Wanita di Desa ini Wajib Miliki Rambut Panjang, Penasaran? Cek Yuk!

21 Desember 2022, 04:56 WIB
Wanita di Desa ini Wajib Miliki Rambut Panjang, Penasaran? Cek Yuk!/Youtube Kabarpedia /


PORTAL SULUT - Huangluo merupakan sebuah desa dengan salah satu tradisi paling unik di dunia.

Desa yang berlokasi di Tiongkok ini, dihuni oleh etnis red yao yang terdiri dari sekitar 60 keluarga, dimana masing-masing perempuannya wajib atau harus memiliki rambut panjang.

Umumnya, para wanita yang tinggal di Huangluo ini, memiliki panjang rambut rata-rata 1 meter, sedangkan rambut yang terpanjang diantara mereka mencapai 1,9 meter.

Baca Juga: Di Masa Depan, Manusia Diramalkan Jadi Makhluk Setengah Mesin dengan Chip Tertanam di Otak

Bagi wanita etnis red yao, keharusan memanjangkan rambut, mempunyai arti yang sangat penting dan mendalam bagi mereka.

Seperti dilansir Portal Sulut dari Channel YouTube KabarPedia, Selasa 20 Desember 2022, menurut mereka rambut panjang tersebut, merupakan simbol umur panjang, kesejahteraan, kekayaan, kemakmuran, serta nasib baik.

Karena keharusan memanjangkan rambut, kaum wanita di desa Huangluo hanya dapat memotong rambutnya sebanyak satu kali seumur hidup mereka.

Dan mereka akan memotong rambutnya, tepat saat mereka berusia 16 tahun, yaitu sebelum mereka mulai menemukan pasangannya.

Setelah rambut mereka menjadi pendek, para perempuan di Huangluo itu berhak memilih pasangan hidup mereka sendiri. Dimana di kemudian mereka harus memanjangkan rambut kembali.

Tradisi rambut panjang ini juga diiringi dengan kebiasaan merawat rambut, yang diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi.

Dikatakan, bahwa sejak memasuki usia 12 tahun para gadis di desa ini, telah diajarkan bagaimana cara memelihara rambut.

Baca Juga: Di Luar Zona Perang, Meksiko Paling Berbahaya bagi Para Jurnalis

Dalam merawat rambut, wanita-wanita Huangluo menggunakan bahan-bahan alami, seperti sisir yang terbuat dari bahan kayu, shampo yang terbuat dari air cucian beras, serta bahan-bahan herbal yang berasal dari pegunungan.

Pemandangan musim panas di tepi sungai Huangluo selalu menarik perhatian, karena di sungai itu para perempuan etnis red yao, secara bersama-sama mencuci rambut mereka.

Ritual yang dilaksanakan di setiap musim panas dan musim semi itu, pastinya selalu menjadi daya tarik.

Semua itu, karena rambut para perempuan di yang ada di desa tersebut memiliki ukuran yang sangat panjang.

Uniknya lagi, meski mereka diharuskan memanjangkan rambut, terdapat juga aturan khusus untuk perempuan yang masih lajang.

Aturan itu menjelaskan jika perempuan yang masih lajang, tidak boleh menunjukkan rambutnya kepada orang lain.

Perempuan yang masih lajang di desa ini diharuskan agar menutupi rambutnya menggunakan kainm.

Baca Juga: Pedagang Senjata Asal Rusia Viktor Bout Dipulangkan Melalui Pertukaran Tahanan Bintang Bola Basket AS

Itu karena, orang pertama yang boleh melihat rambut perempuan lajang yang merupakan penduduk desa huangluo, hanyalah suaminya saja.

Dikatakan juga bilamana si suami pun baru bisa melihat rambut indah milik istrinya saat hari pernikahan.

Jika ada pria yang sembarang melihat rambut seorang gadis Huangluo sebelum pernikahan, maka risikonya pria tersebut harus tinggal di kediaman wanita itu, selama tiga tahun sebagai menantu dari keluarga perempuan tersebut.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler