Network
PORTAL SULUT - Pengumuman manajemen Persipura Jayapura bahwa tim Mutiara Hitam itu sudah dibubarkan mengagetkan publik sepakbola tanah air.
Tak hanya masyarakat pecinta bola di tanah Papua sedih mendengar informasi itu Kamis, 7 Januari 2021.
Masyarakat di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) juga sedih dan terpukul setelah tahu bahwa Persipura Jayapura harus dibubarkan karena adanya kondisi finansial yang tidak lagi mampu memenuhi kebtuhan terutama gaji pemain.
Baca Juga: Presiden Jokowi Berikan Bantuan Modal Kerja Rp 2,4 Juta
“Kaget waktu baca media ada berita soal Persipura Jayapura dibubarkan, karena bagaimanapun Persipura itu sudah juga menjadi bagian dari kebanggaan di Sulut sejak mereka memilih stadion Klabat sebagai home base mereka musim 2020 lalu,” ungkap Yudi Dilapanga, salah satu pemerhati sepakbola di Sulut.
“Apalagi di Persipura ada beberapa juga pemain asal Sulut. Semoga ada jalan terbaik dan tim tetap bisa lanjut,” ucapnya berharap.
Musim lalu manajemen Persipura Jayapura memilih stadion Klabat Manado sebagai home base mereka mengarungi kompetsi Liga I Indonesia.
Baca Juga: Minta Maaf Soal Video Syur, Gisel: Yang Saya Lakukan Bukan Contoh Terpuji
Dukungan semua stakeholder di Sulut luar biasa untuk Persipura Jayapura. Bahkan penggunaan stadion digratiskan oleh Gubernur Sulut Olly Dondokambey.
Beberapa laga yang sempat dimainkan Persipura, stadion terisi penuh dan pecinta bola Sulut penuh antusias memberikan dukungan.
Sebelumnya, melalui Ketua Umum Persipura, Benhur Tomi Mano di akun instagram resmi Persipura mengumumkan bubarnya tim kebanggaan tanah Papua itu.
Berikut ini pengumuman manajemen Persipura Jayapura soal pembubaran tim:
Baca Juga: Harapan Pupus, Karyawan Kategori Ini Tak Dapat BLT BPJS
"Hari ini Rabu, 6 Januari 2021, Kami putuskan Persipura hentikan seluruh aktifitas, situasi finansial semakin sulit bagi kami untuk terus membayar gaji pemain, pelatih dan seluruh ofisial. Hal ini karena Bank Papua sudah memastikan bahwa mereka tidak dapat membayarkan sisa kontrak yaitu 5 Miliar, jadi terhitung sejak kompetisi terhenti bulan maret tahun lalu, Persipura Jayapura hanya disokong oleh PT. Freeport, Kuku Bima, dan Anggaran dari Manajemen, walaupun kompetisi tidak berjalan, tetapi Kami tetap membayar gaji seluruh pemain, pelatih dan ofisial," tulis manajemen.
"Kami sangat sayangkan situasi ini, padahal kita punya kesempatan untuk berlaga di AFC CUP 2021, karena tidak mungkin kita paksakan tim berjalan tanpa membayar gaji pemain, pelatih dan ofisial. Kami juga kaget dengan kepastian Bank Papua yang tidak bersedia membayar sisa kontrak, padahal kami dengar yang disampaikan oleh Komisaris Utama adalah akan tetap ada dana untuk pembinaan pemain Persipura walaupun kompetisi tidak berjalan. Tapi ternyata tidak bisa dibayarkan.
Kami sebenarnya sudah beberapa kali meminta kejelasan dan kepastian dari Bank Papua, tetapi baru hari ini mereka nyatakan tidak membayar, seandainya sejak awal disampaikan mungkin kita akan mencari jalan lain sebagai solusi, jadi selama ini kita digantung-gantung terus untuk sesuatu yang ternyata tidak jelas, kita di PHP berbulan - bulan.
Baca Juga: Mau Rp 3,5 Juta/Bulan dari Pemerintah? Begini Cara Daftarnya
Dengan surat Bank Papua ini berarti kami tidak lagi punya sumber dana untuk beraktifitas, dan kita semua tahu bagaiaman menurunnya ekonomi selama pandemi covid, sehingga kemampuan kita secara finansial juga menurun, apalagi ada kewajiban untuk tetap membayar gaji seluruh personil tim. Jadi setelah menerima surat dari Bank Papua tadi, kami langsung rapat manajemen dan diputuskan untuk hentikan seluruh aktifitas tim, selama ini tim tetap berlatih secara virtual, tetapi sejak saat ini, semua kegiatan dihentikan, sampai kapan? Sampai kita dapat dukungan sponsor yang jelas dan pasti," tulis manajemen Persipura. ***
