Bisnis rumahan Christiansen pun bangkrut. Saat itu dia bingung bagaimana dia bisa menghidupi istri dan keempat anaknya.
Seolah nasib buruk Christiansen dan keluarga tidak cukup, tidak lama setelah itu istri Christiansen meninggal dunia. Tahun itu merupakan tahun paling kelam dalam hidupnya.
Baca Juga: Ingin Nafas dan Gigi Sehat? Seorang Ortodentis Inggris Sarankan Berciuman 4 Menit Sehari
Christiansen sangat mencintai anak-anaknya. Berbulan-bulan semenjak kematian sang istri, di rumahnya yang ada hanya kehampaan.
Tidak ada lagi tawa canda yang terdengar. Tidak tahan melihat anak-anaknya bersedih hati, Christiansen pun bertekad berbuat sesuatu untuk mereka.
Christiansen kemudian memanfaatkan keahliannya sebagai tukang kayu untuk membuat mainan bagi anak-anaknya. Harapannya, mainan sederhana itu akan bisa membuat anak-anaknya melupakan kesedihan mereka.
Mainan yang ia buat adalah sebuah bebek-bebekan yang terbuat dari potongan kayu.
Ternyata, anak-anak Christiansen sangat menyukai mainan itu. Tawa dan canda pun kembali terdengar di rumah mungil itu.
Melihat kebahagiaan yang kembali hadir di rumahnya, Christiansen berpikir. Jika mainan itu bisa membuat anak-anaknya bahagia, maka pastinya mainan itu bisa juga membuat anak-anak lain di luar sana menjadi bahagia.
Kenapa aku tidak membuat mainan kayu yang lebih banyak?