Zat Aktif dalam Magic Mushroom Berpotensi Jadi Obat Depresi, Masuki Uji Klinis Fase 3 di Inggris

- 5 November 2022, 14:44 WIB
Ilustrasi Magic Mushroom. Psilocybe cubensis atau dikenal magic mushroom berpotensi menjadi bahan obat untuk penderita depresi.
Ilustrasi Magic Mushroom. Psilocybe cubensis atau dikenal magic mushroom berpotensi menjadi bahan obat untuk penderita depresi. /Pixabay/

PORTAL SULUT - Psilocybe cubensis atau dikenal magic mushroom berpotensi menjadi bahan obat untuk penderita depresi.

Psilocybin, bahan aktif pada magic mushroom, dapat digunakan untuk terapi, bahkan meredakan gejala dan efeknya bertahan hingga tiga bulan.

Menurut peneliti Profesor Guy Goodwin dari Universitas Oxford, dalan dosis tinggi, psilocybin sangat berdampak pada penderita depresi.

 Baca Juga: Ini Tahapan Tekstur MPASI Sesuai Usia Anak, Jangan Sampai Keliru dan Terlambat ya Moms!

"Ini menunjukkan bahwa psilocybin memiliki efek farmakologis," kata Goodwin sebagaimana dikutip Portal Sulut dari The Sun.

Kata Goodwin, ini adalah sebuah temuan yang sangat penting untuk pilihan pengobatan baru di masa depan.

Pengobatan depresi di Ingris dengan psilocybin ini, kata dia, sudah bisa dilakukan dalam tiga tahun ke depan.

Psilocybin yang diberikan kepada sukarelawan dalam penelitian ini tidak berasal dari jamur ajaib, melainkan dibuat di laboratorium.

Dosis tunggal membantu "menyembuhkan" depresi yang resistan terhadap pengobatan pada 40 persen kasus.

Demikian hasil temuan yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine.

Terapis psikologis, Liam Modlin, mengatakan obat itu menempatkan orang dalam keadaan "seperti mimpi" selama enam hingga delapan jam.

Kondisi ini memberi terapis dan pasien kesempatan untuk membuat "terobosan emosional".

 Baca Juga: Moms, Hindari Memberikan Jenis Sarapan Ini Pada Si Kecil, Berikut Alasannya

Profesor Anthony Cleare dari King's College London, mengatakan mengingat efeknya mulai hilang setelah tiga bulan, itu menimbulkan pertanyaan, "Bagaimana cara terbaik untuk mencegah depresi kembali?"

“Ini mungkin melibatkan penambahan perawatan lain, seperti terapi psikologis, atau mengulangi perawatan psilocybin secara berkala,” kata Prof Cleare.

Tim di Universitas Oxford kini telah diberi lampu hijau untuk memulai uji klinis fase 3.

Itu merupalam terakhir sebelum pengobatan baru dipertimbangkan untuk MHRA atau Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan Inggris.

Jika dianggap aman, dan disetujui untuk digunakan di lembaga penyelenggara kesehatan Inggris, NHS, obat itu bisa jadi harapan bagi sekitar 2,7 juta orang Inggris yang menderita depresi yang resistan terhadap pengobatan.

MHRA sebelumnya telah menyetujui obat radikal seperti ketamin, esketamin, untuk digunakan untuk mengobati kondisi tersebut.***

Editor: Adisumirta

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah