Generasi Muda Wajib Tau! Inilah Para Pahlawan Kemerdekaan Asal Pulau Sulawesi

- 16 Juni 2023, 22:59 WIB
Ilustrasi. para pejuang dari Pulau Sulawesi
Ilustrasi. para pejuang dari Pulau Sulawesi /Tangkapan layar Youtube/Garda Terdepan

PORTAL SULUT - Para pahlawan dari Sulawesi mempunyai peran penting dalam merebut dan juga mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Beberapa nama pahlawan asal Sulawesi ini diabadikan sebagai nama-nama jalan sampai gedung pemerintah yang ada di Sulawesi.

 

Berikut ini Portal Sulut merangkum tentang nama-nama pahlawan kemerdekaan asal Pulau Sulawesi.

Baca Juga: Intip 5 Tempat Wisata Terbanyak Pengunjung di Kabupaten Sumenep, Adakah Tempatmu?

- Daftar Nama Pahlawan Kemerdekaan Asal Pulau Sulawesi

1. Sultan Hasanuddin

Sultan Hasanuddin adalah salah satu pahlawan dari Sulawesi yang lahir di Makassar, Sulawesi Selatan pada tanggal 12 Januari 1631 dan meninggal dunia di usia 39 tahun, tepatnya pada Juli 1670.

Ia merupakan putra kedua dari Sultan Malikussaid yang gigih dan berani dalam melawan penjajah Belanda pada saat itu.

2. Syekh Yusuf Tajul Khalwati

Syekh Yusuf Tajul Khalwati lahir di Gowa pada tanggal 3 Juli 1626 dan meninggal dunia di Cape Town, Afrika Selatan pada tanggal 23 Mei 1699.

Ia merupakan anak angkat dari Sultan Alauddin karena ayahnya merupakan sahabat karib dari Raja Gowa.

Syekh Yusuf Tajul Khalwati berasal dari keluarga bangsawan tinggi di suku bangsa Makassar dan masih berkerabat dengan para raja dari Banten, Gowa, dan juga Bone.

Ia dianggap sebagai salah satu sesepuh dalam penyebaran Islam di Cape Town.

 

Sehingga setiap tahun tanggal kematiannya, selalu diperingati secara meriah, bahkan dijuluki sebagai salah satu putra Afrika terbaik oleh Nelson Mandela.

Baca Juga: Tempatnya Para Sultan, Inilah Daerah dengan Penghasil Orang Kaya di Pulau Sulawesi

3. Dr. G.S.S.J. Ratulangi

Dr. G.S.S.J. Ratulangi adalah pahlawan dari Sulawesi yang lahir di Tondano, Sulawesi Utara pada tanggal 5 November 1890 dan meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 10 Juni 1949. Ia dimakamkan di Tondano pada usia 58 tahun.

Dr. G.S.S.J. Ratulangi seringkali disebut sebagai tokoh yang multidimensi, dikenal dengan filsafatnya yang berbunyi “si tou timou tumou tou” yang memiliki arti manusia baru bisa disebut sebagai manusia jika sudah memanusiakan manusia.

Ia memperoleh pendidikan di sekolah dasar Belanda di Tonando, yakni sekolah Raja setingkat dengan SMP Tonando dan juga sekolah teknik Kononginlijke Wilhelmina School bagian Mesin di Jakarta pada 1908, ijazah dari Universitas Amsterdam pada 1915, doktor di Universitas Zurich pada 1919.

Selain itu, namanya juga diabadikan sebagai banda udara Manado dan juga Universitas Negeri di Sulawesi Utara.

4. Maria Walanda Maramis

Maria Walanda Maramis lahir di Kema, Sulawesi Utara pada tanggal 1 Desember 1872 dan meninggal dunia di Maumbi, Sulawesi Utara pada tanggal 22 April 1924 di usia 54 tahun.

Ia merupakan seorang pahlawan nasional perempuan dari Sulawesi berkat usahanya untuk meningkatkan kondisi para perempuan Indonesia pada awal abad ke-20.

Maria Walanda Maramis dianggap sebagai seorang pendobrak adat dan sebagai pejuang kemajuan serta emansipasi perempuan dalam dunia politik serta pendidikan melalui tulisannya di surat kabar setempat yang bernama Tjahaja Siang di Manado.

5. Robert Wolter Monginsidi

Robert Wolter Monginsidi lahir di Malalayang, Manado, Sulawesi Utara pada tanggal 14 Februari 1925 dan meninggal dunia di Pacinang, Makassar Sulawesi Selatan pada tanggal 5 September 1949.

 

Ia sempat bersekolah di HIS pada 1913 dan juga MULO Don Bosco di Manado.

Baca Juga: Amalan-Amalan Hari Jumat, Khusus Orang Tua yang Telah Meninggal Insyaallah Terbebas dari Siksa Kubur

Selain itu, Ia juga sempat terlibat dalam perjuangan melawan tentara NICA di Makassar, membentuk Laskar Pemberontakan Rakyat Indonesia Sulawesi atau LAPRIS pada tanggal 17 Juli 1946.

