Ramai Gibran Rakabuming, Inilah Beda Asam Sulfat dan Asam Folat

6 Desember 2023, 19:18 WIB
Kampanye peserta Pemilu 2024, Gibran Rakabuming Raka akan menyambangi Kota Tangerang. /ANTARA

PORTAL SULUT - Belakangan ini, asam sulfat menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.

Bahasan seputar zat kimia ini mencuat setelah calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, salah menyebut asam folat untuk ibu hamil sebagai asam sulfat.

Pernyataan tersebut terjadi saat Gibran mengisi acara diskusi ekonomi kreatif pada Minggu, 3 Desember 2023, di kawasan Senopati, Jakarta Selatan.

Baca Juga: RESMI 10 Link Pengumuman Kelulusan PPPK Guru 2023 di Provinsi Bengkulu

Gibran telah meminta maaf atas kesalahan penyebutan zat yang dibutuhkan oleh ibu hamil.

Penting untuk dicatat bahwa asam folat dan asam sulfat adalah dua zat yang berbeda dan memiliki karakteristik serta kegunaan yang berbeda pula.

Asam Sulfat

Asam sulfat, dengan rumus kimia H2SO4, merupakan substansi kimia yang bersifat korosif dan berbahaya bagi tubuh manusia.

Paparan berlebihan terhadap asam sulfat dapat memiliki dampak fatal. Zat kimia ini umumnya digunakan dalam berbagai industri, termasuk pembuatan pupuk, penyamakan kulit, pengolahan minyak, pewarnaan tekstil, dan penambangan timah.

Menurut National Library of Medicine, asam sulfat adalah cairan berminyak bening, tidak berwarna, dan sangat korosif. Cairan ini juga dikenal sebagai komponen dalam air aki yang berfungsi sebagai penghantar dan penyimpan listrik.

Asam sulfat bersifat korosif terhadap berbagai bahan, termasuk logam, dan dapat menyebabkan kerusakan parah pada kulit dan jaringan.

Paparan asam sulfat dapat mengakibatkan erosi gigi dan iritasi saluran pernapasan jika dihirup.

Jika tertelan, zat ini dapat membakar mulut dan tenggorokan, bahkan menciptakan lubang di perut.

Oleh karena itu, asam sulfat sering digunakan sebagai bahan kimia dalam pembuatan deterjen, zat pewarna, cat atau pigmen, bahan peledak, industri logam, dan berbagai produk kimia lainnya.

Baca Juga: RESMI 10 Link Pengumuman Kelulusan PPPK Guru 2023 di Provinsi Bengkulu

Asam Folat

Sementara itu, asam folat adalah bentuk sintetis dari vitamin B9, juga dikenal sebagai asam pteroylmonoglutamic.

Vitamin ini merupakan bentuk folat sintetis yang umumnya ditambahkan pada makanan dan minuman.

Asam folat sangat penting bagi ibu hamil karena membantu mendapatkan asupan yang diperlukan, selain zat besi, kalsium, dan mineral lainnya.

Asupan asam folat yang cukup sebelum dan selama kehamilan dapat mencegah timbulnya kecacatan tabung saraf pada bayi, seperti spina bifida (kelainan pada tulang belakang).

Asam folat dapat ditemukan dalam suplemen makanan dan makanan alami.

Beberapa makanan yang kaya asam folat meliputi hati sapi, bayam, kacang tolo, sereal sarapan yang diperkaya, dan asparagus.

Sayuran hijau gelap, buah-buahan, kacang-kacangan, makanan laut, telur, produk susu, unggas, jus jeruk, daging, dan biji-bijian juga mengandung asam folat.

Asam folat memiliki peran penting dalam menjaga stamina, mencegah keguguran, mencegah anemia, menurunkan risiko preeklamsia, dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan sel-sel tubuh, termasuk sel-sel embrio dan janin.

Pentingnya Pemahaman Perbedaan

Penting bagi masyarakat untuk memahami perbedaan antara asam folat dan asam sulfat guna menghindari kesalahpahaman yang dapat membahayakan.

Kesalahan dalam penggunaan atau penyebutan zat kimia dapat berdampak serius pada kesehatan dan keselamatan.

Oleh karena itu, penyampaian informasi yang akurat dan pemahaman yang baik tentang perbedaan keduanya menjadi kunci dalam menjaga kesehatan dan keselamatan.

Dalam konteks ini, pernyataan Gibran Rakabuming Raka yang salah menyebutkan asam folat sebagai asam sulfat seharusnya menjadi pengingat akan pentingnya pemahaman mengenai zat-zat kimia, terutama bagi mereka yang memiliki pengaruh dalam berbagai sektor, termasuk politik dan ekonomi.

Pendidikan dan pengetahuan mengenai bahan kimia sangat krusial dalam mencegah kesalahan yang dapat berakibat buruk.

Diharapkan bahwa insiden ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya literasi kimia.

Pemerintah, lembaga pendidikan, dan tokoh-tokoh masyarakat memiliki peran besar dalam menyosialisasikan informasi yang benar dan memastikan pemahaman yang baik mengenai zat-zat kimia, sehingga dapat menghindari kesalahan yang tidak diinginkan di masa depan.

Dengan pengetahuan yang tepat, masyarakat dapat lebih berdaya dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kesehatan, keselamatan, dan lingkungan.

Semoga insiden ini menjadi momentum positif dalam memperkuat literasi kimia di Indonesia.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler