Deretan Burung-burung Beracun, Nekat Memakannya Bisa Berujung Kematian

10 Mei 2022, 12:31 WIB
MERPATI BORONZEWING /PIXABAY/BEFFYQUAIRE//

PORTAL SULUT - Tangan Jack Dumbacher terbakar usai melepaskan burung pitohui kepala hitam dari jaring kabut di Papua Nugini pada 1988.

Saat itulah, ia menyadari burung tersebut beracun. Namun sebagai peneliti, Dumbacher tentu saja tak langsung memercayai kesimpulan cepatnya itu.

Ia pun memasukkan potongan bulu ke mulutnnya. Lidahnya mulai tergelitik dan terbakar.

Baca Juga: Hiu Diyakini Tidak Pernah Tidur, Peneliti Beberkan Fakta Sebenarnya

“Efeknya berlangsung selama berjam-jam,” kata ahli ornithologi dan mamalogi itu dikutip dari situs California Academy of Sciences.

Ya, meskipun mungkin tidak terlalu umum, beberapa burung beracun, seperti pitohui. Bahkan ada racun burung yang bisa mengancam jiwa manusia.

Berikut beberap burung beracun seperti dikutip PortalSulut.com dari Eart.com.

Burung kicau merah

Habitat binatang bernama ilmiah Cardellina rubra ini di dataran tinggi Meksiko. Dari tampilannya, mungkin tidak ada yang menyangka burung kecil ini beracun. Ia tidak mencolok, tapi bulunya indah.

Suku Aztec kuno mencatat burung merah kecil tidak bisa dimakan. Untuk menguji teori ini, para ilmuwan menyuntikkan ekstrak dari bulu burung kicau merah ke tikus penelitian.

Tikus-tikus itu segera gelisah, bergantian antara bertindak hiperaktif dan tidak aktif.

Baca Juga: Seorang Bapak Ngamuk di Medsos lantaran Sang Anak hanya Terima Uang Lebaran Senilai Rp10.000 dari Saudaranya

Pitohui kepala hitam

Berasal dari hutan hujan Papua Nugini. Pitohui kepala hitam (Pitohui dichrous) berwarna oranye berkarat yang indah dengan bulu hitam tebal di kepala, sayap, dan ekor.

Racun mereka berasal dari makanan. Burung ini memakan kumbang Choresine beracun – serangga yang sama yang memberikan racun pada katak panah beracun.

Alkaloid steroid yang disebut homobatrachotoxin ditemukan di bulu dan kulit pitohui. Karena racun paling terkonsentrasi pada bulu, kemungkinan dimaksudkan untuk mencegah parasit seperti kutu dan kutu.

Little Shrike-Thrush (Anis betet-kecil)

Burung berkicau mungil asal Australia, shrike-thrush kecil (Colluricincla megarhyncha), menarik perhatian studi toksisitas burung bersama dengan pitohui. Namun, hanya beberapa spesimen yang ditemukan beracun.

Karena tak semua spesies burung ini beracun, dugaan peneliti racunnya berasal dari makanan. Artinya, shrike-thrush menjadi beracun ketika memakan makanan tertentu.

Merpati Perunggu

Satu lagi burung beracun dari Australia. Merpati bronzewing (Phaps spp.)memamakn tanaman Gastrolobium. Tanaman ini menyimpan bahan kimia yang berakibat fatal bagi orang lain.

Racun fluoroasetat bertindak sebagai penghambat respirasi sel, menyebabkan berbagai respons dari sakit perut yang hebat hingga kematian.

Baca Juga: Buka Tabir Evolusi Buaya, Gharial Purba dari Cina Punah Dibantai Manusia

Grouse Ruffed

Mungkin tidak ada yang menyangka belibis beracun. Burung ini sering disajikan di meja makan di Amerika. Namun, pada abad ke-18 dan ke-19, laporan tentang keracunan belibis muncul di seluruh negeri.

Saat diamati oleh dokter, pasien mengalami mual, muntah, dan gangguan penglihatan. Tapi apa yang menyebabkan ini dan mengapa itu tidak menjadi masalah hari ini?

Di musim dingin, belibis sering mencari makan di pucuk pohon salam gunung yang mengandung bahan kimia andromedotoxin dan arbutin. Beracun bagi mamalia, namun tampaknya tidak mempengaruhi belibis.

Sekarang jarang yang keracunan belibis karena peraturan berburu saat ini. Belibis tidak boleh diburu di musim dingin atau musim semi. Pemburu menghindari waktu tahun ketika burung-burung beracun paling berbahaya.

Spur-Winged Goose

Angsa bersayap taji (Plectroterus g. gambensis) merupakan burung besar ini dapat memiliki berat hingga 20 pon dan sangat agresif.

Mereka tidak hanya keras mempertahankan wilayah, tetapi mereka juga memiliki senjata untuk melakukannya. Setiap angsa memiliki taji tajam di ujung setiap kaki yang mereka gunakan untuk melawan.

Di Gambia, angsa cenderung memakan kumbang lepuh beracun. Mereka kebal terhadap racun, tapi daging mereka dipenuhi dengan racun itu.

Burung Puyuh

Baca Juga: Peneliti dari Enam Negara Klaim Bisa Pahami Emosi Babi, Termasuk Makna Dengusan

Puyuh biasa atau puyuh Eropa (Coturnix commix coturnix L.) lebihh terlihat seperti bola berbulu daripada ancaman beracun, tapi pada musim-musim tertentu tidak direkomendasikan untuk jadi santapan.

Mirip dengan belibis ruffed, racun puyuh berasal dari makanannya. Tetapi tergantung musim dan pada lokasinya. Burung puyuh hanya berbahaya selama migrasi musim semi atau musim gugur.

Di waktu lain dalam setahun, burung ini benar-benar aman untuk dimakan.

Racunnya diduga berasal dari biji beracun tanaman mint Slachys annua. Akibat koturnisme dapat mengakibatkan kelemahan dan nyeri otot hingga kelumpuhan disertai muntah, gagal ginjal, henti jantung, dan bahkan kematian.***

Editor: Adisumirta

Sumber: Earth.com

Tags

Terkini

Terpopuler