Gempa dan Erupsi Gunung Semeru Tanda Eyang Semar Kembali? Inila Isi Perjanjian Syekh Subakir dan Sabdo Palon

- 8 Desember 2022, 13:31 WIB
Ilustrasi. Pertarungan Dahsyat Syekh Subakir dengan Sabdo Palon Noyo Genggong, Dakwah Walisongo dan Sunan Gunung Jati
Ilustrasi. Pertarungan Dahsyat Syekh Subakir dengan Sabdo Palon Noyo Genggong, Dakwah Walisongo dan Sunan Gunung Jati /SS YouTube Keramat Wali

PORTAL SULUT- Bencana kembali terjadi di wilayah Jawa. Setelah gempa bumi di Cianjur, kembali terjadi erupsi gunung Semeru beberapa hari lalu.

Lantas, fenomena dan bencana itu lagi-lagi dikaitkan dengan kisah penuh moral antara Syekh Subakir dan Sabdo Palon penjaga tanah Jawa yang terjadi dimasa lalu.

Nama Syekh Subakir sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat Jawa. Beliau merupakan generasi pertama Walisongo.

Baca Juga: Tidur Kurang Dari Lima Jam Semalam Picu Penyakit Kronis?

Dikenal sebagai orang yang berhasil mengembalikan pulau Jawa yang terkenal angker. Syekh Subakir juga berhasil bernegosiasi dengan sang pelindung gaib tanah Jawa Sabdo Palon, dengan menyebarkan Islam di tanah Jawa dengan beberapa syarat.

Di dalam kitab Musaral sebagaimana dikutip dari kanal YouTube aliqul Channel, diceritakan bahwa pada masa dahulu, pulau Jawa terkenal sangat angker dan kondisinya tidak karuan.

Suatu hari, Sultan Turki mendapatkan pengunjuk untuk penyebaran Islam di tanah Jawa. Sehingga diutuslah rombongan para ahli ulama untuk mendatangi pulau Jawa untuk menyiar Islam.

Sayangnya sebagian rombongan tersebut tewas karena para leluhur penduduk tanah Jawa.

Baca Juga: Jangan Biarkan Hewan Ini Masuk Ke Rumah, Rezeki Akan Hilang Dan Sholat Ditolak Allah Kata Gus Baha

Mendengar kegagalan utusan yang dikirimnya, akhirnya Sultan Turki mengirim seseorang yang terkenal alim dan memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan dunia gaib, dialah Syekh Subakir, lelaki yang berasal dari tanah Persia atau negara Irak.

Syekh Subakir kemudian berlayar ke pulau Jawa. Setelah sampai, Syekh Subakir langsung menuju gunung Tidar yang diyakini sebagai titik pusat dari tanah Jawa.

Di puncak gunung Tidar, Syekh Subakir memasang tumbal berupa batu hitam, atau dikenal dengan nama Aji Kolocokro yang mampu menetralisir daya magisti dari bangsa jin.

Baca Juga: Malaikat Pencatat Amal Baik dan Buruk TERPESONA dengan Wirid Ini , Menurut Gus Baha, Wirid yang Bagaimakanah

Selama 3 hari 3 malam, batu tersebut mengeluarkan hawa sangat panas yang membuat para leluhur menyingkir ke laut Selatan Jawa.

Sehingga hal itu mengusik ketenangan Eyang Semar atau Sabdo Palon, sang dayang tanah Jawa yang selama ribuan tahun bertapa.

Selanjutnya terjadilah adu kekuatan antara Syekh Subakir dan Sabdo Palon selama 40 hari 40 malam.

Akhirnya, Sabdo Palon menawarkan sebuah perundingan kepada Syekh Subakir yang mana menghasilkan sebuah perjanjian dengan sebutan perjanjian Sabdo Palon.

Syekh Subakir menyampaikan jika kedatangannya di tanah Jawa guna menyebarkan agama Islam dan Sabdo Palon pun memperbolehkan dengan beberapa perjanjian.

Baca Juga: Ingin Mendapat Pertolongan Allah? Lakukan Hal Ini Kata Ustadz Adi Hidayat, Selamat Dunia dan Akhirat

Jika kita mengingat tentang kisah yang penuh ajaran moral dan toleransi, kita pasti akan mengingat kisah Syekh Subakir dan Sabdo Palon.

Dari kisah ini, kita bisa ambil pelajaran yang berharga tentang musyawarah diantara penyebar agama Islam dan tokoh yang dianggap penjaga tanah Jawa.

Diceritakan dikisahkan bagaimana Sabdo Palon penjaga tanah Jawa memberikan kesempatan kepada Syekh Subakir menyebarkan ajaran Islam dengan syarat yang harus dipenuhi.

Jika syarat tersebut tidak dipenuhi, maka Sabdo Palon mengancam akan membuat goro-goro di masa yang akan datang.

Kisah ini sudah banyak di percayai oleh masyarakat terutama di tanah Jawa.

Sabdo Palon mensyaratkan menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa. Syarat itupun disetujui oleh Syekh Subakir.

Syarat dan perjanjian itu berupa:

1. Jangan ada pemaksaan agama atau kepercayaan.

2. Jika hendak membuat bangunan tempat pemujaan atau ibadah, buatlah yang bangunannya nampak gaya Hindu Jawa, walau isi dalamannya Islam.

3. Jika mendirikan kerajaan Islam, maka ratunya harus campuran Hindu dan Islam.

4. Jangan jadikan orang Jawa menjadi orang Arab. Biarkan mereka tetap menjadi orang Jawa. Hati-hati jika orang Jawa hilang kepribadian dan budi pekertinya. Jika hilang, maka dia akan datang lagi membuat goro-goro.

Baca Juga: Mbah Moen Sebut 7 Tanda Kiamat Menurut Al-Quran, 3 Di Antaranya Sudah Terjadi

Syarat-syarat itupun disetujui oleh Syekh Subakir dan tetap menghormati. Namun, karena suatu saat kelak karena perkembangan zaman, maka itu bukan kuasanya lagi.

Itulah kisah lampau perjanjian antara Syekh Subakir dan Sabdo Palon dalam penyebaran agama Islam di tanah Jawa.

Perjanjian-perjanjian itu kemudian dikaitkan dengan fenomena alam yakni bencana alam berupa kembali meletusnya gunung Semeru dan gempa di Cianjur. ***

Editor: Rensa Bambuena

Sumber: Youtube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x