Asal Usul Kota Bandung, Ternyata Begini Ceritanya

17 Mei 2022, 20:07 WIB
Pemandangan aliran Sungai Citarum /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto/

PORTAL SULUT - Berikut asal usul kota Bandung, cerita rakyat dari Provinsi Jawa Barat.

Bandung adalah sebuah kota yang menjadi pusat pemerintahan provinsi Jawa Barat, kota ini dikenal dengan suasananya yang sejuk.

Serta keindahannya sehingga mendapatkan julukan Paris Van Java atau kota Paris dari Jawa.

Baca Juga: AWAS! Satu Kebiasaan Ini Jadi Penghalang Doa Terkabul dan Sebab Rezeki Susah kata Ustadz Adi Hidayat

Kota Bandung juga identik dengan sebuah sungai yang bernama Citarum, berawal dari sungai Citarum inilah Bandung memiliki kisah asal usulnya.

Berikut kisah asal usul Bandung, cerita rakyat dari provinsi Jawa Barat yang dikutip dari kanal YouTube Dongeng Kita pada Selasa, 17 Mei 2022.

Asal-usulnya pada suatu waktu nan lampau, tersebutlah seorang sakti yang bernama empuh Wisesa.

Empuh Wisesa memiliki seorang putri nan jelita yang bernama Sekar, selain seorang putri empuh Wisesa memiliki dua orang murid yang bernama Wira dan Jaka.

Belasan tahun sebelumnya ketika empuh Wisesa masih muda, gunung Tangkuban Perahu meletus.

Lahar gunung Tangkuban Perahu menerjang desa-desa disekitarnya sehingga menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit.

Ketika mendatangi sebuah desa yang baru saja diterjang lahar, empuh Wisesa menemukan dua bayi yang ditinggal mati orang tuanya.

Baca Juga: Inilah Tanggal Lahir Pemilik Rezeki Lebar, Siap-siap Impian Langsung Terwujud, Mapan Harta Kata Primbon Jawa

Empuh Wisesa kemudian merawat dua bayi tersebut serta memberinya nama Wira dan Jaka.

Sementara itu, lahar gunung Tangkuban Perahu masih terus menyala hingga belasan tahun berikutnya.

Selain merawat dan menjaga dengan penuh kasih sayang, empuh Wisesa juga mengajarkan berbagai ilmu kepada keduanya.

Bukan hanya ilmu bela diri, empuh Wisesa juga mengajarkan tentang kearifan hidup, meskipun tanpa diawasi oleh empuh Wisesa.

Wira tetap berlatih dengan tekun dan penuh semangat, sedangkan Jaka kerjanya hanya bermalas-malasan ketika tidak ada empuh Wisesa.

Suatu hari Jaka menemui empuh wisesa, "Jaka, apakah ada yang penting sehingga kau meminta berbicara empat mata denganku?" Kata empuh Wisesa.

"Benar empuh, ananda ingin menyampaikan sesuatu yang penting, ananda ingin melamar adinda Sekar, semoga empuh tidak keberatan dengan permintaan ananda ini."

"Baiklah, kamu dan sekar sudah sama-sama dewasa, sudah saatnya menikah."

Empuh Wisesapun kemudian menyampaikan lamaran Jaka kepada Sekar, "tapi ayah, aku hanya mau menikah dengan Wira." Tapi Sekar, ayah sudah menyetujui lamaran Jaka."

Baca Juga: Ramalan Eyang Semar Ungkap 13 Tanggal Lahir Ini Bangkit Jadi Orang Kaya di Tahun 2022, Rezeki Tanpa Batas

"Itukan masalah ayah, kenapa tidak bertanya kepadaku terlebih dahulu." Mendengar jawaban putrinya, empuh Wisesapun pergi keluar rumah berjalan-jalan sambil memikirkan jalan keluar.

Hingga empuh Wisesa melihat dari kejauhan lahar gunung Tangkuban Perahu yang masih menyala, lahar itu ternyata masih memberikan ancaman bagi daerah disekitarnya.

Lahar gunung Tangkuban Perahu yang menyala-nyala itu sepertinya memberikan jalan keluar bagi empuh Wisesa.

Esok harinya empuh Wisesa memanggil Wira dan Jaka, "nah Wira dan Jaka, aku akan menyampaikan sesuatu dan kalian jangan membantahnya.

Lihatlah lahar gunung Tangkuban Perahu itu, siapa yang mampu memadamkan lahar itu, maka akan kunikahkan dengan Sekar."

"Syarat yang tidak masuk akal, mana mungkinlah lahar ini bisa dipadamkan," kata Jaka.

"Lahar ini api yang menyala-nyala, tapi bisa dipadamkan dengan air," kata Wira.

Wira kemudian mencari sumber air dalam jumlah besar hingga akhirnya dia melihat sungai Citarum.

Sedangkan lahar Tangkuban Perahu berada di sebuah cekungan yang agak rendah, dengan ilmu yang diperoleh dari empuh Wisesa.

Baca Juga: Jika Kalimat Ini Masih Keluar dari Mulut, Kiamat Masih Jauh Kata Mbah Moen

Wira meruntuhkan bukit di dekat sungai Citarum, reruntuhan itu membendung aliran sungai Citarum.

Air yang meluap itu kemudian mengalir ke lahar panas yang menyala-nyala, air sungai Citarumpun segera meluap dan masuk ke cekungan tempat lahar Gunung Tangkuban Perahu.

Cekungan lahar panas yang menyala tersebut kini berubah menjadi danau yang sangat luas, danau itu kemudian disebut dengan nama danau Bendung, karena berasal dari sungai Citarum yang dibendung.

Sesuai dengan janjinya, empuh Wisesa menikahkan Wira dengan Sekar, perhelatan pernikahan digelar meriah dengan mengundang para penduduk di sekitarnya.

Beberapa tahun kemudian Danau Bendung airnya semakin surut dan mengering, bekas danau luas yang mengering itu berubah menjadi lahan yang sangat subur.

Wira dan Sekar pun pindah ke lahan yang subur itu, mereka membuat ladang dan sawah dengan hasil yang melimpah.

Bukan hanya Wira dan Sekar yang pindah ke lahan bekas lahar tersebut, warga lainnya banyak yang berdatangan.

Baca Juga: Rezeki 5 Weton Sering Tertahan, Namun Ada Cara Mengatasinya Menurut Primbon Jawa

Mereka bercocok tanam dan mendapatkan hasil yang melimpah, Wira kemudian diangkat menjadi pemimpin.

Dan daerah bekas danau bendung tersebut lama-kelamaan disebut dengan nama Bandung.***

Editor: Ralki Sinaulan

Tags

Terkini

Terpopuler