Muncul Wabah Leptospirosis di Jawa Tengah, 32 Orang Meninggal, Gejala Mirip Flu, Apa Itu Leptospirosis?

3 Maret 2023, 05:39 WIB
Ilustrasi Muncul Wabah Leptospirosis di Jawa Tengah, 32 Orang Meninggal, Gejala Mirip Flu /Freepik/freepik/

PORTAL SULUT - Penyakit Leptospirosis muncul di Jawa Tengah dan DIY. Kementerian Kesehatan mencatat sudah 32 orang meninggal akibat wabah ini.

Apa sebenarnya Leptospirosis? dan apa saja gejala dan penangananya?

Dikutip dari alodokter, Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi. Beberapa hewan yang tergolong sebagai perantara penyebaran leptospirosis adalah tikus, sapi, anjing, dan babi.

Baca Juga: INFO TERBARU, Ini Bocoran Jam Pengumuman PPPK Guru 2022, Saat Tanggal 10 Maret 2023 Nanti

Gejala pada leptospirosis mirip dengan gejala penyakit flu, tetapi lebih berat serta disertai dengan bengkak di kaki dan tangan, serta kulit menjadi kuning. Jika tidak diobati dengan tepat, leptospirosis dapat menyebabkan kerusakan organ dalam, bahkan mengancam nyawa.

Penyebab Leptospirosis

Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang hidup selama beberapa tahun di ginjal ginjal. Beberapa hewan yang dapat menyebarkan bakteri Leptospira adalah: Anjing, Babi, Kuda, Sapi dan Tikus.

Bakteri Leptospira sewaktu-waktu dapat keluar bersama urine sehingga mengontaminasi air dan tanah. Di air dan tanah, bakteri ini dapat bertahan selama beberapa bulan atau tahun.

Sementara itu, penularan bakteri Leptospira ke manusia dapat terjadi akibat hal-hal berikut:

- Kontak langsung antara kulit dengan urine hewan pembawa bakteri

- Kontak antara kulit dengan air dan tanah yang terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri

- Konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri

Baca Juga: Pengumuman PPPK Guru 2022 Ternyata Pada Tanggal Cantik, Peserta: Alhamdulillah Kabar Baik

Bakteri Leptospira dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, baik luka kecil seperti luka lecet, maupun luka besar seperti luka robek. Bakteri ini juga bisa masuk melalui mata, hidung, mulut, dan saluran pencernaan.

Leptospirosis bisa menular antarmanusia melalui ASI atau hubungan seksual, tetapi kasus ini sangat jarang terjadi.

Gejala Leptospirosis

Pada beberapa kasus, gejala leptospirosis tidak muncul sama sekali. Namun, pada kebanyakan penderita, gejala penyakit ini bisa muncul 1–2 minggu setelah terpapar bakteri Leptospira.

Gejala leptospirosis sangat bervariasi pada setiap penderita dan awalnya sering kali dianggap sebagai gejala penyakit lain, seperti flu atau demam berdarah. Tanda dan gejala awal yang muncul pada penderita leptospirosis antara lain:

- Demam tinggi dan menggigil

- Sakit kepala

- Mual, muntah, dan tidak nafsu makan

- Diare

- Mata merah

- Nyeri otot, terutama pada betis dan punggung bawah

- Sakit perut

- Bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang saat ditekan

Baca Juga: CATAT JADWAL TERBARU Pengumuman PPPK Guru 2022 Khusus Provinsi Jawa Barat

Keluhan di atas biasanya pulih dalam waktu 1 minggu. Namun, pada sebagian kasus, penderita dapat mengalami penyakit leptospirosis tahap dua yang disebut dengan penyakit Weil. Penyakit ini terjadi akibat peradangan yang disebabkan oleh infeksi.

Penyakit Weil dapat berkembang 1–3 hari setelah gejala leptospirosis muncul. Keluhan yang timbul bervariasi, tergantung pada organ yang terinfeksi. Gejala dan tanda pada penyakit Weil antara lain:

- Demam

- Penyakit kuning

- Sulit buang air kecil

- Bengkak di tangan dan kaki

- Perdarahan, seperti mimisan atau batuk berdarah

- Nyeri dada

- Sesak napas

- Jantung berdebar-debar

- Lemas dan keringat dingin

- Sakit kepala dan leher kaku

Kapan harus ke dokter

Periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala yang disebutkan di atas. Gejala leptospirosis terkadang mirip dengan gejala penyakit infeksi lain sehingga perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab pastinya sebelum terjadi komplikasi.

Segera ke IGD rumah sakit terdekat jika Anda mengalami gejala-gejala leptospirosis yang lebih parah, seperti:

- Penyakit kuning

- Sulit buang air kecil

- Tangan dan kaki bengkak

- Nyeri dada

- Sesak napas

- Batuk berdarah

Baca Juga: Segera! Pencairan THR dan Gaji Ke-13 untuk PNS, TNI, Polri dan Pensiunan, Ini Jadwal Terbaru

Jika Anda terdiagnosis menderita leptospirosis, lakukan kontrol secara rutin selama pengobatan.

Pengobatan Leptospirosis

Leptospirosis yang ringan umumnya tidak memerlukan penanganan khusus, bahkan bisa sembuh dengan sendirinya dalam 7 hari. Pada kondisi yang berat, pengobatan ditujukan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi.

Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang bisa dilakukan untuk penderita leptospirosis yang bergejala berat:

Pemberian obat-obatan

Jika gejala sudah timbul, dokter akan memberikan obat-obatan untuk meredakan gejala dan mengatasi infeksi bakteri. Beberapa obat yang akan diberikan adalah:

- Obat antibiotik, seperti penisilin, amoxicillin, ampicillin, doxycycline, atau azithromycin

- Obat penurun demam dan nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen

Pencegahan Leptospirosis

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi risiko penyebaran infeksi leptospirosis, yaitu:

- Mengenakan pakaian pelindung, sarung tangan, sepatu bot, dan pelindung mata, saat bekerja di area yang berisiko menularkan bakteri Leptospira

- Tidak berendam atau berenang di air danau, sungai, atau kubangan

- Mengonsumsi air minum yang sudah terjamin kebersihannya

- Mencuci tangan setiap sebelum makan dan setelah kontak dengan hewan

- Mencuci buah dan sayuran dengan air bersih sebelum mengolahnya

- Menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan lingkungan rumah bebas dari tikus

- Melakukan vaksinasi pada hewan peliharaan dan ternak.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Sumber: Alodokter

Tags

Terkini

Terpopuler