Network
PORTAL SULUT - Fenomena gancet Miss V dan Mr P saat berhubungan intim ternyata bisa terjadi pada semua orang.
Beberapa waktu lalu viral video pasangan gancet di medsos. Setelah viral, akhirnya diakui jika hal tersebut hanya sebatas hiburan.
Namun fenomena gancet pasangan saat hubungan suami istri tersebut benar adanya? bagaimana tanggapan dari sisi medis.
Doctor Anti Aging & Sexologist dr. Haekal Anshari, M. Biomed (AAM) menyebut jika fenomena gancet saat berhubungan suami istri itu bisa terjadi.
Dalam akun istagramnya yang diunggah 1 minggu yang lalu, dr. Haekal Anshari menjelaskan secara medis alasan bisa gancet saat hubungan suami istri.
Katanya, gancet dalam dunia medis disebut dengan istilah Penis Captivus yakni kondisi dimana penis terjepit dan sulit dikeluarkan oleh vagina.
Hal ini terjadi akibat otot-otot dinding vagina berkontraksi sangat kuat yang menyebabkan bukaan vagina menyempit dan lebih rapat.
"Penis dalam ereksi yang terjepit di dalam vagina membuat aliran darah di dalam penis pun ikut terjebak. Akibatnya ukuran penis yang membesar sehingga semakin sulit dikeluarkan vagina," tulis dr. Haekal Anshari.
Baca Juga: Inilah Berbagai Makanan Yang Bantu Turunkan Darah Tinggi
Lantas bagaimana bisa gancet terjadi?
Menurut dr. Haekal Anshari, otot-otot vagina bagian depan adalah otot involunter sehingga tidak bisa dikendalikan oleh pikiran perempuan.
"Terkadang saat orgasme, otot-otot vagina berkonstraksi lebih kuat dari biasanya dan dapat mempersempit lubang vagina. Penyempitan ini bisa membuat penis terjepit dan sulit untuk dikeluarkan terutama jika penis tersebut masih ereksi di dalam vagina," jelasnya.
Diakui dr. Haekal Anshari, masih sedikit medis mengenai penyebab gancet bisa terjadi pada hubungan suami istri.
Namun ia memastikan jika fenomena gancet bukan disebabkan karena hubungan terlarang. "Faktanya gancet bisa terjadi pada siapa saja dan tidak ada kaitannya dengan hubungan gelap, mistik maupun kutukan," jelasnya.
Nah, jika sampai terjadi gancet, apa yang harus dilakukan?
"Hal pertama yang harus dilakukan adalah alihkan pikiran ke hal lain yang dapat menurunkan gairah seksual sehingga otot-otot organ genetikal bisa kembali rileks. Bila tetap sulit dikeluarkan maka segera ke IGD rumah sakit agar tim medis dapat melakukan injeksi untuk merileksasikan otot organ tenital tersebut," kata dr. Haekal Anshari.
Terakhir dokter berpesan jangan merasa malu untuk segera mencari dan memperoleh pertolongan medis.***
