10 Kampung Paling Unik Hanya Ada di Indonesia, Nomor 4 Bikin Sedih Jika Dikunjungi

20 Februari 2023, 09:21 WIB
10 Kampung Paling Unik Hanya Ada di Indonesia, Nomor 4 Bikin Sedih Jika Dikunjungi /

PORTAL SULUT - Indonesia adalah negara yang terkenal di mancanegara karena keramahan warganya.

Mereka yang tinggal di pedesaan dan perkampungan adalah salah satu lapisan masyarakat yang kerap bersikap ramah pada warga asing.

Tidak hanya ramah biasanya setiap pedesaan atau perkampungan memiliki budaya dan ciri khas masing-masing yang mencerminkan keIndonesiaan-nya.

Baca Juga: Masuk Minggu Keempat Februari, Cek Nama-nama yang Peserta Lulus PPPK Guru 2022 di Sini

Tetapi beberapa kampung di Indonesia sangatlah unik, beberapa kampung ini bahkan hanya akan dapat ditemui di Indonesia.

Dikutip Portal Sulut dari Channel YouTube YT Crash, berikut ini 10 Kampung Unik yang ada di Indonesia.

1. Kampung Bisu

Di Bali ada sebuah desa unik bernama Bengkala, dimana dalam kesehariannya para warga berkomunikasi dengan bahasa tubuh.

Alih-alih memakai lisan begitu saja mereka lebih cenderung menggunakan bahasa tubuh, alasannya sendiri karena banyak warga desa Bengkala yang memiliki kekurangan yakni bisu dan tuli.
Untuk itu dalam berkomunikasi mereka memakai bahasa tubuh.

Meskipun memiliki kekurangan tapi hidup di desa Bengkala sama sekali tak berbeda dari tempat lain. Selain unik, desa ini merupakan satu-satunya yang ada di dunia.

2.Kampung Wadon

Sesuai dengan namanya, kampung ini hanya dihuni oleh kaum wadon alias wanita.

Terletak di Rimba Jati Kabupaten Ngawi Jawa Timur, kampung ini terancam punah karena jumlah warganya semakin sedikit dan banyak juga yang memilih untuk pindah ke tempat lain. Terlebih lagi kebanyakan wanita yang tinggal di sini rata-rata sudah berusia paruh baya dan lanjut usia.

Kepercayaan yang sudah berlangsung turun temurun di kampung ini, adalah laki-laki yang sudah menikah dengan warga kampung wadon akan sengsara jika tidak segera pergi dari sana, sehingga pada akhirnya para laki-laki pun pindah tinggal di tempat lain.

Meskipun begitu, warga Kampung wadon tetap hidup berdampingan dan damai. Kebanyakan dari mereka hidup dari penghasilan yang didapat dengan bercocok tanam di ladang.

Baca Juga: CEK DISINI! Ini Ciri Anda Lulus PPPK Guru 2022, P1, P2, P3 dan P Umum Wajib Tahu

3. Kampung Janda

Sekilas hampir tak ada perbedaan antara jampung janda dengan desa-desa lainnya, tapi jika kita perhatikan dengan detail ada satu ciri khas unik yang dimiliki kampung ini.
Tentu saja rata-rata penduduknya yang mayoritas wanita dengan status janda.

Menurut data yang ada, mayoritas penduduk di kampung ini memang janda dengan presentasi 80%.
Bahkan mereka yang menjanda juga tidak selalu tua, karena ada juga yang masih belasan tahun tapi sudah tak bersuami.

Alasan kenapa banyak wanita menjanda di kampung ini adalah karena kecelakaan. Dikatakan jika suami mereka meninggal ketika sedang bekerja.

4. Kampung Idiot

Mengunjungi kampung ini akan membuat anda merasa sedih melihat betapa mirisnya keadaan para penduduk disini.

Rata-rata penduduk yang tinggal di kampung ini mengalami keterbelakangan mental. Kampung ini terletak di kabupaten Ponorogo.

Menurut Dinas Kesehatan setempat, banyaknya pengidap keterbelakangan mental di kampung ini telah terjadi sejak tahun 1970.

Dikabarkan hal ini disebabkan karena kurangnya gizi dan tingkat kemiskinan yang tinggi di kampung ini.

Disebutkan juga jika kurangnya asupan zat yodium menjadi salah satu penyebab tingginya jumlah warga yang mengalami keterbelakangan mental.

Baca Juga: IKN Memanggil Putra Terbaik Indonesia!, 9 Lowongan Kerja untuk S1 Semua Jurusan, Ini Link Pendaftarannya

5. Kampung Pasir

Di Pulau ujung timur Madura tepatnya di Kabupaten Sumenep ternyata ada sebuah tradisi yang sudah dilakukan sejak turun temurun.

Tradisi yang sudah ada sejak zaman dulu itu masyarakat Sumenep ada yang menyebutnya Kampung Pasir.

Julukan Kampung Pasir diberikan kepada masyarakat yang tinggal di Desa Legong Timur, Legong Barat dan Dapenda, yang ada di Kecamatan Batang Kabupaten Sumenep.

Seperti diketahui bahwa pasir untuk daerah lain digunakan untuk pembuatan bangunan, pembuatan jalan atau konstruksi lainnya.
Bukan karena desa ini terpencil atau ketinggalan zaman, tetapi memang desa ini sebagian besar wilayahnya dikelilingi oleh pasir.

