9. Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat Elang Rajawali. Pidato Hut proklamasi 1949.
10m Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di kupu-kupu, pekerjaan kita selesai berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat. Pidato Hut proklamasi 1950.
11. Tuhan tidak mengubah nasibnya suatu bangsa sebelum bangsa itu merubah nasibnya. Pidato Hut proklamasi 1966.
12. Jangan lah melihat ke masa depan dengan mata buta. Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi Kaca Benggala dari pada masa yang akan datang. Pidato Hut proklamasi 1966.
13. Apakah kelemahan kita? kelemahan kita ialah kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa. Sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain. Padahal kita ini asalnya adalah rakyat gotong royong. Pidato Hut proklamasi 1966.
14. Aku lebih suka lukisan samudra yang bergelombang memukul menggebu-gebu, daripada lukisan sawah yang adem ayem Tentrem kachio sindiran Wahyu sewindu lawase. Pidato Hut proklamasi 1966.
15. Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung, jika dua sayap sama kuatnya. Maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya.
Jika patah satu saat itu, maka tak dapatlah terbang.***