Network
PORTAL SULUT - Pengeboman Israel yang tak henti-hentinya selama hampir dua pekan di Jalur Gaza telah menghancurkan saluran listrik, menghancurkan pipa air di bawah jalan, dan meninggalkan kotoran manusia yang tumpah dari tanah.
Hal itu menyebabkan saluran listrik putus, pengiriman ke pertanian terhalang, dan ribuan orang tidak mendapat pasokan air minum dan makanan yang layak.
Dilansir dari The Guardian, Minggu 16 Mei 2021, 188 warga Palestina telah terbunuh, sejumlah keluarga terperangkap di bawah reruntuhan , kekhawatiran meningkat akan krisis kemanusiaan yang semakin dalam di daerah kantong, di mana 2 juta orang hidup di bawah blokade Israel-Mesir selama 14 tahun.
Baca Juga: Nagita Slavina Ungkap Cita-cita yang Belum Terwujud, Mantan Ariel Noah: Wah Kejadian Sih Ini
Enam dari 10 jalur listrik Gaza padam. “Ada beberapa daerah perbatasan yang sama sekali putus aliran listriknya,” katanya. Kru perbaikan tidak dapat memperbaiki garis karena serangan lanjutan,” ujar Mohammed Thabet, juru bicara Perusahaan Distribusi Listrik Gaza.
Sepanjang kampanye pemboman yang intens, Israel telah memblokir akses ke wilayah itu, termasuk untuk pekerja bantuan, dan mencegah masuknya bahan bakar, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
Persediaan pakan ternak ditahan di sisi perbatasan Israel menunggu untuk masuk, kata OCHA. Stok Gaza akan habis pada hari Minggu. Dikatakan bahwa kementerian pertanian Palestina telah memperingatkan bahwa tanpa pengiriman, ternak dan peternakan unggas akan habis. Pada gilirannya, sumber protein utama strip akan terpengaruh. Israel juga telah mencegah nelayan berlayar di lepas pantai Gaza dan telah mengebom peternakan, kata OCHA.
Baca Juga: Formasi CPNS 2021: Kejaksaan Buka 4.148 Formasi, 1.000 Khusus Jaksa
Pabrik desalinasi air laut tidak berfungsi, menyebabkan 250.000 orang tanpa pasokan air minum yang layak. Di kota utara Beit Lahia, “limbah dan limbah padat menumpuk di jalan-jalan”, kata OCHA.
