Google Doodle Hari ini: Go Tik Swan Keturunan Tionghoa Pelopor Batik Indonesia

- 11 Mei 2021, 11:56 WIB
Foto: Tangkap layar Google Doodle K.R.T. Hardjonagoro, Pelopor ‘Batik Indonesia’ pada 11 Mei 2021
Foto: Tangkap layar Google Doodle K.R.T. Hardjonagoro, Pelopor ‘Batik Indonesia’ pada 11 Mei 2021 /


PORTAL SULUT – Nama Go Tik Swan tiba-tiba menjadi trending topik. Go Tik Swan menjadi trending pertama di halaman pencarian Google, Selasa 11 Mei 2021.

Pasalnya, Google menjadikan nama Go Tik Swan sebagai Doodle hari ini. Doodle Google, merupakan logo khusus yang ditampilkan google untuk sementara waktu.

Lantas siapa sebenarnya Go Tik Swan?

Dikutip dari berbagai sumber, Go Tik Swan umumnya dikenal dengan nama K.R.T. Hardjonagoro. Pria tersebut lahir pada 11 Mei 1931 dan meninggal pada 5 November 2008.
Go Tik Swan adalah seorang budayawan dan sastrawan Indonesia yang menetap di Surakarta. Ia dilahirkan sebagai putra sulung keluarga Tionghoa yang termasuk golongan Cabang Atas atau priyayi Tionghoa di kota Solo (Surakarta).

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Selasa 11 Mei 2021, Mama Sarah dan Elsa Diteror, Ricky akan Keluar dari Apartemen

Karena kedua orangtuanya sibuk dengan pekerjaan mereka, Tik Swan diasuh oleh kakeknya dari pihak ibu, Tjan Khay Sing, seorang pengusaha batik di Solo. Ia mempunyai empat tempat pembatikan: dua di Kratonan, satu di Ngapenan, dan satu lagi di Kestalan, dengan karyawan sekitar 1.000 orang.

Tik Swan dikirim bersekolah di Neutrale Europesche Lagere School bersama warga kraton, anak-anak ningrat, anak-anak pemuka masyarakat, dan anak-anak pembesar Belanda. Ini disebabkan karena kedua orangtuanya adalah keturunan pemuka masyarakat Tionghoa pada saat itu. Ayahnya adalah cucu dari Luitenant der Chinezen di Boyolali sedangkan ibunya cucu Luitenant der Chinezen dari Surakarta.

Seusai perang, Tik Swan belajar di MULO di Semarang. Lulus dari VHO Voortgezet Hooger Onderwijs (VHO) di Semarang, orangtuanya ingin ia kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Namun ia sudah telanjur sayang dan jatuh cinta pada kebudayaan Jawa.

Ketika belajar di Jakarta, Tik Swan sering berkunjung ke rumah Prof. Poerbatjaraka dan berlatih menari Jawa di sana. Dalam perayaan Dies Natalis Universitas Indonesia ia bersama rombongannya diundang menari di istana.

Tariannya sempat membuat Presiden Soekarno sangat terkesan karena Tik Swan memang menari dengan sangat bagus. Tik Swan pun saat itu sudah menggunakan nama Hardjono.

Halaman:

Editor: Harry Tri Atmojo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x