Network
"Ini seperti bulan sedang mandi - hujan ion air yang kembali ke bumi, jatuh di permukaan bulan," kata ahli geofisika Gunther Kletetschka dari University of Alaska Fairbanks.
Tidak ada magnetosfer Bulan, sehingga ketika ion-ion itu menabrak permukaan bulan, lapisan es terbentuk, dugaan para peneliti.
Baca Juga: Fosil Daun di Kalimantan Mengungkap Hutan Purba Berusia 4 Juta Tahun
Sebagian dari es itu, melalui berbagai proses geologis, dapat didorong ke bawah permukaan dan berubah menjadi air cair.
Dugaan dari para peneliti adalah bahwa telah terjadi akumulasi lambat dari ion-ion ini selama 3,5 miliar tahun.
Data gravitasi dari Lunar Reconnaissance Orbiter NASA digunakan untuk melihat dari dekat daerah kutub bulan dan beberapa kawah besar.
Mengutip laporan Science Alert, 4 Mei 2022, tim melihat anomali yang dapat mengindikasikan patahan batuan yang mampu menjebak lapisan es.
"Dampak kawah, membentuk ekstensi struktural dan rekahan, memungkinkan jaringan ruang pori yang cocok untuk menampung reservoir air cair bawah permukaan yang besar," tulis para peneliti.
Penelitian ini telah dipublikasikan di Scientific Reports.***
