Network
PORTAL SULUT – Seorang wanita bertanya kepada Abi Quraish Shihab tentang menata dan mencukur alis.
Ada keraguan dari wanita tersebut jangan-jangan mencukur alis haram dalam Islam, karena itu Abi Quraish Shihab pun dimintai jawaban.
Pasalnya tetangga wanita itu berkata kalau mencukur alis dan “menggambar” alis hukum haramnya dalam agama Islam.
Baca Juga: Hukum Mengecat Rambut yang Sering Dibikin Remaja, Apakah Haram? Begini Kata Quraish Shihab
Memang ulama-ulama masa silam tidak sepakat bila seseorang mengubah ciptaan Allah.
Termasuk di dalamnya mencukur alis sampai menggambar alis, karena alat yang digunakan bisa membuat rasa sakit bahkan bisa berbahaya.
Sebagian besar para ulama masih meyakini hal tersebut sampai hari ini. Tapia da juga yang berpendapat berbeda.
Pendapat berbeda datang dari Prof. Ahmad Muhammad Jamal, Guru Besar Ilmu Tafsir di Universitas Um al-Quran, Saudi Arabia.
Profesor di universitas terkemuka di Saudi Arabia itu berkata bahwa memakai mascara, mengatur alis, serta mencabut rambut di wajah wanita boleh-boleh saja selama tidak berlebih-lebihan.
“Bukan berarti ‘mencukur habis alis’, tapi sekadar merapikan, karena mencukur habis mengesankan perubahan ciptaan Allah,” tulis Abi Quraish Shihab.
Hal tersebut sebagaimana dinukil portalsulut.com dari buku Quraish Shihab Menjawab 101 Soal Perempuan halaman 212-213.
“Mencabutnya (alis atau rambut di wajah) untuk tujuan memperbaiki/memperindah mestinya tidak terlarang, apalagi alat-alat yang digunakan aman bagi kesehatan,” imbuh ayahanda Najwa Shihab tersebut.
Baca Juga: Banyak yang Tidak Suka Wanita Jadi Pemimpin, Kenapa Tidak Boleh? Quraish Shihab Menjawab
Baik-baik saja untuk merapikan alis untuk tujuan kecantikan dan keindahan yang bisa membuat hati seorang wanita tenang dan senang.
Rasulullah saw. bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Muslim dan at-Tirmidzi:
“Allah indah dan menyukai keindahan.”
Semakin modern masyarakat, semakin banyak alat yang bisa menjamin cara menata alis dengan aman dan tak berbahaya.
“Semua itu selama tidak berlebih-lebihan dan tidak mubazir sebagaimana tidak jarang terjadi dewasa ini,” pungkas Abi Quraish Shihab.
Demikian, wa Allah A’lam.***
