ASAL-USUL MUSIK, Mengapa Musik Begitu Spesial dan Kapan Manusia Mengenal Musik??

10 Desember 2022, 12:05 WIB
ASAL-USUL MUSIK, Mengapa Musik Begitu Spesial dan Kapan Manusia Mengenal Musik?? /

PORTAL SULUT - Di setiap peradaban manusia musik merupakan salah satu hal yang ikut berkembang dan mewarnai tiap pergantian zaman.

Dari awal mula peradaban dimana musik dijadikan bunyi-bunyi perang hingga menjelma menjadi sarana terutama industri hiburan yang sangat besar sekarang ini.

Tak bisa dipungkiri jika hari ini hampir semua orang di belahan dunia tengah menikmati musik mulai dari karya Mozart hingga lagu teranyar BTS dan Blackpink yang nangkring di trending YouTube.

Bahkan tidak jarang musik menjadi penyambung untuk kaum muda dan kaum tua dan menjadi penyambung untuk perbedaan lainnya.

Baca Juga: MUSIK BLUES, Ekspresi Irama Ungkapan Perasaan Atas Penindasan Era Perbudakan di Amerika

Kapan manusia mengenal musik?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Musik merupakan ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi suara yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan.

Dalam pengertian umum pun musik memang menyangkut ilmu dan seni yang berhubungan dengan suara.

Secara harfiah istilah musik berasal dari bahasa Yunani yaitu MUSEKE yg yang berasal dari kata MUSE yakni para Dewi Yunani yang melindungi seni dan ilmu pengetahuan.
Dari sinilah kemudian manusia mengenal bahwa musik adalah salah satu seni yang juga menyangkut ilmu pengetahuan.

Musik sudah dikenal sejak zaman Homo Sapiens sekitar 180.000 tinggal 100.000 tahun lalu, namun karena potongan sejarah yang hilang, perkembangan musik yang dikenal manusia hanya terdeteksi sejak zaman pertengahan hingga zaman modern.

Pada zaman pertengahan sekitar tahun 400 hingga 1400 Masehi musik dikendalikan oleh gereja dan kemudian dikenal dengan nama Musical Report Award.

Setelah itu musik pun masuk pada masa pencerahan atau Renaissance sekitar 1403 - 1600 Masehi, dimana penggunaan instrumen seperti piano atau organ mulai berkembang dan menjadi pengiring di berbagai tempat kesenian seperti Opera.

Kemudian musik menjadi lebih beragam pada masa Baroque sekitaran 1600 - 1700 Masehi, dimana musik menjadi beragam dan menjadi awal kebangkitan para komposer dalam membuat musik unik.

Setelah itu akhirnya musik masuk pada masa kejayaan di era Musik Klasik pada 1703 - 1810 Masehi, pada masa inilah dunia mengenal musisi terkenal seperti Shopping dan Beethoven.

Dari era Klasik musik kemudian menuju ke era Romantik pada tahun 1815 hingga 1910 Masehi, yang membuat musik dianggap memiliki komposisi perasaan emosi yang kuat dan makna yang dalam. Dari masa inilah musik menjadi penyampaian isi hati hingga aspirasi kaum tertindas untuk melawan.

Akhirnya tibalah pada masa modern di tahun 1903 hingga tahun di masa sekarang. Disini musik menjangkau banyak orang dengan hadirnya radio dan juga berkembang hingga menjadi musik elektronik seperti yang sekarang kita kenal.

Setidaknya itulah sejarah singkat dari perkembangan musik di dunia.

Baca Juga: Sering Dijodohkan Netizen, Menurut Marcel Wen Begini Isi Hati Ayu Ting Ting dan Boy Wiliam, Ternyata...

Lalu Mengapa orang-orang menyukai musik?

Berdasarkan hubungan panjang manusia dan musik, wajar saja jika musik menjadi salah satu hal yang dicintai semua kalangan. Bahkan saking sukanya manusia dengan musik, dalam beberapa ilmu pengobatan musik sering dijadikan alat terapi untuk proses penyembuhan.

Faktor utama mengapa manusia bisa mencintai musik tidak lain karena sensasi yang ditimbulkan musik memang memproduksi kebahagiaan.

Berdasarkan laporan yang dikutip dari live science, para peneliti menemukan hal yang menarik yang terjadi pada otak manusia saat mendengarkan musik.

Penelitian yang dilakukan pada tahun 2010 silam menemukan bahwa struktur otak yang teraktivasi saat mendengarkan musik adalah wilayah yang sama terkait dengan rangsangan Uforia lain, seperti sedang bercinta bahkan ataupun mengkonsumsi obat terlarang.

Sensasi dari mendengar musik memang membangkitkan kesenangan seperti hal yang disebutkan tadi karena sama-sama menghasilkan Dopamin sebuah senyawa kimia yang memberikan respon bahagia di dalam otak.

Selain produksi Dopamin aliran darah manusia juga mengalami gerakan naik-turun di dalam otak seiring dengan adanya alunan musik. Hal ini terjadi karena di area otak yang berhubungan dengan penghargaan emosi dan gairah.

Hal ini jugalah yang kemudian bisa memicu bulu Kuduk berdiri saat mendengar musik bagus atau saat mendengar seorang penyanyi mencapai not yang tinggi.

Selain menghasilkan dopamin yang memberikan sensasi bahagia pada otak secara psychologis manusia juga menjadi nyaman dengan adanya musik.

Bagi para musisi seperti Rock Scalen musik merupakan cara seseorang musisi untuk menyampaikan perasaan, dan dalam kasus yang lebih sederhana musisi memiliki teman curhat yang baik yaitu dengan menciptakan musik.

Sementara bagi penikmat musik menurut beberapa musisi dan personil band dari Amerika, musik merupakan sebuah instrumen untuk berbagi perasaan.
Jika kamu mendengar lagu sedih saat galau kamu akan merasa bahwa banyak orang yang merasakan hal yang sama sehingga mendengar alunan musik itu kemudian membuat kamu merasa lebih baik.

Dari sinilah musik dikenal sebagai bahasa universal yang dapat menyatukan manusia dalam berbagai lapisan.

Tidak jarang kita juga melihat sebuah paduan kolaborasi yang dihimpun dari berbagai artis dan berbagai genre untuk menciptakan musik yang indah didengar oleh semua kalangan.

Jika kita masih ingat lagu Shakira yang berjudul Waka-waka yang menjadi icon resmi piala dunia Afrika Selatan pada tahun 2010 silam, lagi tersebut diputar hampir di seluruh dunia dan menjadi kegemaran lintas generasi.

Hal inilah yang membuktikan bahwa musik itu universal dan dapat menjadi pemersatu manusia, sehingga tidak jarang musik juga dijadikan alat perlawanan bahkan perdamaian, karena memang semua orang menyukai musik. *

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler