Di Departemen Biosains dan Nutrisi di Karolinska Institutet, Jan Johansson dan Anna Rising menggunakan sutra laba-laba dalam penelitian mereka.
Bersama dengan Landreh, para peneliti menempelkan protein sutra laba-laba sintetis ke protein p53 manusia.
Baca Juga: Salut,7 Negara Maju Ini Siap Mati-Matian Membela Indonesia Jika Diserang Bangsa Lain
Ketika protein yang dimodifikasi itu dimasukkan ke dalam sel manusia, sel-sel itu mulai memproduksinya dalam jumlah besar.
Para ahli menemukan bahwa protein baru lebih stabil dan kuat daripada p53 yang tidak dimodifikasi.
Mikroskop elektron, simulasi komputer, dan spektrometri massa mengungkapkan bahwa sutra laba-laba tampaknya menambah struktur pada bagian p53 yang tidak teratur.
Ke depan, para ahli ingin mendapatkan pemahaman yang lebih rinci tentang struktur p53, dan bagaimana berbagai bagiannya berinteraksi untuk mencegah kanker.
Baca Juga: Anjing Diduga Turut Andil Menyebarkan Hepatitis Misterius, Adenovirus Terindikasi Biang Keladinya
Para peneliti juga akan menyelidiki bagaimana protein yang lebih kuat yang mereka buat dengan sutra laba-laba dapat mempengaruhi sel.
“Menciptakan varian p53 yang lebih stabil dalam sel adalah pendekatan yang menjanjikan untuk terapi kanker," kata Sir David Lane.