Network
PORTAL SULUT - KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha pernah membahas tentang kekeliruan dalam membaca sholawat.
Dalam sebuah kajiang, Gus Baha mengatakan bahwa ada baiknya hindari membaca sholawat dengan cara ini.
Pasalnya, membaca sholawat dengan cara ini bukan malah dapat pahala meski sudah niat.
Baca Juga: Harus Segera Dimakamkan, Jangan Sampai Jenazah Mengalami Hal Seperti Ini, kata Buya Yahya
Bisa-bisa kata Gus Baha, membaca sholawat semacam itu hanya akan mendapatkan dosa.
Menuru Gus Baha, membaca sholawat seperti ini bisa mengubah makna sholawat.
Sehingga kata beliau, bukan dapat pahal dari Allah melain sebaliknya, dapat dosa karena bacaan keliru.
Meski niatnya cari pahala, membaca sholawat ini bisa jadi hanya akan mendapat dosa.
Lalu, cara membaca sholawat seperti apa yang dimaksud Gus Baha keliru sehingga berujung dosa, bukan pahala?
Dalam mengulas topik tersebut, pertama-tama Gus Baha pertama-tama membahas perihal bagaiamana mengucapkan sholawat dengan benar dan seperti apa yang keliru.
Ada sebagian orang kata Gus Baha, dalam membaca sholawat, dengan menggunakan kalimat, "Sholli alaiih.." yang artinya bacalah (wahai kamu satu) sholawat kepada Nabi."
Gus Baha menilai keliru bacaaan sholawat seperti itu, dan hanya akan membuat orang yang mengucapkannya mendapatkan dosa dari Allah.
Baca Juga: Apa Hukumnya Sholat Mencampur Mazhab, Sahkah Sholat? Begini Jawaban Buya Yahya
Alasan beliau karena, mengucapkan sholawat seperti itu adalah sekaligus merubah maknanya.
"Ya demikian jelas keliru. Jadi seolah-olah memerintah orang yang di depannya saja untuk membaca sholawat, dia tidak,” kata Gus Baha seperti dikutip portalsulut.pikiran-rakyat.com dari kanal YouTube Jagad Nusantara pada Sabtu 28 Mei 2022.
Sementara bacaan sholawat yang benar adalah seperti ini kata Gus Baha.
"Sholawat yang benar ini ' Sollallahu 'alaih ' atau 'Solla alaih', " terang Gus Baha.
Berdasarkan keterangan Gus Baha bahwa Sollallahu 'alaih ' atau 'Solla alaih' mempunyai arti ‘semoga Allah selalu memberikan sholawat kepada Nabi-Nya’.
"Keduanya bermakna "Semoga Allah selalu memberikan sholawat kepada Nabi-Nya,” sambung beliau.
Jadi harus ada kalimat pengganti dalam mengucapkan sholawat, yang kembali merujuk kepada Allah menurut Gus Baha.
"Ini yang penting bentuk kalimatnya zamir atau ada ‘kata ganti’ yang kembali ke Allah," lanjut Gus Baha.
Hal ini menjadikan orang mendapat dosa meski niatnya mencari pahala dengan sholawa.
Baca Juga: Begini Cara Agar Jadi Rajin dan Sholat Menjadi Khusyuk Kata Ustadz Abdul Somad
Pasalnya, kata Gus Baha, cara membaca seperti itu telah mengubah makna dari sholawat itu sendiri.
Demikian penjelasan tentang membaca sholawat yang berakhir dosa, meski niatnya mencari pahala menurut Gus Baha.***