Yang menjadikan ciri khas Desa Legong Timur, setiap rumah yang ada di sana pasti memiliki satu ruangan yang dikhususkan sebagai kasur pasir dan digunakan untuk tidur.

6.Kampung No Smoking

Desa Bone-bone memang sejak lama sudah menerapkan larangan merokok untuk seluruh warganya.

Tidak hanya warga, tetapi siapa saja yang datang ke desa ini dilarang untuk merokok.

Memang pada awalnya larangan ini hanyalah norma yang tidak memiliki aturan tertulis, tetapi kemudian pada tahun 2003 dibuat peraturan resmi untuk larangan merokok.

Penerapan peraturan daerah desa ini perlu diacungkan jempol, serta bisa dijadikan contoh bagi desa lain yang ada di Indonesia. Dimana pemerintah desa bersama-sama masyarakat memerangi rokok dan bertekad menjadi desa bebas asap rokok.

7. Kampung Bule

Di bagian barat Indonesia tepatnya di Aceh, juga terdapat satu kampung unik. Masyarakat setempat menyebutnya kampung ini sebagai Kampung Bule.

Alasannya karena di kampung tersebut terdapat banyak bule. Tapi jangan salah, karena mereka bukan warga asing yang sedang berlibur melainkan orang Aceh yang memang memiliki fisik seperti orang Eropa.

Ada dua versi kisah yang beredar mengenai asal muasal suku Daya yang dikenal sebagai bulenya Aceh. Ada yang mengatakan jika dulu Kerajaan Daya pernah menyelamatkan orang-orang Portugis.

Tapi ada pula yang mengatakan jika dulu kelompok Portugis ingin menjajah Aceh, dimana beberapa diantaranya memilih tinggal dan menikah dengan warga setempat

Dari sini kemudian lahirlah anak-anak bermata biru. Tak Hanya Mata banyak juga orang-orang kampung ini yang memiliki rambut pirang.

8. Kampung Korea

Demam K-Pop sempat melanda di tanah air, tidak hanya remaja tapi sampai kalangan artis juga dilanda K-Pop.

Ternyata di daerah Buton Sulawesi Tenggara, ada sebuah kampung yang disebut Kampung Korea.

Disini, aksara yang digunakan nyaris sama dengan aksara Korea, tapi kampung ini bukanlah kampung yang dilanda demam K-Pop melainkan pengaruh dari Etnis Cia-cia, yang memang memiliki bahasa daerah yang sangat mirip dengan bahasa Korea.

Sampai sekarang ini belum ada satu orang pun yang bisa menjelaskan Kenapa Etnis Cia-cia memiliki bahasa yang hampir sama dengan Korea.

Diduga, dahulu kala sebelum Indonesia terbentuk orang-orang Korea pernah berkunjung dan menetap di sana.

9. Kampung Teletubbies

Di Jogjakarta tepatnya di Dusun Nglepen Sumberharjo, terdapat sebuah perkampungan yang rumah-rumah penduduknya menyerupai rumah Teletubbies.

Komplek rumah-rumah tersebut dikenal dengan nama komplek rumah Dome, namun banyak juga yang menyebutnya Desa Teletubbies.

Hal ini dikarenakan semua bangunannya berbentuk Dome atau kubah. Keberadaan rumah-rumah ini tentu bukan tanpa alasan.

Rumah Dome ini awalnya dibangun sebagai tempat tinggal warga pasca gempa besar yang melanda Jogjakarta pada tahun 2006.

Arsitektur rumah ini dirancang tahan gempa dan tahan api. Sejak saat itu warga mulai tinggal di rumah Dome ini.

Bentuk rumah yang unik membuat Kampung Teletubbies ini ramai dikunjungi wisatawan. Mereka penasaran akan isi dari rumah Dome.

Meski bentuknya kecil ternyata rumah Dome memiliki beberapa ruang, bahkan rumah Dome ini juga terbagi menjadi dua lantai.
Saat panas terik udara di rumah pun terasa dingin dan saat hujan lebat penghuninya akan merasa hangat.

10. Kampung Warna-warni

Di Kota Malang Jawa Timur atau yang dikenal sebagai kampung warna-warni, dulunya merupakan pemukiman yang kumuh. Namun sekarang kampung ini menjadi lokasi yang banyak dikunjungi wisatawan.

Tiap akhir pekan diperkirakan jumlah pengunjung yang datang mencapai ratusan orang. Sekitar 107 rumah warga di sini tampak dicat dengan 17 warna dengan gambar yang dilukis oleh komunitas mural.

Inisiatif untuk mengecat Kampung ini muncul dari sejumlah mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang yang tergabung dalam kelompok GS Pro.

Warga yang dulunya membuang sampah di sungai yang membuat kumuh kampungnya, kini tidak lagi dilakukan. Sejumlah tempat sampah disediakan untuk menampung sampah warga dan pengunjung.

Sampah-sampah itu nantinya akan diangkut petugas kebersihan setiap hari, dan biaya untuk mengangkut sampah itu didapat dari tiket masuk seharga Rp2.000 per pengunjung.
Selain untuk sampah, uang tersebut juga digunakan untuk perawatan lingkungan.*

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler