Dalam film tersebut, malam 1 Suro digambarkan sebagai saat jin, setan, dan santet menunjukkan keberadaan mereka kepada manusia. Sangat menakutkan bukan?
Belum lagi berbagai mitos dalam bahasa Jawa tentang malam 1 Suro. Tidak dianjurkan untuk melakukan hal-hal tertentu, seperti menikah atau membangun rumah.
Ini adalah tabu besar karena dianggap pamali atau ra ilok bagi kebanyakan orang Jawa. Meski tidak jelas apa alasannya, banyak orang Jawa yang masih menganutnya agar tidak terluka.
Di beberapa daerah di Jawa, berbagai ritual dan tradisi digelar untuk menyambut malam 1 Suro, misalnya menggelar padusan, yaitu mandi bersama di sungai dalam rangka “membersihkan diri” untuk menyambut tahun baru.
Ada juga lek-lekan atau tidak tidur semalaman, acara tudurani, tirakatan, atau selamatan dengan mempersembahkan berbagai sesaji atau ubo rampe.
Terlepas dari tujuan ritual dan tradisi atau pengertian malam keramat atau angker 1 Suro, ini jelas menggambarkan betapa sakralnya malam itu.
Lalu pertanyaan selanjutnya, mengapa bulan Suro dianggap sakral oleh masyarakat Jawa?
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut alasan bulan suro dianggap sakral oleh masyarakat Jawa.
Dalam karya Muhammad Solikin dalam bukunya yang berjudul Misteri Bulan Suro: Perspektif Islam Jawa (2010) menyebutkan, alasan utama mengapa bulan Suro begitu disakralkan adalah karena budaya keraton.