Misteri Jalur Gaib Mahameru! Kisah Menyeramkan Pendakian Gunung Semeru, Hingga Legenda dan Sejarahnya

- 24 Desember 2021, 09:58 WIB
Legenda dan Sejarah Mahameru/Foto: Tangkap Layar YouTube Daftar Populer
Legenda dan Sejarah Mahameru/Foto: Tangkap Layar YouTube Daftar Populer /

Gunung Meru dianggap sebagai rumah tempat bersemayam dewa-dewa dan yang menghubungkan bumi serta Kayangan, hingga kini masih banyak masyarakat Jawa dan Bali yang menganggap gunung sebagai tempat kediaman Dewata hiang dan makhluk halus.

Gunung Mahameru dipercayai sebagai Bapak Gunung Agung di Bali, dan dihormati oleh masyarakat Bali upacara sesaji kepada para dewa-dewa Gunung Mahameru dilakukan oleh orang Bali, setiap delapan hingga 12 tahun sekali. Hanya pada waktu orang menerima suara gaib dari dewa Gunung Mahameru.

Namun letusan gunung Semeru baru-baru ini seakan menjawab misteri ramalan Jawa kuno, yang dikenal dengan ramalan dari Prabu Joyoboyo atau ramalan Jayabaya.

Salah satu kisah dalam ramalan Jayabaya mengupas tentang perjanjian yang konon katanya berimbas pada meletusnya Gunung Semeru.

Saat ini perjanjian yang dibuat oleh Syekh Subakir dan Sabdo Palon atau dikenal dengan nama Semar, awal kisah dimulai dari kedatangan Syekh Subakir yang berasal dari Kesultanan Turki, yang ketika itu bertugas menyebarkan agama Islam kepada Sabdo Palon atau Semar yang saat itu ditugaskan sebagai penjaga tanah Jawa.

Syekh  Subakir pun meminta diberi kesempatan untuk menyebarkan ajaran agama Islam,permintaan itu memicu Peperangan antara Syekh Subakir dan Semar bersama pasukan Jin, karena Syekh Subakir berniat untuk membersihkan berbagai ritual persembahan dengan berbagai tumbal.

Adu kesaktian itu pun berlangsung selama empat puluh hari siang dan malam, seluruh tanah Jawa bergejolak Semar dan pasukannya dari golongan jin tidak nyaman, dan merasakan kepanasan teramat sangat.

Hingga akhirnya Semar atau Sabdo Palon menawarkan gencatan senjata dengan Beberapa syarat, agar pertarungan dihentikan karena mulai kewalahan melawan seorang Syekh Subakir.

Syarat itu berupa Syekh Subakir tidak boleh memaksa pengikutnya untuk masuk Islam, Begitupun sebaliknya Semar tidak akan melarang atau menyarankan pengikutnya ikut pada ajaran Syekh Subakir.

Kemudian jika ingin membuat kerajaan Islam, Syekh Subakir harus memilih ratunya berasal dari campuran Hindu dan Islam, dan yang terakhir Semar juga meminta pada Syekh Subakir tidak menjadikan orang Jawa seperti orang-orang Arab.

Halaman:

Editor: Muhamad Zakir Mokoginta

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah