Kenali Penyakit Paling Mematikan di Indonesia, Mampu Sedot Uang Negara Rp4 Triliun Dalam 2 Tahun!

- 6 September 2022, 13:28 WIB
7 cara ampuh cegah stroke menurut dr. Saddam Ismail
7 cara ampuh cegah stroke menurut dr. Saddam Ismail //Foto: freepik/

PORTAL SULUT – Paling mematikan di Indonesia, kenali penyakit yang mampu uang negara Rp4 triliun dalam 2 tahun!

Dari 10 penyakit paling mematikan di Indonesia, posisi teratas ditempati stroke dan kedua tertinggi di dunia.

Selain paling mematikan di Indonesia, pengobatan terhadap pasien penyakit stroke juga tercatat yang paling besar menyedot uang negara melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Berdasarkan data yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2019 silam, sebesar Rp4 triliun uang negara dikeluarkan untuk pembiayaan penyakit katastropik, termasuk stroke sepanjang tahun 2016 hingga 2018.

Bahkan bukan hanya uang negara yang tersedot hingga triliunan rupiah saja, akan tetapi keluarga pasien juga dipengaruhi oleh efek besar dari risiko penderita penyakit stroke.

Bukti konkrit besarnya efek yang ditimbulkan pada keluarga pasien, yaitu masalah finansial karena penderita stroke memerlukan perawatan dan biaya yang tidak sedikit.

Baca Juga: Tanpa Operasi Kista dan Miom di Rahim Sembuh Total dengan Konsumsi 2 Resep Herbal ala dr. Zaidul Akbar Ini

Besarnya risiko dari penyakit stroke terlihat dari banyaknya referensi yang ada, baik di dalam negeri maupun dunia.

Dilansir PortalSulut.Pikiran-Rakyat.com dari berbagai sumber menunjukkan bahwa sampai saat ini stroke menjadi penyakit mematikan atau penyebab kematian kedua, dan penyebab disabilitas ketiga paling tinggi di dunia.

Dalam dua dekade terakhir terjadi peningkatan jumlah stroke, yaitu 86% berakhir dengan kematian dan 89% menyebabkan disabilitas, terutama di negara yang berpendapatan rendah dan menengah ke bawah.

Di samping dapat pula menyebabkan kecatatan permanen, stroke juga sangat memengaruhi produktivitas penderitanya.

Baca Juga: Mata Minus, Rabun Jauh dan Silinder Langsung Sembuh Hanya dengan 1 Rempah Dapur Ini Kata dr. Zaidul Akbar

1. Kenali stroke

Seperti diketahui, stroke terjadi jika darah yang membawa oksigen tidak mengalir ke sebagian otak sehingga terjadi kematian sel atau jaringan.

Sampai saat ini dikenal dua jenis stroke, yaitu:

* Iskemik atau penyumbatan; stroke jenis ini yaitu aliran darah ke otak terhenti karena terjadi penyumbatan atau pembekuan darah yang menyumbat pembuluh darah. Dari total kasus stroke, sebanyak 85% merupakan tipe iskemik.

* Hemoragik atau pendarahan; stroke jenis ini yaitu pembuluh darah pecah sehingga terjadi perdarahan yang mengurangi aliran darah ke jaringan otak.

Baik jenis stroke iskemik maupun hemoragik, sama-sama mampu menyebabkan kelumpuhan hingga kematian.

Jika seseorang mengalami stroke, segeralah hubungi nomor darurat 112, rumah sakit, atau ambulans agar penderita dapat segera diberikan pertolongan pertama.

Dampak buruk serangan stroke dapat diminimalkan jika penderita segera memperoleh penanganan dalam periode emas (golden hours), yaitu antara 3 sampai 4,5 jam dari waktu serangan dimulai.

Kondisi pasien bisa makin memburuk bahkan berlangsung lama, hingga 24 jam atau lebih, jika tidak segera mendapatkan penanganan.

Baca Juga: Rezeki Lancar Tanpa Batas, Panjang Umur dan Diberkahi, Gus Mus: Kerjakan Amalan Pamungkas Ini

2. Gejala awal stroke

Untuk mengurangi dampak serangan stroke yang berbahaya, apalagi jika terjadi pada keluarga, teman, dan orang-orang di sekitar, kita perlu mengetahui apa saja gejala awal stroke.

Dengan mengenali tanda-tanda awal stroke, kemungkinan kita menyelamatkan kehidupan seseorang menjadi lebih besar.

Vlogger healthy Indonesia, dr Ema Surya Pertiwi melalui kanal YouTube dr Emasuperr membagikan informasi tentang tanda-tanda seseorang terkena stroke ringan tapi sering tidak disadari.

Menurut dr Ema Surya Pertiwi, gejala atau tanda yang umum seseorang terkena stroke ringan adalah BEFAST.

Adapun kepanjangan dari BEFAST ini, menurut dr  Ema Surya Pertiwi, yaitu:

B: Balance atau keseimbangan: sebuah situasi di mana kamu sedang berjalan atau berdiri, tiba-tiba jatuh tidak bisa menjaga keseimbangan;

E: Eye atau penglihatan: sebuah situasi di mana menghilangnya salah satu penglihatan kita;

F: Face atau wajah: sebuah situasi di mana ketika kita tersenyum, mencucu, mengeluarkan lidah, mengernyitkan dahi, atau mengedipkan mata, itu salah satu wajah datar;

A: Arm atau lengan: sebuah situasi di mana adanya kelemahan di salah satu tungkai;

S: Speech atau berbicara: ketika berbicara itu sudah mulai sulit sekali berbicara;

T: Time atau waktu: golden period stroke itu sekitar delapan jam.

“Semakin cepat BEFAST ini ditangani, maka akan semakin meminimalkan resiko kematian jaringan otak, resiko kecacatan, kelumpuhan, bahkan menurunkan resiko kematian pada penderita stroke,” tegas dr Ema Surya Pertiwi.

Dengan mengingat BEFAST, kita dapat dengan cepat mengenali tanda-tanda awal serangan stroke.

Namun, ada gejala lainnya yang perlu pula diketahui, yaitu:

* Melemah atau kebasnya salah satu sisi tubuh, termasuk salah satu kaki;

* Rabun atau bahkan hilangnya penglihatan, terutama di salah satu mata;

* Sakit kepala yang parah dan tidak pernah dirasakan sebelumnya, datang tiba-tiba tanpa sebab yang jelas;

* Keseimbangan tubuh terganggu, bahkan hingga menyebabkan penderita terjatuh, apalagi jika dialami bersama gejala lainnya.

Gejala awal stroke tersebut juga dapat diingat dengan akronim yang diperkenalkan oleh Kemenkes RI pada 2019, yaitu Se-Ge-Ra-Ke-R-S:

* SEnyum tidak simetris atau mencong ke satu sisi, tersedak, dan sulit menelan air minum;

* GErak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, biasanya tubuh bagian kanan;

* BicaRA pelo, kata-katanya tidak dapat dimengerti, serta bicara tidak nyambung;

* Kebas atau baal, kesemutan separuh badan;

* Rabun, pandangan satu mata kabur yang terjadi tiba-tiba;

* Sakit kepala hebat yang tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya.

Baca Juga: 5 Shio Paling Romantis, Sering Bikin Iri Pasangan Lain yang Melihatnya

3. Golden Hour

Dalam menyelamatkan seseorang yang mengalami serangan stroke, waktu menjadi sangat berharga.

Penderita stroke perlu secepatnya mendapatkan penanganan medis, yaitu dalam rentang waktu sebelum 4,5 jam sejak serangan terjadi.

Pasien yang diduga menunjukkan gejala stroke harus segera dilarikan ke UGD di rumah sakit terdekat dalam masa golden hour untuk mencegah risiko lebih lanjut, termasuk di antaranya kecacatan permanen bahkan kematian.

Sesampainya di rumah sakit, pasien stroke perlu mendapatkan layanan CT scan untuk mengetahui jenis stroke yang dialami.

Bahkan, jika ingin hasilnya maksimal, rumah sakit harus mengikuti standar penanganan internasional, yaitu kurang dari 30 menit untuk segera memberikan penanganan apabila pasien menunjukkan gejala-gejala stroke.

Baca Juga: 7 Makanan Ini Bikin Kesuburan Mr P Menurun Drastis Pada Pria, Kata dr. Ema Surya Pertiwi

4. Risiko dan pencegahan stroke

Faktor risiko adalah istilah untuk hal-hal yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami penyakit tertentu.

Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenkes menerangkan bahwa faktor risiko stroke antara lain: tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit jantung, diabetes melitus, dan obesitas.

Selain itu, dikutip dari situs Mayo Clinic, orang dengan kolesterol tinggi, punya kebiasaan merokok, dan pernah mengalami stroke sebelumnya mempunyai risiko yang lebih besar untuk mengalami serangan stroke.

Selain itu, stroke tidak memandang usia dan risikonya meningkat seiring bertambahnya usia.

Namun, tetap perlu diingat bahwa stroke dapat dicegah.

Pola hidup sehat menjadi hal utama dalam pencegahan diri dari stroke, terutama untuk yang pernah mengalami sebelumnya.

Oleh karena itu, Kemenkes selalu menganjurkan masyarakat untuk mengaplikasikan PATUH dalam keseharian, yaitu:

* Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter;

* Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur;

* Tetap diet dehat dengan gizi seimbang;

* Upayakan beraktivitas fisik dengan aman;

* Hindari rokok, alkohol, dan zat karsinogenik lainnya.

Dengan melakukan pola hidup sehat sesuai anjuran, kita dapat mengurangi kemungkinan mengalami serangan stroke.

Jika kamu mempunyai faktor risiko seperti yang disebutkan, lakukanlah pola makan sehat dan olahraga teratur.

Selain itu, cek tekanan darah dan tingkat kolesterol dalam tubuh.

Kurangi atau bahkan jauhi rokok dan minuman keras agar dapat mencegah terjadinya stroke.

Janganlah abai dengan kesehatan kita dan orang-orang yang kita sayangi.

Kita sudah mengetahui pula apa saja gejala awal dari stroke.

Semoga kita dapat mengingatnya sehingga mampu menyelamatkan nyawa seseorang yang membutuhkan pertolongan pertama stroke.

Ingat terus singkatan BEFAST, SeGeRa Ke RS kapan pun dan di mana pun, serta PATUH dari Kemenkes.***

Editor: Ainur Rofik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah