Inilah Tempat Tempat Penuh Sejarah dari Kendari dan Sekitarnya, Cocok Untuk Wisata Edukasi

14 Juni 2023, 12:19 WIB
Benteng Keraton Kesultanan Buton /

 


PORTAL SULUT - Penuh Sejarah dan cocok untuk tempat wisata edukasi, beberapa tempat yang sangat bersejarah di Sulawesi Tenggara, Kendari dan sekitarnya.

Berikut ini Portal Sulut merangkum beberapa tempat bersejarah dari Sulawesi Tenggara, Kendari dan sekitarnya, cocok untuk menjadi tempat wisata edukasi.

- Daftar Tempat Wisata Bersejarah Cocok Untuk Wisata Edukasi Di Sulawesi Tenggara, Kendari dan Sekitarnya

1. Museum Sulawesi Tenggara

Objek wisata bersejarah pertama kali yang wajib kamu kunjungia dalah Museum Sulawesi Tenggara.

Selain untuk berekreasi, kamu juga akan belajar terkait sejarah dari Sulawesi Tenggara, mulai dari pakaian adat, alat musik, hingga berbagai macam benda bersejarah.

Baca Juga: Aneh Tapi Nyata! Misteri 3 Suku Tak Terlihat di Buton Sulawesi Tenggara: Mereka Hidup Layaknya Manusia, Tapi..

Museum yang telah berdiri dari tahun 1978-1979 ini memiliki berbagai macam koleksi yang akan menambah pengetahuanmu. Sebut saja ruang beologika, ruang etnografi, ruang arkeologi, ruang historika, dan masih banyak lagi koleksi yang bisa kamu lihat di sini.

2. Benteng Keraton Kesultanan Buton

Benteng Keraton Kesultanan Buton atau Benteng Wolio ini telah menjadi salah satu objek wisata bersejarah di Bau-Bau, Sulawesi Tenggara.

Benteng Keraton Buton memiliki luas 23,375 hektare dan telah memperoleh penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dan Guiness Book Record pada bulan September 2006 sebagai benteng terluas di dunia.

Benteng Keraton Buton memiliki 12 pintu gerbang yang disebut lawa dan 16 emplasemen meriam atau baluara. Benteng ini sempat menjadi tempat pertahanan terbaik di zamannya karena letaknya pada puncak bukit yang cukup tinggi ditambah lereng yang terial.

3. Istana Sultan Buton

Istana Sultan Buton atau yang dikenal Istana Malige ini telah dibangun sejak tahun 1929. Istana Malige merupakan tempat tinggal bagi Sultan Buton ke-37, yaitu Sultan Muhammad Hamidi Kaimuddin. Lokasinya sendiri terletak di Kecamatan Wolio, Kota Bau-Bau.

Istana Buton memiliki struktur bangunan seperti rumah warga setempat karena berasal dari satu kontruksi yang sama, yakni banuwa tada.

Di mana jika rumah dengan konstruksi yang sama sudah dialih fungsikan menjadi rumah pejabat, akan ada penambahan tiang penyangga sebagai kambero atau kipas. Rumah tadi pun akan berubah nama pula, yakni menjadi banua tada kambero atau Istana Kamali.

Baca Juga: Juara 1 Bukan Batam, Medan, Palembang! Inilah Daftar 25 Daerah Terkaya di Sumatera: Nomor 1 Gak Nyangka

4. Goa Liang Kobori

Goa Liang Kobori menjadi salah satu situs purbakala yang dilindungi dan dilestarikan oleh pemerintah. Gua ini juga menjadi tempat pariwisata sekaligus tempat penelitian purbakala, lho.

Goa Liong Kobori terletak di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Tempat ini juga menjadi salah satu gua alam yang terkenal akan ornamen-ornamen berupa lukisan pada dinding gua yang digambar oleh manusia purba zaman dulu.

Gua ini terletak 10 km dari pusat Kota Raha. Untuk menuju lokasi, pengunjung dapat menggunakan kendaraan umum atau pribadi selama 1 jam perjalanan.

Namun, untuk mencapai bibir gua, pengunjung perlu memasuki lorong sejauh 2-3 km dengan akses jalan yang kurang memadai. Meski begitu, lelahmu akan terbayarkan dengan keindahan alam sepanjang jalan masuk.

5. Tugu Religi Sulawesi Tenggara

Tugu Religi Sulawesi Tenggara atau sering disebut sebagai Tugu MTQ ini sudah menjadi salah satu ikon khas di Kota Kendari. Tugu MTQ ini memiliki ketinggian sekitar 99 meter yang berlokasi di Mandonga, Kota Kendari.

Selain untuk menikmati keindahan Tugu MTQ, banyak warga Kendari yang melakukan olahraga atau joging mengelilingi Tugu MTQ.

Tak hanya itu, di sekitar Tugu MTQ ini juga banyak pedagang kaki lima hingga kafe yang menjual beragam makanan, lho.

Itulah dia rangkuman dari Portal Sulut tentang beberapa tempat paling bersejarah di Sulawesi Tenggara, Kendari dan sekitarnya. Cocok untuk menjadi tempat wisata edukasi.*

Editor: Harry Tri Atmojo

Tags

Terkini

Terpopuler