PORTAL SULUT – Dalam kepercayaan masyarakat Jawa kuno, terlebih yang meyakini catatan atau isi kitab Primbon, ada Jin atau Khodam yang mendampingi manusia selama hidupnya.
Khodam atau Jin pendamping manusia itu ada beberapa jenis, seperti Khodam Pendamping, Khodam Leluhur, Khodam Pusaka, dan Khodam Ilmu.
Kehadiran atau keberadaan Khodam dalam hidup manusia juga berbeda satu sama lain, persis seperti jenis-jenis Khodam itu sendiri.
Baca Juga: 5 Manfaat Puasa Weton, Semua Keinginan Anda Pasti Terkabul
Berikut uraian tentang Khodam atau Jin yang diyakini oleh masyarakat Jawa kuno kerap mendampingi manusia dalam hidupnya.
Khodam Pendamping, yakni Khodam yang dimiliki oleh seseorang semenjak lahir.
Khodam Lelulur, yaitu roh lelulur yang sudah meninggal dan menjadi Khodam.
Di kalangan masyarakat Jawa ataupun masyarakat Indonesia lainnya banyak yang percaya bahwa Khodam Lelulur akan menjaga setiap kerabat atau keturunannya yang memiliki kedekatan secara emosional.
Khodam Pusaka, Khodam ini merupakan jenis Khodam yang menghuni atau menempati benda-benda pusaka tertentu, seperti keris, tombak, dan macam-macam tosanaji lainnya.
Khodam Ilmu, adalah Khodam yang berasal dari amalan ilmu seseorang yang sifatnya khusus, karena ia hanya bersedia menjalankan tugas dari orang yang memiliki ilmu tersebut.
Di sisi lain, Primbon didefinisikan sebagai kitab yang berisikan ramalan, buku yang menghimpun berbagai pengetahuan kejawaan, berisi rumus ilmu gaib, sistem bilangan yang untuk menghitung hari mujur, dan mengurus segala macam kegiatan yang penting.
Primbon adalah kitab warisan leluhur Jawa yang berorientasi pada relasi antara kehidupan manusia dan alam semesta.
Jin Khodam ini dipercaya diwariskan dari leluhur yang mendalami ilmu spiritual tertentu hingga membuat perjanjian dengan jin yang akan mendampinginya.
Jin Khodam akan terus mendampingi orang yang sudah membuat perjanjian bahkan ketika orang itu meninggal.
Jin Khodam tetap terus mendampingi keturunan orang tersebut, meskipun tak semua orang percaya.
Dalam Primbon Jawa, orang yang didampingi Jin khodam biasanya memiliki ciri-ciri khusus.
Dilansir PortalSulut.PikiranRakyat.com dari kanal YouTube Naura Komputer, berikut 7 ciri orang yang didampingi Jin Khodam menurut Primbon Jawa:
1. Pola pikir yang dewasa dari yang sewajarnya
Ciri-ciri ini banyak terlihat pada anak kecil yang sering bersikap dan berbicara seperti selayaknya orang dewasa.
Hal ini dipengaruhi oleh keberadaan Jin Khodam yang memang sudah berusia sangat panjang dan sudah melalui beberapa generasi.
Baca Juga: 4 Firasat Ini Sebaiknya Tidak Diabaikan, Bisa Berakibat Fatal
2. Memiliki kepekaan batin sejak lahir
Mata batin yang peka ditandai dengan kemampuan melihat hal-hal bersifat gaib, terutama sejak kecil.
Itulah ciri yang paling tampak dari adanya pendampingan Jin Khodam leluhur.
3. Memiliki kemampuan melihat masa lalu
Jin Khodam adalah makhluk gaib yang memiliki umur panjang, oleh karena itu Khodam yang sudah berusia ratusan tahun ini paham betul dengan peristiwa yang terjadi pada masa lalu.
Pengetahuannya ini seringkali ia bisikkan pada tuannya berupa penglihatan.
4. Memiliki ketertarikan cerita dan sejarah masa lalu
Karena memiliki ketertarikan masa lalu, seseorang yang dampingi Jin Khodam biasanya sangat tertarik untuk belajar sejarah dan peristiwa di masa lalu.
5. Punya tanda khusus di tubuh
Seseorang yang didampingi Jin Khodam leluhur biasanya memiliki tanda lahir yang khusus, yang membedakan dirinya dari saudaranya yang lain
6. Selalu menghormati keluarganya
Terlepas dari bakti seorang anak kepada orang tua dan keluarga, adanya Jin Khodam juga memberikan pengaruh pada sikap seseorang dalam menjunjung tinggi martabat keluarga.
Jin Khodam telah membuat perjanjian untuk mendampingi leluhur sehingga ia juga menjaga martabat keluarga tuannya, yang dibuktikan dengan selalu membisikkan hal serupa pada keturunan sang pembuat perjanjian.
7. Sering berkata-kata layaknya orang tua dan kemudian melupakannya
Ciri yang mencolok dari pendampingan Jin Khodam leluhur adalah seorang bisa berkata-kata bijak seperti orang tua.
Dalam bahasa Jawa istilahnya adalah nuturi, kata-katanya bisa berkaitan dengan hal gaib, rohani, spiritual dan lain-lain.
Setelah itu orang tersebut akan sadar dan melupakan apa yang baru saja dikatakannya.***