SEREM! Dikira Manusia, Ternyata yang Dibonceng Pria Ini Adalah Hantu Korban Kecelakaan

8 Juni 2023, 06:02 WIB
Ilustrasi SEREM! Dikira Manusia, Ternyata yang Dibonceng Pria Ini Adalah Hantu Korban Kecelakaan /Sergey Torbik/Pexels

PORTAL SULUT - Inilah kisah misteri tentang hantu yang bikin merinding.

Kisah-kisah misteri tentang keberadaan hantu memang sudah sering kita dengar.

Mulai dari penampakan gangguan-gangguan bahkan sampai kerasukan atau kesurupan, menjadi topik kisah-kisah misteri.

Sepertinya sudah menjadi mitos, bahwa sebagian masyarakat meyakini orang yang meninggal karena kecelakaan arwahnya akan penasaran, dan masih sering menampakan diri.

Kisah misteri kali ini adalah kisah nyata yang menceritakan seseorang yang tinggal di Kebumen, sebuah daerah di Jawa Tengah.

Baca Juga: BIKIN MERINDING! Thriller Misteri 'Revenant' Dipenuhi Adegan Horor dan Menegangkan, Ini Sinopsis dan Jadwalnya

Seperti apa ceritanya? Simak cerita selengkapnya, disadur dari kanal Youtube Sejuta Kisah.

Di sore hari itu, tepatnya (maaf saya lupa), kakak saya memberi kabar melalui handphone bahwa dia akan mudik ke kampung halaman.

Kakak saya waktu itu bekerja di Kota Kembang alias Kota Bandung.

Ia berencana pulang kampung dengan menggunakan alat transportasi kereta api dan kakak saya memintaku untuk menjemputnya di stasiun kereta api Kebumen pada jam yang telah kami perkirakan.

Karena kakak saya naik kereta malam, otomatis kereta api kami perkirakan akan sampai atau masuk di stasiun Kebumen atau masuk di stasiun Kebumen pada dini hari sebelum subuh atau sekitar jam 03.30 WIB.

Singkat cerita, malam itu terasa cepat berlalu hingga alarm jam yang ada di kamar saya berbunyi.

Sebelum tidur, alarm saya atur di jam 03.00 WIB.

Benar saja, alarm berbunyi tepat pukul 03.00 WIB.

Saya pun bangun dan bersiap-siap berangkat ke stasiun kereta api untuk menjemput kakak.

Saya berangkat tepat pukul 03.45 WIB.

Jarak antara rumah dengan stasiun tidaklah begitu jauh, kira-kira 10 menit saja.

Di perjalanan sepanjang kampung, suasana dini hari begitu sepi.

Dini hari itu udara begitu dingin, terasa menusuk hingga ke tulang sumsum.

"Pantas saja sepi banget gak ada orang," gumamku.

Tentunya di jam pagi dan cuaca sedingin ini, orang-orang pasti lebih memilih menarik selimutnya daripada keluar rumah.

Jadinya pantas saja jikalau saya tak menemui seorang di sepanjang jalan kampung.

Setelah masuk jalan besar, suasana juga tidak berbeda dengan suasana di kampung, masih sepi.

Baca Juga: Serem! 7 Kebiasaan Ini Tanpa Sengaja Mampu Mengundang Jin Dan Setan

Sampai pada akhirnya, saya sampai di pertigaan alun-alun.

Berikutnya, dari jarak sekitar 100 meter sebelum sampai pertigaan alun-alun, saya seperti melihat seseorang yang sedang duduk di tengah pertigaan itu.

Setelah semakin dekat, memang benar penglihatan saya tidak salah.

Ada sosok laki-laki yang duduk mengenakan kemeja serta celana berwarna putih dengan bersimbah darah, seperti habis kecelakaan di pertigaan itu.

Kemudian sosok laki-laki itu melambaikan tangan ke arah saya, seperti meminta pertolongan.

Namun karena perasaan takut, saya lewati begitu saja sosok laki-laki yang terduduk dengan bersimbah darah itu.

Anehnya, saya berubah pikiran begitu saja.

Saya pikir, tidak ada salahnya juga kalau saya menolong laki-laki itu.

Mungkin dengan memberikan tumpangan ke rumah sakit, akan sedikit membantu atau menyelamatkan laki-laki itu.

Lalu, di bagian jalan menuju rumah sakit dengan jalan menuju stasiun kereta api, itu satu arah.

Letaknya pun saling berdekatan.

