Niat Sedekah Agar Mendapatkan Kekayaan, Ini Kata Ustadz Adi Hidayat

- 16 Agustus 2022, 18:04 WIB
Ustadz Adi Hidayat
Ustadz Adi Hidayat /YouTube @adihidayatofficial/


PORTAL SULUT- Ustadz Adi Hidayat akan menjelaskan mengenai tingkatan niat dalam bersedekah.

Karena segala amalan yang kita kerjakan selama ini ternyata dilakukan tergantung dengan niatnya.

Sebagian dari kita mungkin berniat mengeluarkan sedekah agar rezeki yang didapatkan bisa dilipatgandakan oleh Allah SWT atau dengan niat yang lain.

Baca Juga: Ini Rahasia Jika Ingin Rezeki Terus Mengalir, Silahkan Amalkan kata Gus Baha

Niat dalam mengerjakan amalan tersebut ada tingkatan atau level dimata Allah SWT.

Penasaran dengan tingkatan niat kita?

Hal ini biasa, karena tipikal atau sifat manusia itu ingin beramal untuk mendapatkan kompensasi,” kata Ustadz Adi Hidayat seperti dilansir portalsulut.com melalui kanal YouTube Better & Young Channel  tanggal 1 Januari 2018.

Ustadz Adi Hidayat juga mengatakan bahwa hal itu memang merupakan fitrah kita sebagai manusia.

Hal tersebut sesuai dengan QS Ali Imran ayat 133, yang berbunyi:

“Wa saari'uuu ilaa maghfiratim mir Rabbikum wa Jannatin arduhassamaawaatu wal ardu u'iddat lilmuttaqiin.”

Artinya: Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.

Dalam Alquran mengatakan silahkan kalian berharap, dan mengerjakan amalan untuk bisa masuk kedalam surga Allah SWT.

Hal itu merupakan puncak tertinggi dari niat, karena ada orang-orang tertentu yang beramal ingin mendapatkan surga.

“Niat merupakan bagian dari keihlasan, dan hal tersebut boleh kita lakukan.” Ucap Ustadz Adi Hidayat.

Keikhlasan atau tingkatan niat yang paling rendah adalah ketika kita mengerjakan sesuatu ingin mendapatkan balasan sesuai dengan keinginan Allah SWT.

“Jadi, jika kalian mengerjakan sholat karena Allah SWT dan ingin mendapatkan surga hal itu boleh dan ini merupakan niat yang paling bawah,” kata Ustadz Adi Hidayat.

Tingkatan tertingginya adalah ketika mengerjakan amalan, kita serahkan semua kepada Allah SWT yang terpenting kita mengerjakan amalan yang diperintahkan oleh Allah SWT.

Sebagai contoh adalah ketika melaksanakan sholat, Allah SWT ridho itu sudah cukup bagi kalian.

Hal tersebut sesuai dengan QS ayat 134, yang berbunyi:

“ Allaziina yunfiquuna fissarraaa'i waddarraaa'i wal kaazimiinal ghaiza wal aafiina 'anin-naas; wallaahu yuhibbul muhsiniin.”

Artinya: (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.

“Jadi motivasi yang mendasari sedekah adalah mendapatkan surga seluas langit dan bumi hal itu diperbolehkan karena di Alquran mencamtumkan hal tersebut,” ucap Ustadz Adi Hidayat.

Tetapi untuk tingkatan yang paling tinggi adalah ketika melakukan amalan tersebut tidak punya pamrih dengan amalannya, semua diserahkan kepada Allah SWT.

Saat ini, yang tidak tepat adalah ketika amalan yang kalian lakukan ditarik kedalam urusan dunia.

“Jadi ketika beramal jangan memikirkan dunia dahulu, walaupun ada motivasi dalam mengerjakan amalan sehingga dunia dapat,”kata Ustadz Adi Hidayat.

Contoh amalannya adalah 2 rakaat sebelum subuh, yang memiliki kelebihan yaitu lebih baik dari dunia dan seisinya.

Hal tersebut sesuai dengan hadist HR Muslim nomor 724, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Rak’atal fajri khoirun minaddunia wamaa fiiha”.

Artinya: “Dua rakaat shalat fajar lebih utama dari dunia dan seisinya”

Jika kalian bisa mengerjakan dua rakaat tersebut, kalian akan mendapatkan lebih dari dunia dan seisinya.

Ada yang menafsirkan sebagai pahala yang tidak bisa ditandingi oleh dunia dan seisinya.

Ada juga yang menafsirkan bahwa keadaan kita dijadikan memiliki sesuatu lebih dari dunia dan seisinya.

Maksudnya adalah hidupnya tidak diperbudak oleh urusan dunia, tetapi urusan dunia dijadikan kecil oleh mereka.

Orang yang memandang dunia ini besar menunjukkan adanya nafsu yang besar dalam dirinya, sehingga apa yang dilihat selalu diinginkan.

Ahli 2 rakaat sebelum subuh dia memandang dunia sangat kecil, misalnya ketika mereka ingin minum, yang penting air putih untuk sekedar menghilangkan haus.

Baca Juga: 20 Link Twibbon Menarik dan Cocok Dipajang di Medsos Untuk Meriahkan HUT RI ke 77 Beserta Cara Pasangnya

Ketika dia merasa apa yang dibutuhkan dikerjakan, maka mereka akan dicukupkan oleh Allah SWT kepada yang dibutuhkan saja.

Ustadz Adi Hidayat menyampaikan bahwa ketika sedekah ada yang mengatakan akan mendapatkan balasan 10 kali lipat.

Tetapi, Ustadz Adi Hidayat memberi pesan ketika sedekah jangan memikirkan balasan terlebih dahulu.

Karena pemberian dari Allah SWT tidak harus langsung berupa balasan dalam bentuk yang kita pikirkan.

“Misalnya kalau kita memberi 5000 dan mendapatkan balasan sebesar 50.000, pemberian itu tidak hanya berbentuk uang, bisa saja kesehatan, kenyamanan ataupun ketenangan, karena kadang hal tersebut lebih penting bagi kita,” tutup Ustadz Adi Hidayat.***

Editor: Muhamad Zakir Mokoginta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah