Kisah Negara Paling Kaya yang Jatuh Miskin Gegara Kotoran Burung, Fakta Nauru

- 22 Desember 2022, 06:53 WIB
Kisah Negara Paling Kaya yang Jatuh Miskin Gegara Kotoran Burung, Fakta Nauru
Kisah Negara Paling Kaya yang Jatuh Miskin Gegara Kotoran Burung, Fakta Nauru /


PORTAL SULUT - Nauru merupakan negara kecil yang terletak di barat daya Samudra Pasifik dengan luas sekitar 21 km2, dan saking kecilnya negara ini bahkan tidak memiliki ibukota.

Dulunya, Negara Nauru dengan penduduk sekitar 10 ribu orang ini, menyandang predikat sebagai negara terkaya di dunia.

Dengan pendapatan perkapita tertinggi di dunia yang mencapai 27.000 USD/tahun, jauh di atas pendapatan perkapita Amerika Serikat yang di tahun 1980 sebesar 12.500 USD.

Baca Juga: Inilah Kota Awan dengan 4 Musim dalam Sehari, Fakta Kota Sapa di Vietnam

Sayangnya, Negara Nauru kemudian jatuh miskin dan terlilit hutang karena kehabisan kotoran atau tahi burung.

Sebelum menjadi sebuah negara merdeka pada tanggal 13 Januari tahun 1968,
Pulau Nauru merupakan sebuah pulau dengan keindahan alam yang menakjubkan.

Kekayaan utama negara ini mulai terjadi sejak ribuan abad silam, ketika pulau kecil ini menjadi rumah singgah bagi burung-burung yang bermigrasi antar benua.

Burung-burung yang bermigrasi tersebut kemudian membuang kotoran di pulau kecil itu.

Secara alamiah, kotoran-kotoran tersebut berubah menjadi keraguano, bahan alamiah penghasil fosfat yang bernilai ekonomi tinggi.

Ketika Nauru meraih kemerdekaan pada 13 Januari tahun 1968, diperkirakan terdapat sekitar 60 hingga 70 juta ton cadangan fosfat di negara tersebut.

Dan dikatakan, sejak saat itu rakyat nauru benar-benar menikmati hasil kekayaan alam mereka.

Setiap harinya, pekerjaan utama rakyat nauru adalah bekerja di tambang-tambang fosfat, dan menikmati segala kemewahan yang mereka punya.

Tidak hanya memiliki uang yang berlimpah, pemerintahan Nauru juga membebaskan pajak dan memberikan subsidi perumahan secara besar-besaran.

Mereka memberikan pelayanan publik secara gratis, mulai dari rumah sakit, sekolah, transportasi, layanan air bersih, listrik, dan lain sebagainya.

Selain itu, banyak pemuda Nauru yang dikirim ke berbagai universitas bergengsi di Australia, dengan biaya dan subsidi penuh dari pemerintah.

Bahkan hanya untuk berbelanja saja, seluruh rakyat Nauru akan berbelanja di Australia atau Singapura, dengan menumpang pesawat yang tiketnya juga sudah ditanggung gratis oleh negara.

Baca Juga: Dianggap Menjijikkan tapi Jadi Makanan Mewah di Eropa

Pada tahun 1976, produksi fosfat di Nauru mencapai 2 juta ton per tahunnya dengan harga 60 juta Dollar Australia/Ton.

Ini artinya pada Tahun 1976, dari hasil penjualan fosfat saja pendapatan negara nauru mencapai 120 juta Dollar, atau jika dikonversikan dengan rupiah saat ini mencapai 9 Triliun Rupiah per tahunnya.

Selama satu dekade antara tahun 1974 hingga tahun 1980-an, segala kemewahan benar-benar menjadi milik masyarakat Nauru.

Rumah-rumah mereka dipenuhi dengan barang-barang berharga, bahkan pantai di Nauru dipenuhi oleh perahu pribadi mewah milik perorangan.

Karena terbuai dengan segala kemewahan itu, rakyat Nauru menjadi lupa bahwa untuk mengelola keuangan seseorang harus belajar dan bersekolah.

Hingga memasuki Tahun 1986, pemerintah dan seluruh rakyat Nauru mulai menyadari jika cadangan fosfat di negara mereka mulai berkurang.

Pemerintahan Nauru yang kebingungan, lalu memikirkan cara bagaimana mengelola keuangan negara mereka yang nilainya miliaran dolar.

Tetapi sialnya, tidak ada satupun dari warga Nauru yang dianggap cakap di bidang ekonomi, keuangan, maupun investasi.

Sehingga mereka menggunakan jasa konsultasi asing dengan biaya mahal untuk mengelola keuangan negaranya.

Baca Juga: Inilah Makanan Unik Kegemaran orang Romawi Kuno

Namun sialnya lagi, para konsultan keuangan yang disewa pemerintah nauru tersebut, ternyata melakukan korupsi besar-besaran, dengan melaporkan kebutuhan keuangan yang mengada-ada.

Akibat dari persoalan keuangan itu, pemerintah Nauru kemudian mulai berani berhutang dengan jumlah 239 juta dollar.

Karena dianggap tidak mampu membayar hutang-hutang negara, banyak aset mereka di sejumlah negara itu disita pengadilan.

Hingga akhirnya pada Tahun 2002, Nauru dinyatakan sebagai negara bangkrut.

Dan yang lebih menyedihkan, Nauru tidak hanya bangkrut sejarah ekonomi.

Tanah-tanah di Nauru sudah tidak bisa lagi dijadikan lahan pertanian dan perkebunan, karena telah rusak akibat pertambangan.
Belum lagi laut mereka juga ikut tercemar, akibat limbah tambang.

Sejak saat itu hidup rakyat Nauru benar-benar bersandar pada bantuan FAO, melalui makanan siap saji yang kaya karbohidrat, tinggi kadar gula, dan bahan pengawet, yang berdampak pada meningkatnya penderita penyakit obesitas yang parah di negara tersebut.

Nauru dengan segala kisahnya ini, menjadi pelajaran penting bagi kita.

Nahwa kekayaan alam yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita, harus dikelola dengan arif dan bijaksana.

Semua pelajaran ini demi keberlangsungan masa depan negara kita, karena jika tidak demikian boleh jadi kita akan menjadi warga-warga Nauru berikutnya.*


Keyword: #Nauru #Negara #Pulau #fosfat

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x