Atas dasar pemikiran itu, saya pun berbalik arah dan menghampiri sosok laki-laki tadi.

Ia masih saja terduduk di tempat yang sama.

Tepat di samping kiri laki-laki itu, saya menghentikan motor.

Laki-laki itu kulitnya putih pucat dengan bersimbah darah dan menurut perkiraan saya berusia sekitar 30 tahunan.

Setelah laki-laki itu bonceng di motor, saya segera menstarter motor untuk melanjutkan perjalanan pelan-pelan.

Kalau tidak salah kecepatan motor saya 30 km/jam.

Setelah beberapa saat, saya sempat kaget karena tiba-tiba saja pundak saya terasa ditempelin sesuatu yang begitu dingin, seperti es.

Ternyata setelah mengecek melalui spion motor, yang menempel di pundak saya adalah tangan laki-laki itu.

Lalu saya pun membuka obrolan dengan melihat ke arah spion di setiap pertanyaan yang saya lontarkan.

"Mas mau ke mana?," tanyaku.

"Ke rumah sakit," jawabnya.

"Kenapa Mas kok bersimbah darah begini?," tanyaku sambil melihat ke arah spion.

"Jangan lihatin saya terus mas," ucapnya sambil tetsenyum.

Setelah itu, tak ada obrolan lagi di antara saya dan laki-laki itu.

Sewaktu hampir sampai di rumah sakit, saya membuka obrolan kembali.

"Mas sudah hampir sampai rumah sakit," ucapku.

Namun, tak ada jawaban dari laki-laki itu.

Saya pun melihat ke arah spion kanan lagi.

"Kok laki-laki itu sudah nggak ada?,".

Karena masih setengah tidak percaya dengan apa yang saya lihat di spion kanan motor, saya menoleh lagi ke belakang.

Ternyata apa yang saya lihat di spion kanan motor sama persis dengan apa yang saya lihat waktu menolehkan kepala agak ke belakang.

Laki-laki yang bergemeja dan bercelana putih yang tadi saya bonceng di motor sudah tidak ada menghilang entah ke mana.

Baca Juga: Serem! Benarkah Setiap Malam Jumat Ruh Orang Meninggal Pulang ke Rumah, Begini kata Gus Baha

Saya sempat berhenti di tempat untuk mengecek melihat ke arah belakang.

Namun, sejauh mata memandang memang tidak kutemukan sosok laki-laki yang berbaju dan berkemeja putih yang saya bonceng tadi.

Anehnya lagi, setelah saya cek jaket saya di bagian pundak, di mana tadi kedua tangan laki-laki itu menempel yang terasa sangat dingin seperti es, tidak ada sedikitpun bercak-bercak bekas darah yang menempel.

Padahal, tadi jelas-jelas tangan laki-laki itu bersimbah darah.

Menghilangnya sosok laki-laki yang saya bonceng tadi secara misterius menyisakan perasaan bingung dan heran di dalam kepala dan hati saya.

Bahkan waktu sampai di stasiun, saya pun masih kepikiran tentang sosok laki-laki yang tadi.

"Sebenarnya manusia atau bukan ya?,".

Sampai pada akhirnya, kereta yang ditumpangi kakak saya sampai di stasiun kota.

Kakak saya melihatku sedang terduduk seperti orang bingung.

Memang waktu itu saya sangat bingung sekaligus heran.

Memudian kakak menghampiriku dan bertanya.

"Kok kamu kayak lagi orang bingung gitu. Memangnya kenapa? Ada apa?," tanyanya.

"Nggak kenapa-napa kok. Saya cuma masih ngantuk aja," jawabku.

Lalu, kami berdua pulang dan setelah sampai di rumah, saya baru menceritakan kejadian yang kualami tadi.

Setelah selesai bercerita, kakak saya cuma tersenyum, lalu berkata:

"Sudah nggak apa-apa, yang penting niat kamu baik mau menolong dan nggak usah dipikirkan lagi. Tidur lagi saja sana. Kamu masih ngantuk," katanya.

Lalu saya berjalan menuju arah kamar tanpa menjawab sepatah kata pun.

Usut punya usut, ternyata seminggu yang lalu, di pertigaan yang saya lewati tadi terjadi kecelakaan tunggal yang menewaskan pengendara motor.

Motor yang dikendarai orang tersebut menabrak pembatas jalan karena ngantuk.

Pengendara itu meninggal seketika di tempat.

Ternyata yang ku bonceng semalam adalah hantu.*

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler