Prabowo Ikhlas Tak Diusung Jadi Capres 2024, Mengapa?

1 Juni 2022, 20:18 WIB
Ketua Umum Gerindra yang juga Menhan RI, Prabowo Subianto berpelukan bersama ketua umum Partai Nasdem Surya Paloh/ FB Nasdem /

PORTAL SULUT – Kerap disebut sebagai calon presiden (Capres) paling kuat di tahun 2024, Prabowo Subianto malah ikhlas jika tak diusung.

Prabowo yang saat ini tercatat sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, banyak disebut sebagai pengganti Joko Widodo pada 2024 mendatang.

Pengalaman sebagai penantang Jokowi pada 2019 lalu, diyakini sebagai modal kuat meraih dukungan rakyat Indonesia.

Baca Juga: Pemerintah, DPR, KPU Sepakat Pemilu Dilaksanakan 14 Februari 2024, Pengamat: Tegaskan Jokowi Tolak Penundaan

Selain itu, Gerindra saat ini salah satu partai yang masuk tiga besar.

Peluang untuk mengusung Capres pada 2024 sangat besar.

Namun, Prabowo yang juga sebagai Menteri Pertahanan ini, memberikan keterangan mengejutkan.

Ia ikhlas jika tak diusung pada 2024 mendatang.

Hal itu diungkap Prabowo usai menggelar pertemuan tertutup dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Nasdem Tower, Rabu, 1 Juni 2022.

Baca Juga: Apakah CPNS Dapat Gaji ke-13? Ini Jadwal Pencairan

“Iya enggak harus Prabowo, siapa saja," katanya dikutip dari artikel yang sudah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul “Namanya Banyak Disebut Bakal Gantikan Posisi Jokowi, Prabowo Justru Rela Tak Diusung Jadi Presiden di 2024

Prabowo mengatakan, ada berbagai kriteria yang bisa memimpin republik ini seperti sehat secara jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan berfikir yang baik.

Namun yang paling penting adalah bersungguh-sungguh setia kepada Pancasila, dan UUD45.

"Tidak sebagai mantra, tapi seutuhnya. Saya kira itu kriteria yang paling penting, dan kalau bisa yang berpengalaman," katanya.

Baca Juga: Kabar Gembira! PPPK Guru 2022 Tanpa Tes, Ini Syaratnya

Lebih jauh Prabowo menyatakan, bahwa setiap warga negara yang merasa memiliki kemampuan baik secara fisik, intelektualitas, serta finansial ekonomi, sudah seharusnya menawarkan diri sebagai pemimpin.

Hal itu kata dia, harus menjadi kebudayaan sehingga melahirkan pemimpin baru untuk negara.

"Kita mau ingin nanti anak-anak muda yang tadi itu harus berani menawarkan diri untuk mengabdi kepada negara dan bangsa," ucapnya. (Muhammad Rizky Pradila/Pikiran Rakyat)

Editor: Rensa Bambuena

Sumber: Pikiran-Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler