Network
Lanjut Gus Baha, meski sudah sah menjadi istri, sebenarnya hakikat status dia tetaplah orang lain dan bukan mahram. Dalam fiqih itu disebut ajnabiyah.
Beliau memberi penjelasannya mengapa perempuan itu tetap berstatus ajnabiyah. Gus Baha memberikan bukti konkritnya.
“Buktinya kalau suaminya meninggal lalu masa iddahnya selesai maka perempuan itu boleh menikah lagi,” kata Gus Baha.
Baca Juga: Hati-hatilah! Jangan Pernah Menghina Para Pendosa, Berikut Penjelasan Gus Miftah
Lalu bila suami kedua itu ditakdirkan meninggal maka perempuan itu boleh menikah lagi dengan laki-laki yang lain, tentunya bila si perempuan rela untuk menikah lagi.
Dari situ timbul pertanyaan, lalu bila di akhirat kelak istri ini ikut suami yang mana? Gus Baha lalu memberikan pemahaman.
“Makanya entah kalau di akhirat di surga itu ikut siapa? Yang jelas nggak ikut yang di neraka,” kata Gus Baha.
Hal itu adalah salah satu keringanan Allah SWT kepada seorang perempuan yang beberapa kali menikah dan suaminya meninggal dunia.
Baca Juga: Dear Pasutri: Belum Juga Punya Momongan? Coba 3 Rumus Ini Kata Gus Miftah
Dalam istilah keseharian hal itu, kata Gus Baha, dinamakan cerai mati.
