Ini Arti Gempa Bumi Berdasarkan Kalender Bali, dari Sasih Kasa hingga Sada Menurut Lontar Palelindon

- 23 Juli 2023, 20:07 WIB
Pusat gempa yang mengguncang wilayah Pacitan Jawa Timur malam ini, Minggu 23 Juli 2023 dengan magnitudo 5,7. Selang dua detik, gempa kembali terjadi dengan magnitufo yang sama.
Pusat gempa yang mengguncang wilayah Pacitan Jawa Timur malam ini, Minggu 23 Juli 2023 dengan magnitudo 5,7. Selang dua detik, gempa kembali terjadi dengan magnitufo yang sama. /BMKG/


PORTAL SULUT - Bukan hanya Primbon Jawa yang membahas soal arti dari gempa bumi, berikut ini adalah makna atau arti gempa bumi yang terjadi berdasarkan sasih menurut Lontar Palelindon.

Dimana dalam pembahasan ini lengkap dibahas makna gempa bumi berdasarkan sasih dari Sasih Kasa hingga Sasih Sada.

Dalam Kalender Bali, ada sebanyak 12 sasih, dimana sasih ini adalah bulan menurut Kalender Bali.

Baca Juga: Gempa Pacitan Terjadi di Bulan Suro, Ternyata ini Arti Gempa di Bulan Suro saat Malam Hari Menurut Primbon Jaw

Keduabelas sasih tersebut yakni Sasih Kasa, Karo, Katiga, Kapat, Kalima, Kanem, Kapitu, Kawulu, Kasanga, Kadasa, Jyesta, Sada.

Sementara itu, Lontar Palelindon merupakan salah satu lontar yang merupakan karya sastra tradisional Bali yang membahas tentang linuh atau gempa bumi.

Dalam lontar ini juga berisi makna atau arti dari gempa bumi pada setiap sasih.

Dilansir dari jurnal ilmiah IHDN Denpasar berjudul Linuh dalam Teks Palalindon: Perspektif Sosiologis Umat Hindu Bali, berikut adalah makna gempa bumi berdasarkan sasih menurut Lontar Palelindon.

Sasih Kasa

Apabila sasih Kasa datangnya Linuh, kacaulah dunia dan juga tanah, Bhatara Ciwa beryoga baur dunia dilindungi oleh para dewata, tanam-tanam jadi banyak hasil bumi, orang banyak yang sakit kena black magik.

Sasih Karo

Apabila sasih kara datangnya linuh, Bhatara Gangga beryoga, selamat seluruh dunia, danau kering buah-buahan tak jadi, banyak orang kena penyakit kulit (upas), Bhatara Yama menghendaki stana.

Sasih Katiga

Apabila sasih ketiga terjadinya linuh, Bhatara Sri beryoga selamatlah dunia, tanaman berhasil, air besar mengandung sari-sari tanah tetapi Bhatara Guru sedih karena air terlalu besar, hujan deras, sulitlah orang mencari makan dan banyak orang meninggal karena ke sawah (karena mengola sawah).

Sasih Kapat

Bila kapat datangnya linuh, Bhatara Brahma beryoga, dunia selamat, air banyak mengalir, penyakit wabah berjangkit, banyak orang meninggal.

Sasih Kalima

Bila kelima terjadinya linuh, Bhatara Iswara beryoga, wabah penyakit banyak yang datang, tanaman padi tak berhasil, buah-buahan tidak jadi, wabah datang dari laut menimpa manusia sehingga banyak orang meninggal.

Sasih Kanem

Bila keenam terjadinya linuh, Bhatari Uma beryoga, pemimpin dan rakyat tak menentu, bertengkar hama penyakit dan wabaah penyakit berkembang dan mengganas, tiada kuasa orang memimpin, beraneka ragam buta muncul mau memangsa.

Baca Juga: Apakah Boleh Mengadakan Hajatan di Bulan Suro? Ini Kata Kitab Primbon Jawa

Sasih Kapitu

Bila kepitu terjadi linuh, Bhatara Yoga mayoga Bhatara Ludra mamurti berubah keadaan tanah dunia sulit, orang sakit banyak meninggal, tanaman padi berhasil, umbi-umbian berhasil, air sedikit yang mengalir.

Sasih Kawulu

Bila kawulu datangnya linuh, Bhatara Maha Dewa mayoga, dunia kacau, seluruhnya dimarahi/dikutuk oleh Bhatara Maha Dewa, hama tanaman mengganas, banyak manusia meninggal karena bekerja di sawah, tanaman padi berhasil, buah-buahan tidak jadi, air berlimpah ruah, berkembanya hama tanaman seperti gadgad, lanas, cundang, wereng, walang sangit, dan sejenis hama lainnya.

Sasih Katiga

Apabila sasih ketiga terjadinya linuh, Bhatara Sri beryoga selamatlah dunia, tanaman berhasil, air besar mengandung sari-sari tanah tetapi Bhatara Guru sedih karena air terlalu besar, hujan deras, sulitlah orang mencari makan dan banyak orang meninggal karena ke sawah (karena mengola sawah).

Sasih Kapat

Bila kapat datangnya linuh, Bhatara Brahma beryoga, dunia selamat, air banyak mengalir, penyakit wabah berjangkit, banyak orang meninggal.

Sasih Kalima

Bila kelima terjadinya linuh, Bhatara Iswara beryoga, wabah penyakit banyak yang datang, tanaman padi tak berhasil, buah-buahan tidak jadi, wabah datang dari laut menimpa manusia sehingga banyak orang meninggal.

Baca Juga: Gempa Bumi Tektonik Magnitude 5,2 Guncang Karangasem Bali, Ini Penyebabnya Menurut BMKG, 21 Gempa Susulan

Sasih Kanem

Bila keenam terjadinya linuh, Bhatari Uma beryoga, pemimpin dan rakyat tak menentu, bertengkar hama penyakit dan wabaah penyakit berkembang dan mengganas, tiada kuasa orang memimpin, beraneka ragam buta muncul mau memangsa.

Sasih Kapitu

Bila kepitu terjadi linuh, Bhatara Yoga mayoga Bhatara Ludra mamurti berubah keadaan tanah dunia sulit, orang sakit banyak meninggal, tanaman padi berhasil, umbi-umbian berhasil, air sedikit yang mengalir.

Sasih Kawulu

Bila kawulu datangnya linuh, Bhatara Maha Dewa mayoga, dunia kacau, seluruhnya dimarahi/dikutuk oleh Bhatara Maha Dewa, hama tanaman mengganas, banyak manusia meninggal karena bekerja di sawah, tanaman padi berhasil, buah-buahan tidak jadi, air berlimpah ruah, berkembanya hama tanaman seperti gadgad, lanas, cundang, wereng, walang sangit, dan sejenis hama lainnya.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah