Gara-gara Kentut Sapi, Selandia Baru Bakal Kenakan Pajak untuk Ternak

11 Juni 2022, 07:29 WIB
SELANDIA Baru berencanakan mengenakan pajak ternak untuk megurangi emisi gas metana yang menyebabkan pemanasan global. /Foto Ilustrasi: Pixabay/Leamsil/ /

PORTAL SULUT - Kendati mendapat perlawanan keras, Pemerintah Selandia Baru terus menggodok peraturan tentang pengenaan pajak untuk hewan ternak.

Pengenaan pajak hewan ternak ini sebagai upaya Selandia Baru untuk menekan emisi gas metana di negara itu.

Gas metana menjadi isu lingkungan populer di tengah krisis iklim di dunia saat ini.

Baca Juga: Bak Manusia, Induk Monyet di India Bawa Bayinya yang Terluka Berobat ke Puskesmas

Sapi bertanggung jawab atas sekitar 40 persen dari gas-gas pemanasan bumi secara global, terutama dari kentut mereka.

Selandia Baru mengumumkan rencana untuk mengenakan pajak pada ternak sebagai upaya menekan emisi gas metana pada Rabu, 8 Juni 2022.

Selandia Baru bisa menjadi negara pertama yang mempelopori aturan pajak bagi ternak untuk mengurangi emisi gas metana.

Ada tujuh kali lebih banyak sapi dan domba daripada orang di Selandia Baru, menurut NPR yang dikutip PortalSulut.com dari Pikiran-Rakyat.com.

Aturan pajak ternak Selandia Baru itu salah satunya dirancang agar peternak membawa emisi hewan mereka mulai tahun 2025.

Usulan aturan pajak ternak itu berasal dari He Waka Eke Noa - kolaborasi antara pemerintah dan sektor primer.

Kelompok tersebut merekomendasikan pemerintah memperkenalkan retribusi gas split tingkat pertanian pada emisi pertanian dengan insentif built-in untuk mengurangi emisi dan menyerap karbon.

Langkah-langkah sebelumnya yang dilakukan untuk mengenakan pajak ternak telah mendapat perlawanan keras, akan tetapi Menteri Perubahan Iklim Selandia Baru James Shaw menganggap itu adalah awal yang baik.

Baca Juga: Usai Isap Vape, Siswa di Australia Kejang-kejang Berkepanjangan dan Pingsan di Toilet Sekolah

"Tidak diragukan lagi bahwa kita perlu mengurangi jumlah metana yang kita kirim ke atmosfer, dan sistem penetapan harga emisi yang efektif untuk pertanian akan memainkan peran penting bagaimana kita mencapainya," kata Shaw kepada Reuters.

Keputusan Selandia Baru atas aturan pajak ternak ini diharapkan rampung pada akhir tahun 2022

Sementara itu, ilmuwan UC Davis Ermias Kebreab telah menghabiskan dua dekade mempelajari bagaimana kontribusi gas rumah kaca dari hewan berkuku tersebut.

"Jika Anda memberi tahu saya berapa banyak yang dikonsumsi ternak Anda, saya dapat memberi tahu cukup dalam soal emisi aktual menggunakan model matematika," katanya.

"Sebagian besar gas berbentuk keluar dari perut mereka, jadi di usus mereka, terutama ruang pertama, mereka akan menyemburkannya," sambungnya.

Dia dan ilmuwan lain telah mengembangkan diet khusus dan prediksi genetik yang dapat membantu mengurangi gas metana yang terbentuk di perut sapi.

DISCLAIMER: Artikel ini sebelumnya tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Kentut Sapi Bikin Bumi Panas, Selandia Baru Terapkan Pajak Ternak".***

Editor: Adisumirta

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler