NOSTALGIA Suasana Ramadhan dan Lebaran Anak-anak Era 90-an, SEDERHANA Namun MENYENANGKAN

1 April 2023, 05:07 WIB
NOSTALGIA Suasana Ramadhan dan Lebaran Anak-anak Era 90-an, SEDERHANA Namun MENYENANGKAN /

PORTAL SULUT - Semua momen bulan puasa dan lebaran selalu punya kisah menarik dan kenangan indah bagi masyarakat Indonesia.

Tak hanya dirayakan umat muslim, kesan bulan Ramadhan dan hari raya mampu menembus batas agama.

Karena suasana yang sangat khas setiap generasi memiliki kenangan tersendiri dalam menjalankannya.

Dikutip Portal Sulut dari kanal YouTube Dicky Channel, bagi generasi 90-an kemeriahan saat Ramadhan dan hari raya mungkin sangat melekat dalam ingatan kita setelah pulang dari Shalat Idul Fitri, hal pertama yang dilakukan adalah bersalam-salaman, sungkeman meminta maaf kepada kedua orang tua, makan-makan bersama, bersenda gurau tanpa disibukkan dengan aktivitas bermain smartphone.

Baca Juga: Inilah 15 Manfaat Kurma Untuk Dijadikan Sajian Buka Puasa

Setelah itu segera memulai berlebaran dan bersilaturahmi dari rumah ke rumah, semua rumah tetangga akan didatangi tidak ada yang terlewatkan.

Tentunya tidak lupa pakai baju baru yang banyak kantongnya, karena mindset anak zaman itu baju baru dengan banyak saku itu penting karena untuk menyimpan angpao atau kue lebaran yang didapat saat berkunjung.

Pada saat itu, satu minggu menjelang lebaran kesibukan membuat kue lebaran semakin menjadi-jadi, emak-emak kita sudah sibuk membuat bermacam-macam kue hasil dari olahan sendiri bahkan kaleng Khong Guan pun isinya rengginang.

Zaman dulu busana lebaran itu sama seperti pakaian sehari-hari yang penting baru, untuk anak laki-laki celana jeansnya cut bray merk tidak ternama yang dicuci 3 kali saja sudah luntur warna aslinya, dengan atasan kaos Dagadu.

Bahkan di zaman itu, kalau perekonomian orang tua kita lagi susah, hanya diberikan sebuah kemeja lengan pendek putih polos dan setelah lebaran sekaligus digunakan untuk seragam sekolah, tinggal ditempelkan lambang SD di bagian kantong.

Bagi anak-anak pada masa itu baju baru adalah simbol kalau kita benar-benar lebaran, karena beli bajunya satu tahun sekali.

Zaman dulu lebaran kedua dan ketiga masih sama ramainya, karena sistem berlebarannya mengunjungi semua rumah satu persatu, jelas tidak akan rampung dalam waktu sehari dan kegiatan itu dilanjutkan pada hari lebaran berikutnya.

Baca Juga: Cocok Bagi Penderita Asam Lambung! Inilah 6 Tips Lancar Berpuasa, menurut dr. Zaidul Akbar

Dan saat rumah di kampung sendiri sudah dikunjungi semua, pastinya akan dilanjutkan berlebaran di kampung-kampung sebelah.

Nah, itulah beberapa nostalgia perayaan Ramadhan dan hari raya pada zaman dulu.
Bagaimana menurut kalian guys?
Apakah ingin mengulang suasana Ramadhan dan Lebaran ke masa-masa dulu yang lebih sederhana namun menyenangkan?.*

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler