Sementara itu, perbankan tradisional belum bisa menyediakan layanan yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen digital.
Baca Juga: 3 Weton Wanita Bisa Bikin Para Playboy Bertekuk Lutut Menurut Primbon Jawa
Hal inilah yang menjadi salah satu sebab terus menurunnya jumlah kantor cabang bank umum di seluruh Indonesia.
Meningkatnya penggunaan teknologi informasi guna memaksimalkan layanan bagi nasabah secara personal mengarahkan bank kepada suatu era baru yaitu Era Perbankan Digital.
Upaya ini sejalan dengan beralihnya nasabah ke berbagai transaksi digital. The Wall Street Journal menyebutkan bahwa berbagai bank di Amerika Serikat menutup lebih dari 1.700 cabang pada akhir Juni 2017.
Salah satu penyebabnya adalah karena berkurangnya jumlah nasabah yang bertransaksi rutin melalui teller bank berdasarkan laporan The Wall Street Journal.
Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan bahwa tuntutan digitalisasi perbankan diperkuat oleh berbagai faktor pendorong pengembangan digital bank di Indonesia.
Baca Juga: Bolehkah Berdoa Meminta Berjodoh Dengan Orang yang Kita Sukai? Begini Kata Ustadz Khalid Basalamah
Hal ini mengingat Indonesia merupakan perekonomian yang berpotensi besar untuk menyerap arus digitalisasi.
Faktor pendorong tersebut tercermin dalam 3 (tiga) aspek utama yaitu peluang digital (digital opportunity), perilaku digital (digital behavior), dan transaksi digital (digital transaction).