PORTAL SULUT - Masih ingat buaya berkalung ban di Palu, Sulawesi Tengah yang sempat heboh sekitar tahun 2018 silam?, ya buaya tersebut kini muncul lagi.
Sebelumnya buaya berkalung ban tersebut sempat akan diburu Panji Petualang untuk dilepaskan sempat ke Palu berupaya melepas ban yang melingkar di leher buaya itu, namun gagal.
Tidak hanya Panji, perburuan buaya juga melibatkan pawang buaya dari luar negeri, Matt Nicolas Wright asal Australia dan Forrest Galante dari Amerika Serikat sekitar awal tahun 2020 lalu.
Baca Juga: Facebook Beri Bantuan Dana Rp12,5 Miliar untuk Masyarakat, Ini Syarat dan Cara Daftarnya
Kedua lagi-lagi tidak bisa melepaskan ban yang melingkar di buaya tersebut.
Kini buaya tersebut muncul di sekitar jembatan Jalan I Gusti Ngurah Rai Palu.
Rabu 7 Oktober 2020 jelang sore menjadi tontonan warga.
Dikutip dari iNSulteng.com buaya terlilit ban bekas sepeda motor di lehernya. Ia berjemur di bibir sungai tepat sekitar jembatan.
Baca Juga: 7 Oktober : Sulut 23 Kasus Sembuh Corona
“Banyak yang bilang itu (ban di leher buaya) karena sampah di sungai. Tapi sulit menerima penjelasan itu. Kalau buaya bisa masuk secara tidak sengaja di lubang ban pasti mudah dia keluar, apalagi kalau ukuran tubuhnya lebih lecil dari ban," kata Ketua Komunitas Pencinta Reptil Palu, Gunawan, dikutip dari RRI.
Pihak BKSDA Sulteng juga menegaskan sebab yang sama. Kepala Wilayah I Konservasi BKSDA Sulteng, Haruna Hamma, belum lama iini menyebut jika Buaya masuk kedalam lingkaran ban dengan sendirinya adalah hal yang mustahil.
Baca Juga: Menunggu Prakerja Gelombang 11, Yuk Ikut Program JPS dari Kemnaker
Haruna menduga kuat, hewan malang itu sengaja dijerat dengan ban yang terikat tali oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Artikel ini sebelumnya dimuat di iNSulteng.com dengan judul Buaya Besar Terlilit Ban Sepeda Motor Bekas Muncul di Sungai Palu.
"Tidak mungkin masuk sendiri (ban di leher buaya) itu bukan perilaku buaya. informasi yang kami dapat dari warga pesisir, pernah ada warga yang menangkap buaya dan mengikatnya dengan ban dan tali. Itu menguatkan dugaan kami," jelas Haruna.(Selvanti/iNSulteng.com)***