Bagi Mereka yang Sudah Paruh Baya, Mimpi Buruk Ternyata Berhubungan dengan Kepikunan

- 15 Oktober 2022, 17:33 WIB
Ilustrasi. Bagi mereka yang sudah paruh baya, mimpi bisa jadi berhubungan dengan penurunan daya ingat atau demensia alias kepikunan
Ilustrasi. Bagi mereka yang sudah paruh baya, mimpi bisa jadi berhubungan dengan penurunan daya ingat atau demensia alias kepikunan /Foto: Kampus Production/Pexels/

PORTAL SULUT - Bagi mereka yang sudah paruh baya, mimpi bisa jadi berhubungan dengan penurunan daya ingat atau demensia alias kepikunan.

Ya, mimpi buruk di usia senja bukan sekadar tidur, namu ada kaitanmnya dengan kepikunnan atau demensia.

Ini berdasarkan penelitian yang diterbitkan di jurnal The Lancet.

Baca Juga: Kunyit Kaya Manfaat, tapi Tak Bisa Kerja Sendirian, Konsumsilah dengan Bumbu Dapur ini

Studi yang dipimpin Dr Abidemi Otaiku dari Centre for Human Brain Health di University of Birmingham ini melibatkan lebih dari 600 orang dewasa di Amerika Serikat sebagai partisipan.

Selama studi berlangsung, para partisipan menjawab pertanyaan mengenai kesehatan fisik dan psikologis mereka.

Beberapa di antaranya berkisar mengenai seberapa stres para partisipan dan seberapa tinggi kadar stres serta kecemasan mereka.

Hasil studi menunjukkan, orang-orang berusia paruh baya, yaitu 35-64 tahun, yang sering bermimpi buruk saat tidur memiliki kemungkinan lebih besar terdiagnosis demensia di kemudian hari.

Hubungan antara mimpi buruk dan demensia tetap terlihat kuat meski faktor-faktor lain yang mungkin memengaruhi kemunculan mimpi buruk dikesampingkan.

Seperti diketahui, salah satu faktor yang memengaruhi kemunculan mimpi buruk adalah kadar stres, kecemasan, atau depresi.

Semakin berat masalah-masalah tersebut, semakin sering pula mimpi buruk muncul.

"Ini mengindikasikan, mimpi dan demensia mungkin memiliki hubungan langsung pada sebagian orang," ujar Dr Otaiku seperti dilansir dari laman HullLive.

Baca Juga: Bisa Ketahuan Lho! Berbagai Bentuk Alis Ini Ternyata Dapat Ungkap Karakter Seseorang, Punyamu Gimana?

Dr Otaiku mengatakan, bagian otak yang meregulasi emosi di saat tubuh terjaga juga berperan dalam meregulasi emosi saat tubuh tertidur.

Karena itu, mimpi buruk yang muncul sebelum demensia terjadi bisa saja disebabkan neurodegenerasi pada bagian otak tersebut.

Hal tersebut biasanya berperan menurunkan emosi negatif di saat tubuh terjaga dan tidur.

"Kondisi ini bisa menyebabkan depresi dan kecemasan di saat terjaga, dan mimpi buruk di malam hari," pungkas Dr Otaiku.

Menurut Dr Otaiku, mimpi buruk merupakan kondisi yang bisa diobati.

Bila mimpi buruk terkait demensia diobati, ada kemungkinan kemunculan demensia di kemudian hari bisa diperlambat atau bahkan dicegah.

"Teori saya, mimpi buruk yang berulang pada sebagian orang dewasa merupakan gejala penyakit Alzheimer atau demensia lain yang paling awal, yang bisa muncul beberapa tahun atau dekade sebelum masalah ingatan dan berpikir muncul," ungkap Dr Otaiku.

Dikutip dari PMJ News, menurut Dr Otaiku, hanya sebagian kecil dari mimpi buruk yang mungkin berkaitan dengan demensia.

Mimpi buruk juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor lain seperti stres, suasana hati yang muram, atau kecemasan.

Oleh karena itu, Dr Otaiku menyarankan orang-orang yang mengalami mimpi buruk tak perlu merasa khawatir yang berlebihan.***

Editor: Adisumirta

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah