Covid 22 Diprediksi Bisa Menjadi Lebih Buruk

27 Agustus 2021, 17:21 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. /Pixabay/AngeloEsslinger

PORTAL SULUT - Istilah Covid 22 pertama kali dilontarkan oleh ilmuwan yang berbasis di Zurich, Swiss, Profesor Imunologi dari Universitas ETH, Sai Reddy.

Istilah Covid 22 tidak ditetapkan secara resmi oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Dikutip portalsulut.pikiran-rakyat.com dari DNA India, Dokter Sai Reddy, yang merupakan ilmuwan yang berbasis di Zurich mengatakan bahwa "tidak terhindarkan" bagi virus untuk bergabung dan membuat jenis virus yang lebih mematikan, terutama dengan varian seperti Delta (India), Beta (Afrika Selatan), dan Gamma (Brasil). ) dalam gambar. 

Baca Juga: Cara untuk Tidur Sebelum Menempuh Ujian, Peserta SKD CPNS Wajib Tahu

"Covid 22 bisa menjadi lebih buruk daripada yang kita saksikan sekarang. Jika varian seperti itu muncul, kita harus mengenalinya sedini mungkin dan produsen vaksin harus mengadaptasi vaksin dengan cepat. Kemunculannya varian baru ini adalah risiko besar. Kita harus bersiap untuk itu."katanya

Ia mengatakan soal fase pandemi covid berikutnya pada 2022, yang kemungkinan akan menghadirkan varian yang lebih berbahaya.

Akibat mutasi varian virus corona dan menyebutnya sebagai Covid 22.

Wajar jika virus berevolusi dan oleh karena itu para ahli memperingatkan bahwa varian covid ini akan terus meningkat di masa depan. 

Kemudian, Sage, kelompok ilmuwan yang menasihati Pemerintah Inggris, dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada 30 Juli mengatakan bahwa ada kemungkinan kuat covid menjadi lebih mematikan, menyebutnya sebagai kemungkinan yang realistis.

Baca Juga: Posisi Favorit Wanita, Dokter Boyke: Woman on Top Bisa Buat Durasi Lebih Lama

Dr Chris Smith, konsultan ahli virologi, dan dosen di Universitas Cambridge, saat berbicara di BBC Breakfast, mengatakan, kita semua setuju bahwa pandemi covid belum berakhir sampai berakhir di setiap sudut dunia karena jika tidak, itu akan datang begitu saja dan meraung kembali.

Lanjutnya, jangan lupa kami berpikir bahwa ini dimulai dengan beberapa kasus di satu kota, di salah satu sudut dari satu negara.

Kemudian melampaui seluruh dunia, tetapi orang tidak boleh mengabaikan bola di sini. karena akan sangat mudah untuk melepaskan semua pekerjaan baik yang telah kita lakukan sejauh ini jika ternyata seiring waktu kita kehilangan kekebalan karena efektivitas vaksin berkurang.***

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler