Pesawat Malaysia Airlines 737-2H6 Dibajak, Meledak dan Jatuh. Mengenang Tragedi 4 Desember 1977

- 4 Desember 2020, 09:33 WIB
Pesawat Malaysia Airlines Boeing 737-200. (wikipedia.org)
Pesawat Malaysia Airlines Boeing 737-200. (wikipedia.org) /


PORTAL SULUT - 43 tahun lalu, tepatnya tanggal 4 Desember 1977 tragedi menegangkan terjadi.

Pesawat Malaysia Airlines 737-2H6 tujuan Beijing, China dibajak.

Pesawat Boeing 737 Malaysia Airlines dengan kode penerbangan 653 dibajak dan jatuh di Tanjung Kupang, Johor.

Baca Juga: Ada Bantuan 300 Ribu di Bulan Desember. Cek Segera Disini Lewat Nomor KTP

Tragedi ini menewaskan 100 penumpang termasuk sejumlah pejabat penting Malaysia.

Dikutip dari berbagai sumber, pesawat berangkat dari Pulau Pinang menuju Singapura. Jam menunjukkan pukul 19.21 malam.

Pesawat Malaysia Airlines Boeing 737-2H6 lepas landas dari Lapangan Terbang Antarabangsa Subang (LTAS), Pulau Pinang menuju Kuala Lumpur sebelum meneruskan penerbangan ke Singapura.

Di dalam pesawat ada 93 penumpang diantaranya sejumlah pejabat dari Malaysia bersama tujuh crew.

Baca Juga: Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah Terkonfirmasi Positif Covid-19

Setengah jam kemudian, pesawat melintasi Batu Arang dan direncanakan akan mendarat di Bandara LTAS di Selangor.

Sekitar pukul 19.47, di ketinggian 4.000 kaki di atas Batu Arang, jelang pendaratan di Kuala Lumpur, sang pilot Kapten G. K. Ganjoor melapor ke menara pengawas.

"635 diizinkan mendarat. Angin di darat relatif tenang," kata petugas menara kontrol, menanggapi.

Saat itu ada pesawat kedua yang antre mendarat. Melihat pesawat tak kunjung turun, sang pilot mengontak sesama penerbang.

"Ada masalah?," tanya dia.

"Kami mengalami kondisi darurat," jawab pilot Kapten Ganjoor.

Tak ada kejelasan, hingga akhirnya ia melanjutkan. "Ada pembajak dalam pesawat."

Baca Juga: Ditinggal Makan, Kaca Mobil Dirusak, Laptop dan Kamera Anji Manji Dicuri

Pesawat tak sempat mendarat di Kuala Lumpur, pilot menginformasikan Boeing itu langsung mengarah ke Bandara Paya Lebar Singapura.

Pihak bandara Singapura sendiri ketika itu, juga sudah memberikan izin kepada pilot untuk mendarat. Namun tak lama kemudian, pesawat hilang dari pantauan radar.

Belakangan akhirnya diketahui pesawat terjatuh dan meledak di Tanjung Kupang.

Sekitar pukul 20.30, penduduk Kampong Ladang, Tanjong Kupang mendengar suara ledakan keras. Api membumbung di atas rawa. Badan pesawat Boeing 737-2H6 bercerai berai dan hangus.

Baca Juga: Dengan Gerakan Sulut Bermasker, Ajak Warga Sulawesi Utara Disiplin dan Bersatu Gairahkan Ekonomi

Sebanyak 100 orang di dalamnya tewas seketika, jasad mereka sulit diidentifikasi. Termasuk yang kehilangan nyawa adalah Menteri Pertanian Malaysia, Dato' Ali Haji Ahmad, Kepala Departemen Pekerjaan Umum Malaysia, Dato' Mahfuz Khalid, dan Duta Besar Kuba untuk Jepang, Mario Garcia.

Tragedi memilukan itu menelan korban cukup banyak, diantaranya 73 warga negara Malaysia, 3 (Australia), 5 (Inggris), 4 Jerman, 1 (Afghanistan), 3 (India),1 (Thailand, 1 Jepang, 1 (Singapura), 1 (Kanada) dan 3 (Indonesia), 1 (Amerika) dan lain-lain.

Baca Juga: Ormas Lakukan Premanisme, Kapolri: Kami akan Sikat 

Siapa yang bertanggung jawab atas tragedi ini?

Dari hasil olah TKP, ditemukan sejumlah selongsong peluru yang diduga milik pembajak.

Bahkan, ketika itu dikabarkan ajudan Datuk Seri sempat duel dengan para pembajak.

Sampai saat ini belum diketahui kelompok dari mana para pembajak pesawat yang telah menelan korban jiwa cukup banyak. Begitu juga apa motifnya.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x