Fenomena Langka 3 November 2022:Tengah Hari Lebih Cepat, Sholat Subuh dan Maghrib Lebih Cepat

- 2 November 2022, 19:15 WIB
Ilustrasi Sholat - FEnomena Langka 3 November 2022:Tengah Hari Lebih Cepat, Sholat Subuh dan Maghrib Lebih Cepat
Ilustrasi Sholat - FEnomena Langka 3 November 2022:Tengah Hari Lebih Cepat, Sholat Subuh dan Maghrib Lebih Cepat //Foto: freepik/rawpixel/


PORTAL SULUT - Ada fenomena langka terjadi pada Kamis 3 Oktober 2022, besok. Tengah hari lebih cepat, Sholat Subuh dan Maghrib lebih cepat.

Peneliti Pusat Riset Antariksa Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Antariksa Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan masyarakat Indonesia dapat menyaksikan dan mengalami fenomena tengah hari lebih awal atau cepat pada 3 November 2022.

“Fenomena tengah hari yang lebih cepat pada setiap tanggal 3 November ini karena nilai perata waktu yang lebih besar sehingga Matahari akan transit lebih cepat dibandingkan dengan hari-hari biasanya dalam setahun,” kata Andi seperti dikutip dati ANTARA.

Baca Juga: Guru Honorer Bisa Dapat BSU Tahap 7, Cair Hari Ini, Cek Nama Penerima di PosPay

Nilai perata waktu ketika tengah hari pada 3 November 2023 di Indonesia adalah +16 menit 27 detik. Andi menuturkan secara umum, dampak tengah hari lebih awal akan menyebabkan waktu terbit Matahari lebih cepat.

Bagi umat Muslim, waktu Shalat Duha (saat ketinggian Matahari mencapai +4,5 derajat atau sepenggalah) maupun waktu Shalat Subuh sekaligus awal fajar astronomis (akhir malam astronomis) yang lebih cepat dibandingkan hari-hari lainnya, terutama bagi wilayah selatan Indonesia seperti Jawa dan Nusa Tenggara.

Itu karena durasi malam hari yang semakin lebih kecil jika dibandingkan dengan durasi siang hari untuk belahan selatan pada umumnya, ditambah juga dengan tengah hari yang lebih awal, sehingga ketiga waktu shalat menjadi lebih cepat.

Selain itu, fenomena tengah hari lebih awal juga mengakibatkan waktu terbenam Matahari (Maghrib) maupun waktu Isya sekaligus akhir senja astronomis (awal malam astronomis) yang lebih cepat dibandingkan hari-hari lainnya, terutama bagi wilayah utara Indonesia seperti Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Natuna di Provinsi Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, dan Kepulauan Sangir-Talaud di Sulawesi Utara.

Itu karena durasi malam hari yang semakin lebih besar jika dibandingkan dengan durasi siang hari untuk belahan utara pada umumnya, ditambah juga dengan tengah hari yang lebih awal, sehingga kedua waktu shalat menjadi lebih cepat.

Di samping itu, fenomena tersebut juga mengakibatkan panjang hari surya menjadi tepat 24 jam. Hari surya adalah durasi antara tengah hari hingga tengah hari berikutnya.

Halaman:

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x