Semakin berat masalah-masalah tersebut, semakin sering pula mimpi buruk muncul.
"Ini mengindikasikan, mimpi dan demensia mungkin memiliki hubungan langsung pada sebagian orang," ujar Dr Otaiku seperti dilansir dari laman HullLive.
Dr Otaiku mengatakan, bagian otak yang meregulasi emosi di saat tubuh terjaga juga berperan dalam meregulasi emosi saat tubuh tertidur.
Karena itu, mimpi buruk yang muncul sebelum demensia terjadi bisa saja disebabkan neurodegenerasi pada bagian otak tersebut.
Hal tersebut biasanya berperan menurunkan emosi negatif di saat tubuh terjaga dan tidur.
"Kondisi ini bisa menyebabkan depresi dan kecemasan di saat terjaga, dan mimpi buruk di malam hari," pungkas Dr Otaiku.
Menurut Dr Otaiku, mimpi buruk merupakan kondisi yang bisa diobati.
Bila mimpi buruk terkait demensia diobati, ada kemungkinan kemunculan demensia di kemudian hari bisa diperlambat atau bahkan dicegah.
"Teori saya, mimpi buruk yang berulang pada sebagian orang dewasa merupakan gejala penyakit Alzheimer atau demensia lain yang paling awal, yang bisa muncul beberapa tahun atau dekade sebelum masalah ingatan dan berpikir muncul," ungkap Dr Otaiku.