Belanda kemudian menangkapnya pada tanggal 28 Februari 1947, Ia berhasil lolos pada 27 Oktober 1947, tapi tertangkap lagi dan dijatuhi hukuman mati.

Makamnya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Makassar dan memperoleh Bintang Mahaputra Adipradana pada 10 November 1950 dan diberi gelar pahlawan nasional dari sulawesi pada 6 November 1973.

6. Laksamana Muda TNI Jahja Daniel Dharma

Jahja Daniel Dharma lahir di Manado, Sulawesi Utara pada tanggal 9 atau 11 Maret 1911 dan meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 27 Agustus 1988.

Ia merupakan seorang perwira tinggi TNI AL yang beretnis Tionghoa.

Selain itu, Ia juga dikenal dengan nama John Lie Tjeng Tjoan.

Di usia 17 tahun, Ia datang ke Batavia untuk menjadi pelaut, emngikuti kursus navigasi sembari menjadi buruh pelabuhan.

Saat bergabung dengan Angkatan Laut RI, Ia memimpin sebuah misi untuk menembus blokade Belanda demi menyelundupkan senjata, bahan pangan, dan lainnya.

7. Pajonga Daeng Ngalle

Pajonga Daeng Ngalle lahir di Takalar, Sulawesi Selatan pada tanggal 1901 dan meninggal dunia pada tanggal 2 Februari 1958.

Ayahnya bernama Hajina Daeng Massaung Ilangari Mangkura dan ibunya yang bernama Hapipah Daeng Ngintang.

 

Ia merupakan seroang Karaeng atau kepala pemerintahan distrik Plongbangkeng pada tahun 1934.

Baca Juga: Loker! PT Bank Syariah Indonesia Tbk Buka Lowongan Beberapa Posisi Strategis Penempatan Sesuai Domisili

Pada bulan Oktober 1945, Ia bersama dengan seluruh bangsawan Sulawesi Selatan mengikuti sebuah konferensi raja-raja Sulawesi Selatan di Yogyakarta.

Keputusan konferensi menghasilkan dukungan pada pemerintahan RI di Sulawesi sebagai pemerintah satu-satunya yang resmi atau sah di bawah pimpinan Gubernur Sam Ratulangi.

Gelar pahlawan nasional dari Sulawesi Selatan tersebut diberikan pemerintah Indonesia pada tanggal 3 November 2006.

8. La Maddukelleng

La Maddukelleng adalah bangsawan yang tinggal di lingkungan istana dan kerap dipanggil Arung Singkang dan Arung Peneki.

Julukan La Maddukelleng ini berasal dari Suku Wajo yang mana merupakan Petta Pammadekaenggi, itu artinya Tuan yang memerdekakan Wajo.

La Maddukelleng ini dianugerahi Pahlawan Nasional karena berhasil membebaskan Wajo dan Sulawesi Selatan dari kekuasaan Belanda.

Kemudian, La Maddukelleng meninggal dunia di Sulawesi Selatan pada tahun 1765 dan dimakamkan di Sengkang.

Pada tanggal 6 November 1998, Pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional melalui SK Presiden RI No. 109/TK/1998.

9. Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi

Atau Oputa Yii Ko, sosok merupakan Pahlawan Nasional dari Sulawesi Tenggara (Sultra).

Pria berjuluk La Karambau tersebut adalah Sultan Buton ke-20 yang memerintah pada periode pertama 1750 sampai 1752.

Selanjutnya, menjadi sultan ke-23 Kesultanan Buton pada periode kedua tahun 1760 sampai 1763.

Almarhum Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi resmi dinobatkan sebagai pahlawan nasional pada 8 November 2019 lalu.

10. Nani Wartabone

Nama Nani Wartabone sudah banyak dikenal masyarakat Indonesia. Nani Wartabone merupakan pejuang Gorontalo yang memerdekakan rakyat Gorontalo dari penjajahan kolonialisme pada tahun 1942.

Nani Wartabone dilahirkan pada 30 Januari 1907 di Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.

Nani Wartabone di anugrahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan keputusan Presiden RI Nomor 085/TK/Tahun 2003.

Nani Wartabone mulai memperjuangkan kemerdekaan sejak bersekolah di Surabaya.

Ia kemudian mendirikan organisasi pemuda yang disebut Jong Gorontalo di Surabaya.

Tidak lama kemudian ia kembali ke Gorontalo dan membentuk perkumpulan tani (Hulanga).

Melihat kekuasaan negara asing yang begitu tinggi, Nani Wartabone mulai membangun strategi dengan masyarakat setempat untuk mengusir penjajah yang ada di Gorontalo.

Kegigihannya bersama rakyat Suwawa, akhirnya ia berhasil menangkap semua pejabat Belanda di Gorontalo pada 1942.

Itulah dia rangkuman dari Portal Sulut tentang para pahlawan kemerdekaan yang berasal dari Pulau Sulawesi.***

Editor: Randi Manangin


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah