setiap perayaan hari besar agama Islam yakni Idul Fitri dan Idul Adha, gamelan di area Keraton Kasepuhan Cirebon akan dibunyikan.

Alunan gamelan tersebut menjadi penanda bahwa muslim di Cirebon Tengah merayakan hari raya kemenangan.

Biasanya gamelan dibunyikan sesaat setelah Sultan Keraton Kasepuhan keluar dari Masjid Agung Sang Cipta Rasa.

5. Tradisi Manten Sapi

Manten Sapi merupakan sebuah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Pasuruan Jawa Timur.

Saat hari raya Idul Adha, umat Islam di Pasuruan menggelar tradisi ini sebagai penghormatan terhadap hewan qurban yang akan disembelih.

Uniknya sebelum disembelih, hewan kurban akan dirias seperti pengantin.

Selain dirias, hewan-hewan tersebut juga di kalungkan bunga 7 rupa dan dibalut dengan kain kafan, sorban serta sajadah.

Kain kafan sendiri punya makna kesucian orang yang berkurban.

Hewan kurban yang sudah dirias kemudian diarak menuju masjid setempat untuk disembelih dan dagingnya diolah jadi hidangan untuk disantap bersama.

6. Tradisi Apitan

Semarang Jawa Tengah memiliki tradisi Apitan saat hari raya Idul Adha.

Tradisi tersebut dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur atas rezeki berupa hasil bumi yang diberikan Tuhan.

Tradisi ini diawali dengan pembacaan doa dilanjutkan dengan arak-arakan hasil tani hingga ternak gunungan.

Sepanjang jalan warga sekitar akan saling berebut gunungan.

Warga setempat percaya bahwa tradisi ini dulunya merupakan kebiasaan para Walisongo sebagai bentuk ungkapan rasa syukur saat perayaan Idul Adha.

Bukan hanya arak-arakan saja yang bisa disaksikan, tapi juga bisa melihat hiburan tradisional khas Semarang.

7. Tradisi Lawa Pipi

Pada perayaan Idul Adha, umat Islam di Ulih Lawang Maluku Tengah akan menggelar tradisi Lawa Pipi atau arak-arakan hewan kurban.

Kata Lawa Pipi berasal dari bahasa Hila, terdiri dari dua kata lawak yang artinya lari dan pipi punya makna kambing.

Lawa Pipi dilakukan sehari setelah salat Idul Adha.

Dilansir dari laman Dinas Pariwisata Provinsi Maluku, kambing yang boleh dipakai biasanya di atas dua tahun dan tidak cacat.

Kambing yang terpilih punya sebutan Tema.

Sebelum disembelih kambing tersebut akan dibawa ke halaman rumah Raja Oolong dan didoakan bersama-sama.

Setelah itu diarak keliling kampung.

Hewan-hewan itu kemudian akan diajak berlari mengelilingi masjid adat Hasan Sulaiman sebanyak tujuh kali menyerupai tawaf.

Pada akhirnya, hewan tersebut dipotong dan orang-orang akan melemparkan uang, baik uang kertas maupun koin ke area pemotongan.

Itulah tadi 7 tradisi perayaan hari raya Idul Adha di Indonesia.**

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler