Tak Habis Pikir, Inilah Nasib 4 Mantan Pemain Timnas Indonesia yang Bikin Terkejut, Nomor 3 Bikin Sedih

- 10 Januari 2023, 19:29 WIB
Koreografi yang disiapkan oleh pendukung Timnas Indonesia di Stadion GBK.
Koreografi yang disiapkan oleh pendukung Timnas Indonesia di Stadion GBK. /Instagram @lagrandeindonesia12

PORTAL SULUT - Sepak bola Indonesia selain dramanya pernah dan sering juga mencetak pemain-pemain terbaik di masanya kita sangat akrab dengan Bambang Pamungkas, Boaz Solossa, Kurniawan Dwi Julianto, Dewa Sakti dan masih banyak lagi.

Dari nama-nama itu, kita tak mesti mengesampingkan beberapaeks pemain timnas yang pernah memperkuat skuad Garuda.

Sebab bagaimana pun juga, mereka telah memberikan poin terbaik dengan gocekan dan gol-golnya yang cantik.

Baca Juga: Bongkar Gaji dan Kekayaan Asnawi Mangkualam, Bek Kiri Timnas Indonesia di Piala AFF 2022

Tapi sayang nasibnya entah bagaimana sekarang, dilansir Portal.sulut.com melalui kanal YouTube @Daftar Populer, Selasa 10 Januari 2023 berikut kisah dan nasib 4 pemain mantan timnas Indonesia:

1. Maldini Pali

Maldini Pali pemain sayap asal Sulawesi Selatan, yang namanya mirip dengan legenda AC Milan Paolo Maldini.

Namun nasib sedikit berbeda bersama timnas u-19 yang dilatih oleh, Indra Sjafri. Pemain ini sempat diprediksi akan menjadi winger masa depan yang bercahaya.

Sayang, prediksi jauh dari kenyataan. Padahal pernah menjadi pemain sentral skuad Garuda Muda saat menjuarai Piala AFF U-19 di Sidoarjo saat itu.

Maldini memperkuat Lini depan racikan Indra Sjafri hingga U-19 lolos Piala Asia Tahun 2014 lalu.

Mendapat julukan pemain freestyle. Rekan Evan Dimas ini sampai di kontrak setahun oleh PSM Makassar sebelum pindah ke Sriwijaya FC tahun 2017.

Sayangnya, skuad Sriwijaya belum bisa memaksimalkan kekuatan Maldini kala itu. Apalagi ia sudah menjadi Polisi Setelah Laskar wong kito terdegradasi.

Bhayangkara FC tim berjuluk The Guardian milik Korlantas Polri menggandengnya tapi lagi-lagi gocekan dari sisi sayap tidak terlihat hingga kadang ia diturunkan ke lini pertahanan dengan formasi 442 di musim 2018 kala itu.

Maldini kalah saing dengan bek sayap lainnya seperti, Alsan Sandar, Putu Gede atau Fatchurohman. Tahun 2019 Maldini keluar dan memperkuat Kalteng Putra. Namun lagi-lagi potensinya tidak keluar.

Lima kali penampilan dengan sekali menjadi pemain pengganti Kalteng Putera pun terdegradasi. Hingga pandemi membuat Liga gak jelas pada tahun 2020.

sudah minim penampilan gonta-ganti klub yang akhirnya terdegradasi, Maldini yang di ancang-ancang jadi pemain muda berjaya seolah-olah tenggelam ditelan pandemi.

Apa kabarnya sekarang? pernah terpilih jadi satu dari tiga utusan Indonesia untuk berlatih di Leicester City. Maldini masih menjadi polisi, Kabar terakhir dari Borneo news mengatakan bahwa ia akan menjadi pengganti Melcior Majefat jika belum sembuh dan tidak bisa membela Kalteng Putera di laga ketiga grup D Liga 2.

Baca Juga: Jam Berapa Vietnam vs Timnas Indonesia? 17.30 atau 19.30 atau 20.30 WIB?, Ini Link Live Streamingnya

2. Muchlis Hadi

Era U-19 Tahun 2014 yang sukses kala itu juga berkat rekannya Muchliks Hadi.

Mencetak tujuh gol dari 23 pertandingan U-19 dan dua diantaranya itu adalah yang dicetak di babak penyisihan grup B saat melawan Brunei.

Setelah itu PSM Makassar pun meliriknya untuk dikontrak selama enam tahun. Diasah sejak kecil di sekolah sepakbola dan bahkan diturunkan dari ayahnya Samsul mantan kiper klub Assyabaab Surabaya.

Tapi sayang banget Muchlis yang akhirnya jadi polisi bergabung di Bhayangkara FC lalu karirnya mulai meredup dan saat mencoba berlaga bersama Timnas Senior.

Pada tahun 2016 ya sudah enggak secemerlang saat Garuda Mudah atau saat memperkuat skuad U-17 tahun 2018 yang bergabung di Persib Bandung. Tapi hanya tampil lima kali dan mencetak satu gol saja dan dilepas awal 2020 hingga sekarang.

Kini ia sudah tak punya club bersinar di usia muda dan digadang-gadang menjadi pemain yang bersinar di tingkat nasional. Namanya malah meredup, kabar terbarunya sih terpantau saat Fajar mengabarkan PSM Makassar sedang mencari penyerang utama Jun 2021 lalu.

3. Dede Henry

Dibarisan penjaga gawang, Dede Henry juga pernah dielu-elukan sebagai pemuda yang memiliki masa depan sebagai pemain sukses.

Digodok sejak kecil, lalu mulai berkarir sejak remaja, hingga berkompetisi bersama timnas U-19. Nasibnya malah lebih parah di masa-masa kesuksesannya U-18.

Orangtuanya bercerai, Dede stress selalu dan menjadi narkoboy. Hingga akhirnya pernah dikabarkan menjadi begal. Bergabung dengan kelompok begal bahkan kabarnya melakukan penembakan kepada korban.

Tak sampai disitu, kendaraan korban diambil yang itupun dijual untuk duitnya dipakai beli narkoba. Setelah jejaknya ditelusuri dan ia mendekam dibalik jeruji.

Baca Juga: Nonton Gratis Lewat HP Vietnam vs Timnas Indonesia Semifinal Piala AFF 2022, Partai Hidup Mati

3. Fahri Firmansyah

Masih di era U-19 zaman Indra Sjafri dimana era itu sepertinya era keemasan U-19. Fahri Firmansyah juga sempat ikut seleksi U-19 di era itu. Namun tidak lolos malah lolos U-21 saat akan bertanding di turnamen Khotib di Spanyol.

Saat itu dengan semangat muda ia berangkat ke Eropa tapi sebuah tackle dalam pertandingan melawan Levante klub asal Spanyol tahun 2014 silam.

Membuatnya cedera yang kemudian mematahkan semua mimpi-mimpinya. Hingga tak bisa kembali ke lapangan hijau. Sempat memperkuat Sriwijaya FC menjadi pemain Timnas U-21 di kancah Internasional, nasibnya setelah itu menjadi kuli panggul.

Lalu mendaftar satpam di bekas kantor milik pabrik rokok ternama asal Kediri yang gajinya dipakai untuk terapi cederanya. Nasibnya tak dipedulikan oleh PSSI, seakan ia ditelantarkan begitu saja.

Ia sampai trauma, dan membenci sepakbola, dan menenangkan diri dengan mondok di pondok pesantren Attahdzib di daerah Rejoagung Ngoro Jombang.

Lama menghilang, Ketua PSSI saat itu Edy Rahmayadi sempat mencarinya setelah kisahnya viral di Instagram. Edi Rahmayadi menawari Fahri menjadi anggota tentara dan akhirnya sekarang Ia pun sudah resmi menjadi prajurit. 

4. Irving Musang Damayanto

Cedera memang menjadi momok menakutkan bagi atlet manapun. Karena fisik adalah kekuatan utama. Hal itu dialami top scorer hebat di masa mudah kala itu Irvin Musang Damayanto yang tak asing lagi.

Bergabung di skuad Garuda berhasil berada di tingkat 11 pada ajang Danone Nations Cup 2005 di Perancis di Piala Dunia Junior itu.

Bahkan Irving dan tim mampu membantai Belanda dan Irlandia dan bertahan bersama klub-klub dari negara sepakbola tradisional seperti Inggris, Brazil, Portugal, Jerman dan Perancis.

Catatan 10 gol yang ia torehkan, membuatnya mendapat julukan bocah ajaib. Sampai membuat klub Ajax Amsterdam meliriknya. Sayang bermasalah devisa membuatnya Irving kembali ke tanah air dan memulai kisah yang berbeda.

Baca Juga: Manchester United Buat Aturan Baru, Pasca Keluarnya Cristiano Ronaldo

Ia akhirnya berlabuh di PSM Makassar klub yang memang selalu mencetak pemain-pemain baik atau tempat pertama berlabuhnya lain pemain muda hebat tapi nggak lama.

Winger asal Makassar ini berpindah ke Produta tapi etapi dalam cuitannya ya curhat seringnya berkutat dengan cedera membuatnya harus hengkang dari dunia sepakbola setelah sempat mencoba bermain bersama Persiba Balikpapan.

Cuitan berikutnya akhirnya menjawab kegalauan para warga pecinta sepakbola ia ternyata telah pensiun sejak tahun 2013 dimana usianya kala itu adalah usia keemasan pemain sepakbola yang baru mulai menanjak.

Mengambil keputusan berani seperti itu adalah keputusan yang penting. Hingga ia banting stir menjadi pengusaha, pebisnis di bidang bangunan dan kontraktor.

Kini ia menjadi lebih bahagia bersama keluarga kecilnya. Ia juga masih sering bermain bola meski cuman buat senang-senang saja. Hal ini berarti gagal di satu hal belum tentu gagal untuk semuanya.***

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x