Network
PORTAL SULUT - Kementerian Sosial (Kemensos) Indonesia bertekad untuk memenuhi hak masyarakat yang tinggal di kawasan 3T (Terdepan, Terpencil, Tertinggal), sesuai dengan amanat konstitusi, dan telah membangun berbagai fasilitas pendukung kualitas hidup di kawasan tersebut.
Kemensos tidak hanya memberikan bantuan sosial, tetapi juga membangun fasilitas pendukung sumber daya manusia, seperti air bersih dan listrik yang direalisasikan melalui bantuan air bersih dan solar cell untuk pembangkit listrik dalam program 3T.
Ketika berbicara mengenai kawasan 3T, tantangan yang dihadapi Kemensos tidak hanya datang dari aspek transportasi, tetapi juga keamanan.
Baca Juga: Lowongan Kerja di IKN Kalimantan Timur untuk S1 Semua Jurusan, Ini Link Pendaftarannya
Saat bertemu dengan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, Mensos menyampaikan bahwa Kemensos menghadapi berbagai tantangan selama melaksanakan tugas memenuhi hak-hak masyarakat di kawasan 3T dan perbatasan Indonesia dengan negara lainnya.
Beberapa kawasan 3T di antaranya adalah Pulau Sebatik di Nunukan, Pulau Mapia di Biak, Pulau Laut di Natuna, dan banyak daerah perbatasan lainnya.
Menurut Mensos Risma, ada keluhan di daerah tersebut yang khawatir dengan gangguan keamanan dan telah tergerus agresi.
Keterbatasan transportasi juga menjadi tantangan serius bagi Kemensos dalam menyalurkan bantuan permakanan, fasilitas pendukung lainnya, termasuk pakaian, mesin atau alat penunjang lainnya, terutama saat terjadi bencana.
Baca Juga: FENOMENA LANGKA! Ada Gerhana Matahari Tahun 2023 di Indonesia, CATAT TANGGAL DAN LOKASINYA!
Mensos Risma pun menambahkan bantuan lainnya, seperti pakaian anak, perempuan, dan laki-laki, bukan hanya makanan, agar kesejahteraan masyarakat di kawasan 3T semakin baik.
Untuk menunjang keberlangsungan hidup masyarakat 3T, Kemensos juga harus mendistribusikan bantuan air bersih dan solar cell untuk pembangkit listrik secepatnya.
Namun, untuk mengangkut air bersih dan solar cell, Kemensos membutuhkan transportasi yang memadai.
Keterbatasan peralatan transportasi menjadi penghambat utama dalam menjangkau kawasan 3T.
Mensos berharap dapat bekerjasama dengan TNI untuk mengatasi berbagai tantangan di atas.
Baca Juga: Akun SSCASN Peserta PPPK Guru 2022 Jawa Tengah Berubah, Ini Ciri Lulus PPPK Guru 2022
Menanggapi hal tersebut, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyambut baik upaya Kemensos dalam upaya memperbaiki kesejahteraan masyarakat di daerah perbatasan Indonesia.
TNI yang juga memiliki program di daerah perbatasan dapat berkolaborasi dengan Kemensos untuk membangun daerah tersebut dengan menyiapkan material serta mengerahkan anggota.
Laksamana Yudo juga menambahkan bahwa TNI akan mendukung penyaluran bantuan ketika ada situasi tanggap darurat.
Mereka sudah diperintahkan untuk menyebar dan melakukan evakuasi serta SAR saat ada tanggapdarurat seperti bencana alam, konflik, atau keamanan di kawasan 3T.
Baca Juga: IKN Buka Lowongan Kerja PPNPN, Terbuka Untuk Umum, Pendaftaran Mulai 20 Februari Ini Syaratnya
Sinergi antara Kemensos dan TNI ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan 3T dan memperkuat kapasitas kemampuan pemerintah dalam menangani bencana dan situasi darurat di daerah perbatasan.
Kemensos dan TNI memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di kawasan 3T dan daerah perbatasan.
Dengan bekerja sama, keduanya dapat memaksimalkan upaya untuk membangun infrastruktur pendukung sumber daya manusia, meningkatkan ketersediaan air bersih dan listrik, dan menyediakan bantuan saat terjadi bencana atau situasi darurat di daerah perbatasan.
Kerjasama ini juga akan meningkatkan keamanan di kawasan 3T dan daerah perbatasan, sehingga masyarakat dapat hidup lebih aman dan tenang.
Dengan sinergi antara Kemensos dan TNI, kita dapat membangun Indonesia dari perbatasan dan kawasan 3T.***
