Mulai Minggu 23 April 2023, Ini Bacaan Niat dan Keutamaan Puasa Syawal

- 22 April 2023, 20:11 WIB
Mulai Minggu 23 April 2023, Ini Bacaan Niat dan Keutamaan Puasa Syawal
Mulai Minggu 23 April 2023, Ini Bacaan Niat dan Keutamaan Puasa Syawal /Pexels.com/Monstera/


PORTAL SULUT - Pemerintah menetapkan tanggal 1 Syawal 1444 Hijriyah jatuh pada hari Sabtu 22 April 2023.

Lantas kapan puasa syawal 2023? dan apa keutamaannya?

Puasa Syawal merupakan salah satu amalan yang dianjurkan. Amalan ini dikerjakan selama enam hari sepanjang bulan Syawal.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Imam Muslim, yaitu:

"Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun."

Baca Juga: Ingin Puasa Syawwal 1444H, Inilah Niat dan Tata Cara Melaksanakannya!

Hukum puasa Syawal pada dasarnya berbeda-beda pada setiap orang, tergantung ada tidaknya tanggungan puasa. Hukum puasa Syawal ini bisa menjadi Sunnah, Makruh, bahkan Haram.

Berikut ini penjelasannya:

1. Sunnah: Bagi orang yang tak memiliki tanggungan puasa wajib, baik qadha puasa Ramadhan atau puasa nazar

2. Makruh: Bagi mereka yang punya utang puasa Ramadhan karena uzur, misalnya sakit, perjalanan jauh, atau lainnya

3. Haram: Bagi orang yang tidak berpuasa Ramadhan karena kesengajaan, tanpa uzur.
Jadwal Puasa Syawal

Dilansir dari laman NU Online, puasa Syawal dapat dilaksanakan sejak tanggal 2 Syawal atau sehari setelah Idul Fitri.

Berdasarkan maklumat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah 1444 H, tanggal 1 Syawal jatuh pada hari Jumat, 21 April 2023.

Jika mengacu pada penetapan tersebut, maka puasa sunnah Syawal sudah bisa mulai dikerjakan pada Sabtu, 22 April 2023.

Sementara itu, berdasarkan hasil sidang isbat yang dilakukan pemerintah, ditetapkan bahwa tanggal 1 Syawal 1444 H jatuh pada tanggal 22 April 2023. Dengan demikian, puasa sunnah Syawal sudah bisa mulai dikerjakan pada tanggal 23 April 2023

Puasa Syawal dianjurkan dilaksanakan selama enam hari sepanjang bulan Syawal.

Idealnya, puasa Syawal ini dikerjakan enam hari berturut-turut, tepat setelah hari raya Idul Fitri yaitu tanggal 2-7 Syawal.

Akan tetapi, sekalipun puasa Syawal dikerjakan di luar tanggal tersebut dan tidak berurutan, orang yang yang melasanakannya tetap mendapat keutamaan puasa Syawal seakan puasa wajib setahun penuh.
Niat Puasa Syawal

Berikut ini lafal niat puasa Syawal.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatis Syawwâli lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT."

Baca Juga: Puasa Syawal atau Puasa Qadha? Mana yang Didahulukan! Simak Penjelasan Ustadz Abdul Somad

Bagi orang yang tidak melafalkan niat pada malam harinya, sementara keesokannya mendadak ingin mengamalkan puasa Syawal, maka diperbolehkan baginya berniat saat itu juga.

Hal ini karenakan kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib. Sementara untuk puasa sunnah, niat boleh dilakukan di siang hari sepanjang belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.

Adapun niat puasa Syawal yang dilafalkan siang hari, yaitu:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i sunnatis Syawwâli lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT." Wallahu a'lam.
Keutamaan Puasa Syawal

Ustadz Adi Hidayat akan membahas mengenai keutamaan puasa sunnah Syawal.

