Dikatakan, bahwa sejak memasuki usia 12 tahun para gadis di desa ini, telah diajarkan bagaimana cara memelihara rambut.
Baca Juga: Di Luar Zona Perang, Meksiko Paling Berbahaya bagi Para Jurnalis
Dalam merawat rambut, wanita-wanita Huangluo menggunakan bahan-bahan alami, seperti sisir yang terbuat dari bahan kayu, shampo yang terbuat dari air cucian beras, serta bahan-bahan herbal yang berasal dari pegunungan.
Pemandangan musim panas di tepi sungai Huangluo selalu menarik perhatian, karena di sungai itu para perempuan etnis red yao, secara bersama-sama mencuci rambut mereka.
Ritual yang dilaksanakan di setiap musim panas dan musim semi itu, pastinya selalu menjadi daya tarik.
Semua itu, karena rambut para perempuan di yang ada di desa tersebut memiliki ukuran yang sangat panjang.
Uniknya lagi, meski mereka diharuskan memanjangkan rambut, terdapat juga aturan khusus untuk perempuan yang masih lajang.
Aturan itu menjelaskan jika perempuan yang masih lajang, tidak boleh menunjukkan rambutnya kepada orang lain.
Perempuan yang masih lajang di desa ini diharuskan agar menutupi rambutnya menggunakan kainm.