Tradisi tersebut dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur atas rezeki berupa hasil bumi yang diberikan Tuhan.
Tradisi ini diawali dengan pembacaan doa dilanjutkan dengan arak-arakan hasil tani hingga ternak gunungan.
Sepanjang jalan warga sekitar akan saling berebut gunungan.
Warga setempat percaya bahwa tradisi ini dulunya merupakan kebiasaan para Walisongo sebagai bentuk ungkapan rasa syukur saat perayaan Idul Adha.
Bukan hanya arak-arakan saja yang bisa disaksikan, tapi juga bisa melihat hiburan tradisional khas Semarang.
7. Tradisi Lawa Pipi
Pada perayaan Idul Adha, umat Islam di Ulih Lawang Maluku Tengah akan menggelar tradisi Lawa Pipi atau arak-arakan hewan kurban.
Kata Lawa Pipi berasal dari bahasa Hila, terdiri dari dua kata lawak yang artinya lari dan pipi punya makna kambing.
Lawa Pipi dilakukan sehari setelah salat Idul Adha.
Baca Juga: PPDB 2023 Dibuka, Ini Daftar 100 Madrasah Aliyah Terbaik di Indonesia, Cek Sekolahmu