“Ada sesuatu yang sangat istimewa masih di rangkaian bulan Syawal, jika pada hari pertama kita bisa melaksanakan sholat Idul Fitri, bercengkrama dengan keluarga, membangun silaturahmi yang erat,” kata Ustadz Adi Hidayat seperti dilansir portalsulut.com melalui kanal YouTube Adi Hidayat Official.

“Maka di hari kedua sampai akhir bulannya ada bentangan yang sangat istimewa yang hanya terdapat pada bulan Syawal, “ kata Ustadz Adi Hidayat.

Sahabat Ayub al Ansori menerima informasi penting dari Nabi Muhammad SAW yang kelak informasi ini akan dirangkum oleh Imam Muslim dalam kitab shahih beliau dengan nomor hadits 1164 yang berbunyi:

"Barang siapa puasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seperti berpuasa sepanjang masa."

“Sebulan ditambah 6 hari ini nilainya setara dengan satu tahun,” kata Ustadz Adi Hidayat.

Ada 3 hal penting dari hadits diatas yaitu:

Yang pertama Nabi Muhammad SAW memberikan apresiasi yang tinggi kepada umat muslim untuk menyempurnakan amalan dengan berpuasa 6 hari.

Nilai pahala mengerjakan puasa sunnah Syawal 6 hari ini nilainya setara dengan satu tahun mengerjakan puasa.

Rumusnya dapat didapati dalam QS 6: 160 yang berbunyi:

“man jaaa'a bilhasanati falahuu 'ashru amsaalihaa wa man jaaa'a bissaiyi'ati falaa yujzaaa illaa mislahaa wa hum laa yuzlamuun.”

Artinya: Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizhalimi).

Jadi jika kita mengerjakan ibadah puasa di bulan Ramadhan selama sebulan penuh, lalu dikalikan 10 kali, singkatnya bernilai dengan 10 bulan, bila kemudian 1 bulan sama dengan 30 hari dikalikan 10 sama dengan 300, kemudian 6 hari dikalikan 10, hasilnya ada 60, lalu 300 ditambah 60 menjadi 360 hari.

“Bukankah ini akumulasi jumlah kurang lebih selama satu tahun,”

Maka nilai fantastis ini diberikan oleh Allah SWT sebagai hadiah untuk umat Nabi Muhammad SAW melalui kemuliaan RasulNya.

Yang kedua bahwa teknis penunaian puasa syawal ini bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu bisa dikerjakan secara berurutan bisa juga dengan berselang.

Puasa sunnah Syawal ini bisa dikerjakan mulai hari kedua sampai dengan akhir bulan syawal.

Yang ketiga adalah bagaimana jika masih mempunyai qadha puasa Ramadhan.

Maka jika bertemu qadha yang sifatnya wajib dan bertemu dengan Syawal yang sifatnya sunnah, maka dahulukan yang qadha.

“Memang benar qadha ini masih bisa dikerjakan sampai bulan Syaban tahun depan, tetapi kita tahu kapan ajal datang, daripada berpulang dengan membawa status berhutang, lebih baik selesaikan qadha baru kemudian kita mengerjakan puasa sunnah Syawal, dengan kadar waktu yang tersisa dan dengan ikhlas karena Allah SWT,” kata Ustadz Adi Hidayat.

“Ingat kemuliaan dilihat oleh Allah SWT dari niat dan kepentingan hati anda,” kata Ustadz Adi Hidayat.

Bahkan dalam kasus yang akan dinilai sebagai hukuman pun, Allah SWT tidak asal menghukum, tetapi dilihat niat dan dari perbuatannya.

“Kesempatannya hanya di bulan Syawal, tidak ada di bulan lain, makanya mari kita optimis memaksimalkan niat kita,optimis dalam berikhtiar, semoga Ramadhan yang sudah tuntas ditunaikan bisa diikuti dengan kesempurnaan penunaian puasa 6 hari di bulan Syawal,” tutup Ustadz Adi Hidayat.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x