Berjarak 150 Km dari Laut Arafura! Inilah Suku Unik Papua: Miliki Rumah Hingga 50 Meter dan Gemar Piara Babi

- 17 Juni 2023, 17:33 WIB
Ilustrasi Peta Papua
Ilustrasi Peta Papua /Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia

 

PORTAL SULUT - Papua tidak hanya dikenal dengan kekayaan flora dan faunanya.

Papua juga dikenal dengan kekayaan suku-suku asli yang mempunyai kehidupan yang unik dan menarik yang masih memegang teguh nilai-nilai leluhurnya.

Kelompok suku asli di Papua terdiri dari 255 Suku dengan bahasa yang berbeda-beda.

Di sebelah selatan Papua terdapat daerah yang diapit oleh dua sungai besar dan gunung-gunung.

Dari sisi Utara daerah tersebut dihuni oleh suku pedalaman asli yang dikenal dengan Suku Korowai.

Suku Korowai dikenal akan keunikannya, yakni masyarakatnya yang tinggal di sebuah rumah rumah pohon.

Baca Juga: Kok Bisa? Cerita Watu Nganten Blora: 2 Desa Ini Dilarang Saling Menikahi, Begini Muasalnya

Mereka tinggal di atas rumah pohon yang amat tinggi dengan ketinggian mencapai 15-50 meter.

Suku Korowai membangun rumah diatas pohon dengan tujuan agar terhindar Dani binatang buas dan juga gangguan dari roh jahat.

Suku ini juga takut terhadap serangan laleo atau iblis yang dikenal sangat kejam.

Konon, lalio merupakan makhluk yang berjalan layaknya mayat hidup dan berkeliaran pada malam hari.

Sebutan lalio ditujukan juga untuk semua orang asing yang tidak termasuk penduduk mereka.

Bahkan orang-orang Papua lainnya pun bisa disebut dengan julukan lalio.

Mereka percaya bahwa semakin tinggi rumah yang mereka buat maka akan semakin terhindar dari gangguan roh jahat.

Terlepas dari segala alasan tersebut, Suku Korowai begitu menghargai nenek moyangnya.

Oleh karena itu, mereka menganggap bahwa rumah tinggi tersebut merupakan warisan dari leluhur yang harus tetap dilaksanakan.

Sehingga mereka akan tetap merasa nyaman dan aman meskipun harus bersusah payah memanjat pohon yang sangat tinggi dalam pembuatan rumah pohon ini.

Dilansir kanal Youtube Kabarpedia, Suku Korowai tidak sembarangan dalam memilih pohon, mereka akan memilih pohon-pohon yang besar dan kokoh untuk dijadikan pondasi rumahnya.

Kemudian pucuk pohon tersebut digunduli dan dijadikan sebagai hunian rumah mereka.

Semua bahan yang digunakan untuk pembuatan rumah tinggi ini terbuat dari bahan alami kerangka, rumahnya pun terbuat dari batang-batang kayu kecil.

Sedangkan lantainya menggunakan cabang pohon.

Baca Juga: Ayo Ke Sultra, Inilah 7 Keistimewaan Sulawesi Tenggara, Mulai Kabuto hingga Malige

Kemudian mereka memanfaatkan kulit pohon sagu dan daun hutan sebagai dinding dan atap rumahnya.

Setelah itu semua bahan tersebut diikat menggunakan tali yang berasal dari ranting atau akar yang kuat.

Biasanya pembuatan rumah pohon ini bisa memakan waktu sekitar tujuh hari.

Karena suku ini masih memegang teguh adat istiadat leluhurnya, maka sebelum mendirikan rumah tersebut Suku Korowai akan melakukan ritual malam terlebih dulu guna mengusir roh jahat.

Rumah pohon ini biasanya hanya bertahan hingga tiga tahun.

Hal tersebut dikarenakan rumah mereka hanya terbuat dari bahan-bahan alami.

Mereka memanfaatkan hutan yang lebat sebagai sendi-sendi kehidupan, sementara hewan seperti babi dan anjing hutan dijadikan sebagai hewan peliharaan.

Bagi mereka babi memiliki nilai sosial dan hanya akan dibunuh pada saat ritual serta acara-acara khusus, sedangkan anjing mereka gunakan sebagai hewan untuk berburu.

Orang-orang Korowai menempati kawasan hutan sekitar 150 km dari Laut Arafura.

Mereka merupakan pemburu dan pengumpul yang mempunyai keterampilan dalam bertahan hidup.

Hingga kini, Suku Korowai hanya mengenal satu sama lain diantara mereka dan hampir tidak mempunyai kontak dengan dunia luar.*

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah